Data ini diteliti dari 545 orang dewasa, sebuah tim di University of Columbia-Missouri mengidentifikasi hubungan antara hubungan putus nyambung, tingkat kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi.
Para peneliti menyimpulkan bahwa akumulasi transisi hubungan dapat menciptakan kekacauan tambahan bagi individu.
Dalam bahasa Inggris yang sederhana, itu berarti bahwa putus terus-menerus menyebabkan sakit hati ekstra, yang sejujurnya sudah Sahabat NOVA ketahui.
"Ingatlah bahwa mengakhiri hubungan beracun adalah ok,"
"Jika hubunganmu tidak bisa diperbaiki, jangan merasa bersalah meninggalkan kesehatan mental atau fisikmu," kata asisten profesor Kale Monk kepada Science Daily.(*)