NOVA.id - Kopi tak hanya pelepas kantuk, tapi juga jadi ajang pamer masyarakat urban dengan mengunggahnya di media sosial.
Apalagi kalau minum kopinya di kedai kekinian.
Tak heran jika kedai kopi makin menjamur, terutama di kota besar.
Baca Juga : 5 Busana Unik di Met Gala 2019, Katy Perry Pakai Gaun Dikelilingi Lilin
Tapi di kedai Kopi Tuli, kopi yang kita nikmati juga berfungsi sebagai penyambung lidah antara “si dengar” dan “si Tuli” saat berinteraksi.
“Tujuan awalnya memang menjembatani komunikasi dengan bahasa isyarat,” kata Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso, salah satu Co-Founder Kopi Tuli kepada NOVA sambil menggunakan bahasa isyarat dan pengucapan yang cukup jelas.
Sesuai namanya, Kopi Tuli memang bertujuan memberdayakan teman Tuli.
Baca Juga : Ramai-Ramai Diet Kantong Plastik demi Menjaga Lingkungan dan Bumi
Mulai yang melayani sampai yang menyajikan pesanan untuk pembeli di kedai.
“Kita memang ingin memberdayakan teman-teman disabilitas, khususnya teman Tuli, dan membuktikan pada masyarakat bahwa penyandang disabilitas bisa berkarya,” tambah Putri.
Putri juga mengingatkan bahwa penyandang disabilitas ini tak mau disebut tunarungu, melainkan “teman Tuli”, dengan huruf “T” besar pada penulisan Tuli. “Karena itu identitas mereka.”
Baca Juga : Tampilkan Fashion Terbaik, 4 Artis Ini Justru Dapat Predikat Busana Terburuk Saat Met Gala 2019
Jadilah pembeli di Koptul (demikian kedai itu biasa disebut) bukan cuma menikmati secangkir kopi, tapi juga bisa belajar dan berkomunikasi langsung dengan teman Tuli. (*)