Tanya Jawab Psikologi NOVA: Melepaskan Cinta Palsu dalam Bayang-bayang Calon Mertua

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Rabu, 3 April 2019 | 19:30 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Melepaskan Cinta Palsu dalam Bayang-bayang Calon Mertua (Pixabay/Takmeomeo)

NOVA.id - Masalah percintaan kerap membuat dilema para perempuan.

Apalagi bila sudah dihadapkan dengan keputusan menikah atau meninggalkan pacar yang tak kunjung serius dan terus menyakiti.

Simak Tanya Jawab Psikologi NOVA bersama Psikolog Dra. Rieny Hassan edisi 13-19 Maret 2017 yang satu ini yuk, Sahabat NOVA!

Ibu Rieny yang baik, saat ini umur saya 28 tahun.

Masalah saya ini sangat mengganggu, saya susah tidur, gampang lemas, sering sakit ini itu, kepala yang sering sakit, bahkan hampir 4 bulan saya tidak datang bulan, dan dokter memberi saya obat anti cemas.

Baca Juga : Syahrini Zaman Jahiliyah: Menginap di Rumah Pria hingga Heboh Tangan Daniel Mananta di Dadanya

Dari kecil saya sudah belajar bekerja bahkan dari saya kelas 3 SD karena orang tua termasuk keluarga kurang mampu dan saya selalu juara di sekolah.

Sampai akhirnya saat saya masuk SMP, bapak meninggalkan saya dan ibu, awalnya ibu saya terus berusaha mencari berita tentang Bapak meski hasilnya nihil, sampai akhirnya Ibu pasrah dan terus berjuang menghidupi anak-anaknya.

Setelah lulus SMA, tiba-tiba Bapak pulang ke rumah dan Ibu menerima Bapak, Ibu menasihati, saya dan adik-adik harus menerima Bapak.

Di akhir masa kuliah, saya bertemu dengan laki laki yang akhirnya menjadi kekasih saya, delapan tahun kami pacaran, saling berjanji setelah mendapat pekerjaan yang lebih baik, kami akan menikah.

Dia diterima bekerja di salah satu bank BUMN, sementara saya masih bekerja di sebuah hotel kecil di kota kami, jalan kami menikah semakin terbuka, namun, ternyata sikap keluarga pacar langsung berubah, Ibunya tak setuju dengan hubungan kami dan saudara pacar saya menyuruh pacar saya untuk mencari pasangan lain yang lebih sepadan alias anak orang kaya.

Baca Juga : Sebulan Jadi Menantu Konglomerat, Syahrini Pamer Mantel Bulu Hewan Mirip Tikus yang Berharga Miliaran!

Saya pantang menyerah dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi agar diangga sepadan, saya akhirnya diterima di sebuah bank swasta, namun pacar saya justru seperti tak niat menikah, dia tidak bisa mengambil keputusan dan meminta saya menunggu, bahkan pacar saya juga mengancam akan bunuh diri kalau saya putuskan.

Di saat saya terpuruk, datanglah seorang laki-laki dalam hidup saya, dia sahabat lama dan juga teman pacar saya dengan tiba-tiba laki-laki menyatakan cinta dan menanyakan apakah saya mau menikah dengan dia, saya kaget dan menolak, tetapi dia terus bersikap baik pada saya, dan Ibunya pun baik pada saya.

Singkat kata, akhirnya bulan ini pacar saya bilang bahwa ibunya sudah merestui hubungan kami tetapi saya justru mendengar, ibu pacar saya itu tidak suka kalau nanti saya meminta seserahan macam-macam, mendengar itu saya langsung menangis, merasa tidak dihargai.

Apa saya yang terlalu baper, Bu? Padahal mimpi saya awalnya membangun keluarga dengan pacar saya itu, saya benci sekali pada mereka yang menghancurkan mimpi dan harapan saya. 

Apa saya harus melanjutkan semua ini? Apa sanggup saya menjalani pernikahan dengan dia, Bu? Apa yang harus saya lakukan? Saya mohon masukannya, Bu.

Baca Juga : Hikmah Terciduk Prostitusi Online Vanessa Angel Kini Salat 5 Waktu, Belajar Ngaji, hingga Berhijab

Terima kasih.Renatta - Somewhere

Ananda Renatta Yth.,

Hubungan yang Anda jalani bertahun-tahun tampaknya membuat Anda jadi seakan terbiasa dan akhirnya lalu menerima ini juga sebagai sebuah kelaziman, bahwa berlama-lama tanpa sebuah kepastian, memang oke saja untuk dijalani.

Secara logika Anda sebenarnya sudah sangat paham bahwa Anda sedang menjalin hubungan dekat dengan laki-laki yang tak mampu membuat komitme, karena pengaruh ibunda yang sangat kuat.

Sang ibu sebenarnya menikmati ketergantungan anaknya sehingga tak kunjung pula mendorong anaknya agar bisa “menyapih diri” dan membangun ikatan cinta kasih antar dua manusia dewasa, dengan ciri utamanya, ia akan terus berada di tengah, antara anaknya dan calon istrinya, dengan segala cara dan alasan, tidak dibiarkannya anaknya punya keteguhan hati untuk membuat keputusan menikah dengan pasangannya.

Cara paling mudah, tentunya dengan membuat si calon menantu merasa bahwa dirinya tidak cukup baik untuk calon suaminya yang berhasil buat Anda kecewa, sedih, dan marah karena terasa benar beliau itu merendahkan, dan membuat Anda seakan rendah dan harus merasa tak pantas berdampingan dengan anaknya.

Baca Juga : Mantan Istri Tommy Soeharto Ulang Tahun ke-44, sang Pacar Beri Kata-Kata Menyentuh Hati!

 

 

Sayangku, orang yang benar-benar berniat bunuh diri, tak akan membuat pengumuman tentang niatnya, Insya Allah, dia tidak bunuh diri, maka sebelum Anda kelak menyesal seumur hidup, ibu sang pacar bisa mengatakan, “Sebelum menutup mata, Ibu ingin kamu bahagia. Ibu paling tahu perempuan terbaik buat kamu. Berpisah sajalah baik-baik dengan pacar Anda.”

Jadi, sebaiknya jeda sejenak dan jangan meningkatkan intensitas hubungan dengan sahabat Anda, karena benar kata Anda, di waktu belakangan ini Anda sudah memulai mencabangkan hati untuk lelaki lain dan itu tidak pantas sebenarnya untuk dilakukan, bukan?

Setelah Anda benar-benar bisa melepaskan diri dari bayang-bayang kekasih Anda, boleh Anda mulai berhubungan dengan siapa pun yang tampaknya punya niat baik pada Anda.

Tanpa pemutusan hubungan radikal seperti ini, percaya, deh, Anda akan tetap terseret hanyut dalam pusaran cinta palsunya kekasih Anda karena sebenarnya dia hanya cinta dirinya sendiri. Salam sayang. (*)