Seorang yang kredibel saja masih banyak yang belum cakap. Ini didukung dari penelitian OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi itu, tahun 2016 menjelaskan bahwa sebanyak 70 persen penduduk Jakarta tidak paham apa yang mereka baca.
Padahal, ibukota yang menjadi sentra ekonomi Indonesia, tentu diisi oleh mereka yang rata-rata berbekal pendidikan formal cukup baik.
Baca Juga: Sebulan Sebelum Bertemu Pangeran Harry, Meghan Markle Pernah Kencan Online dengan Pria Ini
“Membaca bukan berarti bisa memahami. Itulah yang memang terjadi sekarang. Kepiawaian kita akan literasi sering dijadikan bahan untuk menimbulkan konflik, perdebatan, keresahan hingga kecemasan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.”
“Sudah kurang cakap, teknologi internet terus berkembang pesat, wajar saja jika kita masih dianggap belum siap untuk cerdas,” ungkap Dr. Dedi Permadi, Direktur Centre for Digital Society dari Universitas Gajah Mada itu.
Menurut Dr. Dedi Permadi, hampir 90 persen orang Indonesia memakai internet secara aktif, tapi pemakaiannya tidak dimanfaatkan dengan bijak dan baik.