Tanya Jawab Psikologi NOVA: Melepaskan Cinta Palsu dalam Bayang-bayang Calon Mertua

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Rabu, 3 April 2019 | 19:30 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Melepaskan Cinta Palsu dalam Bayang-bayang Calon Mertua (Pixabay/Takmeomeo)

Saya pantang menyerah dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi agar diangga sepadan, saya akhirnya diterima di sebuah bank swasta, namun pacar saya justru seperti tak niat menikah, dia tidak bisa mengambil keputusan dan meminta saya menunggu, bahkan pacar saya juga mengancam akan bunuh diri kalau saya putuskan.

Di saat saya terpuruk, datanglah seorang laki-laki dalam hidup saya, dia sahabat lama dan juga teman pacar saya dengan tiba-tiba laki-laki menyatakan cinta dan menanyakan apakah saya mau menikah dengan dia, saya kaget dan menolak, tetapi dia terus bersikap baik pada saya, dan Ibunya pun baik pada saya.

Singkat kata, akhirnya bulan ini pacar saya bilang bahwa ibunya sudah merestui hubungan kami tetapi saya justru mendengar, ibu pacar saya itu tidak suka kalau nanti saya meminta seserahan macam-macam, mendengar itu saya langsung menangis, merasa tidak dihargai.

Apa saya yang terlalu baper, Bu? Padahal mimpi saya awalnya membangun keluarga dengan pacar saya itu, saya benci sekali pada mereka yang menghancurkan mimpi dan harapan saya. 

Apa saya harus melanjutkan semua ini? Apa sanggup saya menjalani pernikahan dengan dia, Bu? Apa yang harus saya lakukan? Saya mohon masukannya, Bu.

Baca Juga : Hikmah Terciduk Prostitusi Online Vanessa Angel Kini Salat 5 Waktu, Belajar Ngaji, hingga Berhijab

Terima kasih.Renatta - Somewhere

Ananda Renatta Yth.,

Hubungan yang Anda jalani bertahun-tahun tampaknya membuat Anda jadi seakan terbiasa dan akhirnya lalu menerima ini juga sebagai sebuah kelaziman, bahwa berlama-lama tanpa sebuah kepastian, memang oke saja untuk dijalani.

Secara logika Anda sebenarnya sudah sangat paham bahwa Anda sedang menjalin hubungan dekat dengan laki-laki yang tak mampu membuat komitme, karena pengaruh ibunda yang sangat kuat.

Sang ibu sebenarnya menikmati ketergantungan anaknya sehingga tak kunjung pula mendorong anaknya agar bisa “menyapih diri” dan membangun ikatan cinta kasih antar dua manusia dewasa, dengan ciri utamanya, ia akan terus berada di tengah, antara anaknya dan calon istrinya, dengan segala cara dan alasan, tidak dibiarkannya anaknya punya keteguhan hati untuk membuat keputusan menikah dengan pasangannya.

Cara paling mudah, tentunya dengan membuat si calon menantu merasa bahwa dirinya tidak cukup baik untuk calon suaminya yang berhasil buat Anda kecewa, sedih, dan marah karena terasa benar beliau itu merendahkan, dan membuat Anda seakan rendah dan harus merasa tak pantas berdampingan dengan anaknya.

Baca Juga : Mantan Istri Tommy Soeharto Ulang Tahun ke-44, sang Pacar Beri Kata-Kata Menyentuh Hati!