Tanya Jawab Psikologi NOVA: Suami Kasar Kepadaku dan Anak-anakku

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Jumat, 5 April 2019 | 06:30 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Suami Kasar Kepadaku dan Anak-anakku (SolStock)

Beberapa waktu lalu, ketika saya baru bangun tidur, saya tiba-tiba diusir, saya dan dua anak saya akhirnya menurut dan menumpang di rumah tetangga, dua jam kemudian tiba-tiba dia keluar rumah dan mengacungkan pisau serta berteriak akan membunuh tetangga yang saya tumpangi jika saya dan anak-anak tidak juga pulang.

Kejadian itu menjadi tontonan satu blok di kompleks rumah, akhirnya saya pulang dan orang-orang di sana mulai bertanya-tanya kepada saya. Karena perlakuannya yang buruk dan intensitas main tangannya yang lumayan sering, akhirnya saya kabur ke rumah kakak saya, dari situlah keluarga saya mengetahui keadaan saya.

Sempat saya dijemput pulang tapi lagi-lagi terulang kembali, yang saya tak habis pikir, dua hari setelah saya balik, anak saya yang pertama hampir ditabrak ketika sedang menutup gerbang rumah, makin bulatlah tekad saya untuk bercerai, keluarga saya juga mendukung karena tidakmau saya dan anak sakit karena perlakuan tangan suami saya, namun, suami tidak ingin bercerai. Sampai saat ini belum juga reda walaupun tekad saya untuk bercerai tetap ada.

Bagaimana menurut Bu Rieny, apakah saya harus berpisah atau tidak? Mengingat ada dua anak di perkawinan ini, pernah sekali waktu keluarga saya ke rumah dan ingin bertemu suami, namun dia malah keluar rumah dan baru kembali setelah keluarga saya pulang, seperti menghindar dari permasalahan yang ada, bagaimana jalan keluarnya, ya, Bu Rieny? Semoga Ibu bisa membantu memberikan saran untuk masalah saya ini.

Terima Kasih.Dona – Somewhere

Baca Juga : Zumi Zola Dibui 6 Tahun, Sang Istri Jualan Hijab hingga Kue Kering Demi Sambung Hidup

Dear Dona,

Berbicara tentang gambaran perilaku suami, tampaknya ada kecenderungan suami Anda berada dalam stres berkepanjangan, besar kemungkinan sudah menjurus kepada munculnya masalah pengendalian emosi, kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, ditambah kepribadian yang bisa saja sejak awal sudah menunjukkan agresivitas tinggi.

Saya selalu berusaha untuk tidak memberi label pada seseorang, apalagi kalau hanya ada sedikit data, tanpa melihat sendiri orangnya, dan tidak bicara dengan orang yang bersangkutan, tetapi, kalau sudah membawa benda tajam, lalu dalam keadaan marah bisa mencoba menabrak anaknya sendiri, ini sudah masuk ke dalam katagori membahayakan keselamatan jiwa orang-orang di dekatnya, tanggapi dengan serius, Bu.

Apakah keluarganya sudah tahu? Selidiki kemungkinan sudah adanya gejala sejak masakecil dan remaja, barangkali sudah terlihat, memang, untuk informasi tersebut akan sukar kita dapatkan dari orangtua atau saudara kandung, mereka cenderung akan menutupi, padahal, kalau gejala sudah ditangani sejak awal secara profesional, banyak, kok, yang kemudian hidupnya menjadi berkualitas.

Barangkali ada paman atau bibinya yang mau berbagi dengan Anda, biasanya, kalau kualitas penyesuaian diri dengan lingkungan sudah makin buruk, barulah keluarga mau mengakuibahwa ada masala, akan tetapi gejala sudah berat, usahakan untuk punya latar belakanginformasi yang memadai, ya, untuk apa?

Kalau suatu saat Anda membawanya kepsikiater, anamnesa (wawancara dokter dengan pasien, red.) yang lengkap pada rentang kehidupan sejak anak-anak hingga sekarang akan sangat membantu psikiater menegakkan diagnosis dan melakukan terapinya.

Baca Juga : Sering Beli Panci via Online, Ini Reaksi Reino Barack Cicipi Masakan Pertama Syahrini