Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Resah Anakku Lebih Dekat Dengan Mantan Suamiku

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Jumat, 12 April 2019 | 20:30 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Resah Anakku Lebih Dekat Dengan Mantan Suamiku (Pixabay.com/Pexels)

 

Kalau Anda mampu menghadirkan suasana hati yang tidak fokus ke masa lalu plus sang mantan, coba, deh, Anda lebih banyak tersenyum, mengeluarkan kata-kata positif, tidak mengecam, menuduh, menyalahkan sehingga kesannya selalu mencari kesalahan orang di sekitar Anda, ketika anda bisa merubah suasana hati menjadi lebih positif, saya yakin, Anda akan punya kebutuhan untuk membuat diri Anda dekat dengan keduanya.

Bagus sekali kalau si sulung bisa mengkespresikan perasaannya bahwa sang mama lebih sayang adik daripada dirinya, mengapa ini tak ditindak lanjuti dengan pembuktian dan bukan penyangkalan?

Ketika bu Anita mengatakan, “Ah, mama sayangnya sama, kok, cuma kakak saja yang selalu bikin kesal,” ini bisa diinterpretasikan sebagai ketidakmauan Anda untuk memahami perasaan anak, padahal, itulah saatnya Anda melakukan dan mengatakan sesuatu yang bermakna, Anda paham dan Anda ingin mendengar lebih lanjut darinya, Anda bisa bertanya kembali kepada si sulung, “Mama harus bagaimana supaya kakak tidak merasa begitu lagi?”

Baca Juga : Tangisnya Pecah, Terduga Pelaku Kasus Penganiayaan Audrey Mohon Tak Lagi Difitnah Namanya

Jadi, tata kembali kondisi perasaan Anda, jangan-jangan luka lama itu belum sempat sembuh, sehingga, selama bertahun-tahun Anda justru membagikan kegetiran dan kepahitan serta rasa marah ke mantan, pada anak-anak, bahkan ke ibu dan adik Anda. Bisa, ya, Bu.

Menurut saya, setelah Anda bisa merubah siuasi hati dan perasaan, baru Anda akan mampu melihat masalah anak Anda yang sebenarnya dan bagaimana pula Anda mencari solusi efektifnya, dari pengalaman, kedekatan hubunan ibu dengan anak, akan sangat membantu penyelesaian masalah anak, bukankah anak yang tertekan tak akan bisa fokus belajar?

Bila anda mau bantuan profesional, cari psikolog anak yang bisa membantu, utamanya dalam memperkenalkan cara belajar yang efektif pada anak Anda, sembari, Anda juga tetap menjalin hubungan yang lebih mesra dan terbuka dengan anak-anak Anda, jangan lelah, ya, Bu, apalagi merasa putus asa sebelum mencoba, bukankah Anda sudah lama bisa membuktikan bahwa Anda adalah perempuan perkasa? Bisa survive tanpa suami dan mampu membesarkan dua anak sendirian, ayo bu Anita, sembuhkan luka hati, lembutkan hati saat berinteraksi dengan si sulung, begitu pula dengan adiknya.

Ingat juga, ya, mereka sudah beranjak dari masa kanak-kanak mereka dan memasuki masa dewasa pasti ada gejolaknya, sabar, tangguh, dan tetap cerdas, ya. Salam sayang. (*)