Ya, kita sering tak sadar dengan “luka” mental atau psikologis.
Kalau luka fisik (ibaratnya kita sakit batuk), sakitnya jelas terasa, sehingga kita dengan segera mencari pengobatan.
Tapi kalau luka mental, belum tentu kita sadar.
Baca Juga: Berulang Kali Minta Maaf pada Keluarga Korban Kecelakaan, Dul Jaelani: Saya Dapat Pelajaran Berharga
Padahal, semestinya, kalau luka fisik kita ke dokter, kalau yang luka mentalnya ya ke psikolog.
Kalau luka fisik kita tak perlu menunggu kanker dulu baru ke dokter, begitu pun luka mental, semestinya kita tak perlu menunggu ada gangguan parah baru ke psikolog.
Tapi sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa yang pergi ke psikolog itu hanyalah orang yang mengalami gangguan kejiwaan alias sakit jiwa.