NOVA.id - Akses pasien terhadap pengobatan inovatif masih menjadi tantangan bagi pasien yang mengandalkan belanja obat secara mandiri, walaupun bagi masyarakat konsumen di kelas menengah yang memilliki potensi mendapatkan akses terhadap pengobatan berkualitas tinggi.
Sejumlah pakar industri kesehatan meyakini bahwa peningkatan kemampuan membayar dan dukungan untuk pasien dalam mengakses obat-obatan inovatif merupakan faktor utama yang mendorong kualitas pengobatan yang efektif di Indonesia.
Baca Juga: Jadi Tersangka dan Ditahan Lagi, Kriss Hatta: Pacar Saya Diganggu
Menurut data Bank Dunia, belanja kesehatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2016 sebesar Rp 1,6 juta (USD111,55) – terendah di ASEAN – hal ini merupakan dampak dari terbatasnya akses pada obat-obatan berkualitas tinggi.
Sementara, populasi konsumen kelas menengah di Indonesia, yang tumbuh 3% pada tahun 2017, diperkirakan mencapai 85 juta orang pada 2020 dengan tingkat pertumbuhan konsumen baru yang tinggi sebesar 5 juta konsumen baru setiap tahunnya di kawasan perkotaan.
Baca Juga: Simpan Ganja di Dalam Kulkas, Jefri Nichol Kini Berstatus Tersangka dan Terancam 12 Tahun Penjara