Ada Gejala Keretakan Rumah Tangga dan Potensi Selingkuh di Balik Pamer Kemesraan di Media Sosial, Yakin Sudah Bahagia?

By Tentry Yudvi Dian Utami, Sabtu, 26 Januari 2019 | 06:00 WIB
Cropped portrait of an affectionate young couple taking selfies while sitting on a mountain peak (pixdeluxe)

NOVA.id - Adalah sebuah hal yang sah-sah saja bila kita senang mengumbar kemesraan di media sosial.

Namun apapun motivasi kita dalam mengumbar kemesraan di media sosial tersebut, ketahuilah, konon pasangan yang sering mengunggah momentum atau curhatan soal pasangan ini justru sebetulnya jauh dari hubungan yang bahagia, lho!

Kok bisa?

Baca Juga : Kerap Tampil Cetar, Ternyata Begini Penampilan Nia Ramadhani saat di Rumah, Cuma Pakai Daster!

Menurut Anindita Citra, M. Psi, Psikolog dari Klinik LightHOUSE Indonesia, orang yang keseringan mengunggah momentum bersama pasangan justru sedang mengalami ketidakamanan dalam hubungan.

Akan tetapi, dengan sering mengumbar kemesraan di media sosial, kita sebetulnya sedang membuka celah kepada orang untuk ikut campur ke dalam urusan hubungan kita.

Berangkat dari fakta ini, tampaknya kita sekarang harus lebih bijak lagi, deh, bila ingin mengumbar kemesraan di media sosial.

Baca Juga : Miris! Karena Riasannya Dianggap Memalukan, Seorang Suami di Pekalongan Tega Aniaya Sang Istri Pakai Helm dan Kunci hingga Berdarah

Dan tanyakan pula ke diri kita, apakah kita memang sedang merasa tidak aman dalam hubungan?

Lebih lengkapnya, yuk simak ulasan berikut!

1. Sebelum keseringan mengumbar kemesraan di media sosial, coba kita perhatikan karakteristik teman atau followers yang ada di media sosial kita.

Apakah langkah mengumbar kemesraan ini akan menjadi bijak bila kita punya keponakan yang masih remaja di media sosial kita?

Baca Juga : Sambut Hari Gizi Nasional, Santap 5 Jenis Makanan yang Bikin Makin Pintar Ini yuk!

2. Pahami bahwa tidak semua teman kita di media sosial kita benar-benar teman yang peduli dengan masalah kita!

Membeberkan terlalu banyak hal pribadi justru bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri.

Tanpa sadar, kita bisa saja malah turut mengundang bahaya.

Misalnya kita sedang “ribut” dengan pasangan dan curhat di media sosial. Hal ini berpotensi memicu terjadinya perselingkuhan.

Batasi curhatan, usahakan hanya seputar hal-hal yang umum saja.

Lebih baik mencari pertolongan ke tenaga profesional, seperti konselor pernikahan/ahli agama yang sudah jelas kenetralan dan kredibilitasnya.

Baca Juga : Tabloid NOVA Terbaru: Ada Sejuta Rasa dan Makna di Balik Layar Keluarga Cemara

3. Silakan refleksikan kembali hubungan dengan pasangan, apakah yang kita tampilkan di media sosial memang sesuai dengan kenyataan atau hanya pencitraan semata?

Semakin jauh jarak antara apa yang kita tampilkan dengan kenyataan, maka semakin buruk juga kualitas hubungan kita.

Jangan-jangan, benar kata psikolog tadi, bahwa kemesraan yang kita umbar hanyalah upaya untuk menutupi masalah yang sebenarnya terjadi di dalam hubungan.

Baca Juga : Berita Terpopuler: Cerai-Rujuk Pasangan Gusti Randa-Nia Paramita Hingga Nia Ramadhani Kena Protes karena Pamer Foto dengan Iqbaal Ramadhan

Jika diteruskan, bukan tidak mungkin akan berujung pada perpisahan.

Ketimbang mengunggah “relationship goals” post, lebih baik kita kembali ke tujuan awal pernikahan.

Yakni untuk saling menemani, menjaga, melengkapi, dan membahagiakan.

Setuju? (*)