NOVA.id - Bayi prematur terhitung lahir lebih cepat 3 minggu sebelum perkiraan hari kelahiran.
Umumnya, bayi dikatakan lahir prematur pada usia kandungan ke 37 minggu.
Bayi yang terlahir prematur biasanya memiliki ketahanan tubuh rendah karena organ tubuhnya belum berkembang sempurna.
Baca Juga: Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Terdapat bintik-bintik putih pada paru-paru dan lendir kental yang membuat paru-paru bayi tidak berkembang secara optimal.
Bayi dengan kondisi tersebut biasanya membutuhkan alat bantu pernapasan (ventilator) sebagai sarana agar tetap bernapas.
Penyakit ini juga diderita oleh Ethan Ezra, bayi yang lahir pada tanggal 13 November 2018 silam di RS Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Masih Menjanda Usai Skandal Video Panas, Begini Kehidupan Cut Tari di Bulan Ramadan
Ezra, sapaan hangat dari orang tuanya, Melissa Santiago dan Anton Izecson ini sebenarnya memiliki kembaran yang bernama Ethan Eve.
Sayangnya Eve hanya dapat bertahan hidup selama 31 jam.
Ezra lahir dengan berat badan 700 gram, sedangkan Eve lahir dengan berat badan 720 gram.
Baca Juga: Baca Isi Hati Luna Maya untuk Ariel NOAH, Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Fakta Sebenarnya
Melissa menyebutkan bahwa Ezra bukanlah anak pertama, melainkan anak dari kehamilannya yang ketiga.
"Sebenarnya ini bukan kehamilan yang pertama. Di kehamilan pertama tahun 2015, anak aku lahir pada usia 22 minggu dengan berat 490 gram, tapi itu juga bertahan hidup selama 10 jam saja.
Sekitar tahun 2017, saya hamil lagi tapi hanya sampai 5 minggu karena janin tidak berkembang. Nah yang ketiga, lahiran Eve dan Ezra ini, lahir diusia kandungan 22 minggu," ujarnya.
Baca Juga: Keuangannya Mandek, Ini Kabar Andre Taulany Usai Diistirahatkan Acara TV yang Alami Hal Tak Terduga
Menurut penuturan perempuan 30 tahun ini, kondisi rahimnya berbentuk hati sehingga membuat janin di dalam perutnya tidak dapat bertahan lama.
Pada masa kehamilan terakhirnya, Melissa sempat dilarikan 3 kali ke rumah sakit karena mengalami flek dan di usia kehamilan 22 minggu ia sudah kontaksi.
Dokter menyarankan untuk melakukan operasi ikat mulut rahim karena kondisi mulut rahim sudah lunak.
Operasi ini bertujuan agar menghambat bayi lahir.
Namun pada kenyataannya, dua hari kemudian Melissa merasakan kontraksi lagi sehingga bayi harus dikeluarkan saat itu juga.
Setelah 2 bulan di rawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Ezra tetap bertahan dan berat badannya naik menjadi 2,2 kg.
Baca Juga: Usai Keceplosan Suaminya Ada di New York, Luna Maya Ternyata Sudah Pakai Cincin di Jari Manis
Reaksi jantung Ezra sudah semakin membaik, dan sudah dapat merespons ASI dengan baik.
"Sayangnya paru-paru Ezra belum berkembang normal. Fungsi pertukaran oksigen dan karbondioksida pada tubuh Ezra belum maksimal, jadi masih butuh bantuan ventilator.
Jadi paru-paru Ezra ini seperti kemasukan air, jadi ada bintik putihnya di paru-paru," tambah Melissa.
Selama ini Ezra mendapatkan perawatan intensif untuk menghilangkan bakeri pada paru-parunya, dan akan medapatkan perawatan lanjutan agar paru-parunya berkembang normal.
Walaupun Ezra dibantu dengan alat bantu pernapasan, selama ini ia tetap mendapatkan ASI dari sang ibu.
"Ezra tetap minum ASI, kira-kira 1 cc dari oral (menyusu langsung), sisanya dari selang yang terpasang," tutur Melissa.(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Kisah Perjuangan Ezra, Bayi Prematur Pengidap Bronchopulmonary Dysplasia