Tanya Jawab Psikologi NOVA: Antara, Aku, Istriku, dan Mertuaku

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Selasa, 23 April 2019 | 20:45 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Antara, Aku, Istriku, dan Mertuaku (TatyanaGI)

Beberapa bulan yang lalu, istri saya menangis dengan masalah yang sama dan dia pun minta hari itu juga pulang ke rumahnya di K, keinginannya saya turuti, tetapi saya langsung pulang ke Jogja karena tanggung jawab pekerjaan kantor, dulu sebelum nikah, mertua saya menuntut saya untuk tinggal di rumah istri saya dan bekerja di K karena memang ada lowongan dengan gaji lumayan besar, tapi yang jadi kendala besar adalah ibu kandung saya belum ikhlas meninggalkan Jogja, mungkin karena saya anak bungsu, di lain pihak, kakak kandung mengintervensi dan mendesak saya untuk membawa pulang istri ke jogja, di benak kakak saya, mungkin, saya ini tidak tegas orangngnya.

Sebenarnya, jujur saja saya ingin mencoba hal baru untuk bertualang di K, tempat tinggal istri saya, meskipun saya pesimis dengan usia saya yang sudah 30 tahun ini, apa bisa memulai kerja baru? Saya ingin mencoba berwirausaha di K, tapi masih bimbang karena kepikiran ibu kandung saya yang sudah sepuh, di sisi lain, saya agak khawatir jika harus terus-menerus berpisah dengan anak-anak, saya khawatir dengan perkembangan mereka, saya ingin selalu bisa mengontrol dan mendidik dengan maksimal.

Saya sudah mencoba untuk merayu istri saya kembali ke Jogja, dia belum mau karena masih trauma dan tidak ingin terulang kembali konflik dengan ibu, terakhir saya mencoba kembali membujuk istri agar mau kembali ke Jogja, dia sempat bilang mau, tapi dengan catatan tidak tinggal di rumah saya, dia maunya mengontrak tapi saya belum menyetujui hal tersebut, saya rindu sekali untuk bisa berkumpul kembali dengan istri dan anak-anak saya, saya ingin merajut kembali keluarga yang rukun, damai, dan sakinah tentunya.

Saya mohon saran dan masukan bu Rieny, Apa yang harus saya lakukan dan putuskan? Apakah tetap di Jogja atau ke K? Tolong koreksi sikap saya, Bu, agar saya lebih baik lagi dalam membina rumah tangga. Terima kasih, Bu.MU-Jogja

Baca Juga : Menyayat Hati, Petugas KPPS Ini Alami Keguguran Usai Kelelahan Jaga TPS 2 Hari Nonstop!

Jawab:

Mas MU yang baik,

Tentu saja, saya tak bisa memilihkan untuk Anda, ke Jogja atau ke K, karena ini adalah hidup Anda, dari awal pembahasan ini, saya mau ingatkan Anda bahwa seorang ibu tidak kita pilih untuk melahirkan kita, maka kita wajib mencintainya tanpa syarat. Membahagiakan beliau adalah sebuah keharusan, akan tetapi, istri adalah orang yang Anda pilih untuk menjadi pendamping Anda, ibu dari anak-anak yang Anda cintai, karenanya menjadi tugas dan tanggung jawab Anda untuk membuat mereka merasa nyaman, aman, bahagia, dan istri tak menyesal telah mengiyakan Anda sebagai suaminya.

Ketika Anda mau bersikeras mempertahankan mimpi indah untuk bisa mengumpulkan orang-orang yang Anda cintai di bawah satu atap, pada hemat saya Anda memperkecil kemungkinan munculnya solusi positif untuk mengatasi masalah ini, lebih penting lagi, Anda jadi seakan mencederai kepercayaan istri bahwa Anda memang serius ingin membahagiakan keluarga, bukankah setelah menikah, unit terkecil dari apa yang disebut keluarga inti untuk mas MU adalah istri dan anak-anak? Setelah itu, ada ibunda dan kakak-kakak yang merupakan bagian dari keluarga besar Anda.

Beberapa hal perlu Anda perbaiki dalam proses memecahkan masalah ini, yang pertama, di hati kita selalu ada tempat khusus untuk cinta ke ibu dan ayah kandung, ketika tiba saatnya menikah, maka adapula cinta untuk istri, dan kemudian anak-anak, akan tetapi ekspresi cintanya tentu berbeda, bukan? Maka hilangkanlah perasaan tidak nyaman ketika Anda seakan diharuskan memilih, dekat ke ibu atau berkumpul dengan keluarga.

Baca Juga : Dilarang Anak Nikah Lagi, Ririn Ekawati Kini Dekat dengan Dimas Back, Sifat Ini yang Buatnya Jatuh Hati!