NOVA.id - Selama ini akses air bersih di daerah masih sulit dijangkau oleh masyarakat daerah. Padahal, pemerintah Indonesia memiliki target agar pasokan air bersih bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa tercuali. Faktanya, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan capaian akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia mencapai 72,55 persen, sementara target Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100 persen.
Baca Juga: Jadi Wakil Rakyat, Krisdayanti: Lebih Baik Bekerja, Enggak Usah Banyak BicaraOleh karena itu, Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS atau Water Credit) menyediakan pinjaman terjangkau baik kepada rumah tangga, kelompok masyarakat, atau penyedia layanan air minum dan sanitasi yang sebelumnya tidak mendapatkan akses di sektor keuangan. PAMDS memberdayakan masyarakat agar dapat segera memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi mereka sendiri“Setiap elemen masyarakat sepatutnya mendukung rencana pemerintah untuk memberikan akses air bersih bagi 100% warga Indonesia. Untuk itu kami bersama-sama mendorong inisiatif PAMDS ini,” ungkap Rachmad Hidayad, Chief Representatives Water.org di IdeaFest (06/10).
Baca Juga: Pesan Manisnya Tak Dibalas Aurel, Krisdayanti: Kakak, Mau Minta Tolong
Dirinya menambahkan bahwa sejak dimulainya inisiatif ini di Indonesia pada 2014, beberapa lembaga keuangan telah membuat produk pembiayaan air minum dan sanitasi dan telah menyalurkan lebih dari 190.000 pinjaman dengan jumlah total sebesar Rp 542 miliar. Dengan pinjaman yang telah disalurkan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun koperasi, saat ini lebih dari 750,000 jiwa berhasil memiliki akses terhadap air dan sanitasi. Skema pinjaman mikro PAMDS dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan.
Baca Juga: Sering Merasa Sakit dan Pegal pada Bahu? Begini Cara Mudah Mengatasinya!Dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun.
Selain itu, lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas.PAMDS membuka kesempatan kepada berbagai pihak baik itu pemerintah dan swasta untuk turut berkontribusi memberikan capaian akses air bersih dan sanitasi di Indonesia.
Salah satu pihak swasta tersebut adalah Aqua yang bekerjasama dengan water.org untuk memberikan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan Kelompok SPAMS (Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Pedesaan. Melalui PAMDS ini daerah-daerah yang siap untuk solusi keuangan mikro dapat bermitra dengan lembaga keuangan yang dipilih dengan cermat untuk menyediakan pinjaman air dan sanitasi yang terjangkau bagi keluarga yang membutuhkan. Lembaga-lembaga keuangan ini membentuk pinjaman air dan sanitasi dalam portofolio penawaran mereka.
Baca Juga: Syahrini Akui Berkorban Perasaan karena Reino Barack, Ada Apa dengan Pernikahan Syahreino?Peminjam menggunakan pinjaman kecil yang terjangkau ini untuk memasang keran atau toilet di rumah mereka dan mendapatkan akses ke sumber daya lokal yang dapat melakukan pekerjaan. Saat ini di Indonesia inisiatif PAMDS telah memiliki 3 bentuk turunan yang bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi yaitu PAMDS Rumah Tangga (WaterCredit), PAMDS Pedesaan (WaterConnect–CBO/Community-Based Organization) dan PAMDS Perkotaan (WaterConnect-PDAM).Rachmad menambahkan bahwa lebih dari Rp 350 miliar telah disalurkan lembaga keuangan dengan tingkat pengembalian cukup tinggi yaitu sekitar 98%.
Baca Juga: Alami Kisah yang Sama dengan Peserta Audisi yang Dipisah dengan Anaknya, Maia Estianty Beri Pesan: Anak Akan Cari Ibu AslinyaHal ini menunjukkan bahwa pembiayaan air dan sanitasi merupakan sektor yang potensial untuk lembaga keuangan dan memiliki risiko yang relatif kecil, selain itu juga bisa memberikan manfaat sosial yang cukup besar.(*)