Ingat Titi Wati? Ayo Waspada, Obesitas Juga Bisa Serang Anak-Anak!

By Tentry Yudvi Dian Utami, Jumat, 8 Februari 2019 | 07:30 WIB
Rendahnya Konsumsi Buah dan Sayur Sebabkan Obesitas, Atur Pola Makan Yuk! (8/2) (belchonock)

NOVA.id - Fenomena Titi Wati yang memiliki bobot badan ratusan kilogram tentu perlu membuat kita waspada.

Pasalnya obesitas memang tidaklah baik untuk kesehatan kita, karena bisa menimbulkan berbagai penyakit di masa depan!

Obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam tubuh. Jika dibiarkan, tentu lama-kelamaan akan memengaruhi kesehatan penderitanya. 

Baca Juga : Kunjungi Rumah Mulan Jameela, Prabowo Subianto Sebut akan Lakukan 1 Hal Ini untuk Ahmad Dhani

Gara-gara obesitas, ada kemungkinan munculnya penyakit tidak menular pada diri penderita. 

“Konsen terbesar penderita obesitas adalah yang di usia dewasa, karena arahnya kan ke penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes.

Jadi ini yang harus secara luas diperbaiki,” ujar dr. Kirana Pritasari, MQIH., Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sebenarnya, obesitas bisa terjadi di semua kelompok umur.

Tak hanya dewasa, bisa dari balita dan juga remaja.

Baca Juga : Dekat Sebelum Resmi Cerai, Anggia Chan Tak Masalah Jika Dinikahi Vicky Prasetyo

Sehingga, masalah kesehatan ini tak boleh luput dari perhatian. 

Karena artinya ada sesuatu yang kurang benar saat keluarga memperkenalkan pola makan sejak dini. 

Sehingga, kalau kita melihat buah hati kita begitu menggemaskan karena mukanya yang lucu dan badannya yang gemuk, ada baiknya kita segera melakukan pengecekan berat badannya. 

Baca Juga : Perempuan Memilih 2019: Ini Alasan Golput Bukan Pilihan Bijak!

Apakah sesuai dengan usia dan tinggi badannya atau tidak. 

Kalau tidak sesuai, pastikan kita sebagai orang tua mulai melakukan perubahan pola hidup.

Bagaimana caranya?

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kondisi obesitas ini adalah pola makan yang tidak sehat. 

Baca Juga : EKSKLUSIF NOVA: Sukses dan Awet Muda, Ternyata Ira Koesno Tak Punya Teman Dekat!

Faktanya, masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih banyak memakan makanan cepat saji dibandingkan dengan makan buah dan sayur. 

Ya, memang konsumsi pangan hewani, sayur, serta buah di Indonesia masih rendah. Bahkan, data riskesdas 2018 menunjukkan adanya peningkatan proporsi penduduk yang kurang konsumsi sayur dan buah dari 93,5% menjadi 95,5%. 

Jika ingin jauh dari apa yang namanya obesitas, maka sudah pasti kita harus melakukan perubahan terhadap pola makan kita.

Baca Juga : Ibu Cerewet Ternyata Jadi Penyebab Anak Telat Bicara, Waspada!

Lupakan makanan cepat saji, kemudian penuhi diri dan keluarga dengan asupan gizi seimbang.

“Mulai dari remaja sudah harus mulai belajar membatasi, misalnya karbohidrat atau gula. Mereka senang banget minum soft drink

Misalnya sarapan minumnya ini, siang makannya gula lagi. Tidak sehat. 

Baca Juga : Foto Telur yang Kalahkan Likes Instagram Kylie Jenner Ternyata untuk Kampanye Kesehatan Mental

Nah, itu juga harus diperkenalkan risikonya. Sekarang sih anaknya bisa santai, tapi nanti setelah dewasa, setelah mereka jadi orang tua risiko obesitasnya bisa sangat tinggi,” ujar dr. Kirana.

Batasilah jajanan akan camilan yang banyak mengandung gula, garam, dan lemak berlebih yang pastinya akan berdampak buruk bagi kesehatan. 

Yang harus kita lakukan adalah tingkatkan konsumsi buah dan sayur serta mulai sisipkan menu ikan.

Baca Juga : EKSKLUSIF NOVA: Sukses dan Awet Muda, Ternyata Ira Koesno Tak Punya Teman Dekat!

“Harus belajar kalau makan 1 porsi misalnya snack 1 kantong itu berapa kalorinya berapa, garamnya berapa, lemaknya berapa, gulanya berapa, harus sudah sadar,” saran dr. Kirana.

Yuk, Sahabat NOVA, sama-sama kita jauhi risiko obesitas dan penyakit mengerikan lainnya. (*)

MARIA ERMILINDA HAYON