NOVA.id – Baru saja kita sempat dibuat heboh Sexy Killers, sebuah film dokumenter yang mengisahkan sisi lain penambangan batu bara di Kalimantan Timur.
Kini, film dokumenter terbaik dan memiliki dampak luas bakal segera lahir.
Semua itu melalui program Good Pitch Indonesia 2019.
Baca Juga: Keriput Ganggu Penampilan? Atasi dengan Masker Maizena Buatan Sendiri yuk!
Dikerjakan In-Docs dan Bekraf, Good Pitch Indonesia akan digelar 5 September 2019 di Jakarta.
Ada 5 film dokumenter pilihan yang akan mengikuti program mentoring dan live crowd-sourcing ini.
Jadi dalam Good Pitch Indonesia tersebut, kelima film berkesempatan mendapatkan dukungan dana, koneksi pada pembuat kebijakan, bantuan promosi, maupun bantuan bentuk lain.
Baca Juga: Yuk, Coba 3 Ide Me Time Ini agar Weekend Makin Seru
Tentu saja, untuk mencapai tahap ini, seleksi dilakukan dengan cukup ketat.
Perjalanannya mulai penyusunan strategi, menyusun kampanye, juga mengikuti lokakarya intensif untuk pengembangan cerita dan distribusi.
Kelima film tersebut adalah Pesantren, Bara, Hidup dengan Bencana, Menggapai Bintang, dan Waste On My Plate.
Baca Juga: Kantong Mata Gelap Bikin Tak Pede? Yuk Usir dengan Ramuan Alami Ini
Masing-masing film menceritakan fenomena yang terjadi di Indonesia.
Mulai kisah kehidupan pesantren yang mengajarkan perdamaian bagi santrinya, fenomena deforestasi, kehidupan pasca bencana, hingga masalah sampah plastik.
Saat ini film-film tersebut masih menjalani tahap produksi dan tahap akhir pra produksi.
Nantinya para pembuat film akan mempresentasikan hasil kerja mereka dalam live event Good Pitch Indonesia untuk mendapatkan dukungan tadi.
Baca Juga: Glenn Fredly Resmi Nikahi Pedangdut Seksi Mutia Ayu, Sang Adik: Memang Mendadak
Dukungan tentu diperlukan, karena saat ini film dokumenter masih belum dapat dikatakan memperoleh perhatian penuh dari masyarakat.
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih dinilai lebih memilih menonton film hiburan yang cenderung fiksi, ketimbang film dari kisah nyata.
Menurut Mandy Marahimin selaku Outreach Director Good Pitch Indonesia 2019, kondisi itu terjadi karena ada masalah tentang edukasi.
Baca Juga: Wajah Baru Warkop DKI Reborn, Indro Warkop: Saya Yakin Dono, Kasino Juga Bahagia
Film dokumenter yang cenderung mengedukasi ketimbang menghibur, nampaknya kurang dapat menarik perhatian.
Tak hanya itu, jalan panjang film dokumenter di Indonesia juga dihalagi rintangan tidak adanya platform distribusi yang formal. Berbeda dengan film komersial.
“Kalau kita bikin film fiksi, ibaratnya itu mudah cari sponsor atau pendukung. Karena mereka kan diputar bioskop nih, jadi uang investor bisa (mudah) kembali,” tambah Amelia Hapsari, Program Director In-Docs.
Baca Juga: Usai 4 Bulan Menikah, Akhirnya Fadel Islami dan Muzdalifah Baru Rasakan Hal Ini Bak Pengantin Baru
Saat ini, dengan adanya kerjasama internasional, film dokumenter sendiri cukup terbantu karena muncul koneksi-koneksi.
Begitu pula dengan adanya dukungan dari pemerintah, yaitu Bekraf.
Anda siap mendukung film dokumenter? Jika tertarik terlibat dalam Good Pitch Indonesia, kirim saja email ke goodpitch@in-docs.org untuk mendapatkan undangannya (*)
Sarah Harun