Dirinya menambahkan bahwa sejak dimulainya inisiatif ini di Indonesia pada 2014, beberapa lembaga keuangan telah membuat produk pembiayaan air minum dan sanitasi dan telah menyalurkan lebih dari 190.000 pinjaman dengan jumlah total sebesar Rp 542 miliar. Dengan pinjaman yang telah disalurkan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun koperasi, saat ini lebih dari 750,000 jiwa berhasil memiliki akses terhadap air dan sanitasi. Skema pinjaman mikro PAMDS dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan.
Baca Juga: Sering Merasa Sakit dan Pegal pada Bahu? Begini Cara Mudah Mengatasinya!Dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun.
Selain itu, lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas.PAMDS membuka kesempatan kepada berbagai pihak baik itu pemerintah dan swasta untuk turut berkontribusi memberikan capaian akses air bersih dan sanitasi di Indonesia.