Ali juga diminta untuk menghapal surat As-saffat, yang sama sekali belum pernah dia dengar.
“Masalahnya besok pagi mau di-take, jam 11 malam baru disuruh ngapalin. Jadi seharian banget ngapalin. Kan, bacaan-bacaannya harus benar. Biar saat kita baca (ayat) pas rukiah, pakai emosi. Jadi enak. Bukan sekadar ngapalin, tapi memang udah benar-benar di luar kepala,” tutur Ali.
Selain jadi ustaz, Ali yang berusia 32 tahun ini juga ingin mencoba karakter baru, agar sosoknya tak terpaku pada satu karakter saja.
“Mudah-mudahan aja dapat kayak komedi. Cerita-cerita ringan kaya orang slengean. Kan selama ini dapet karakter yang serius ha-ha-ha. Capek sih enggak, cuma takutnya orang malah boring,” jelas Ali tertawa. (*)