NOVA.id - Isu limbah fashion yang begitu membahayakan lingkungan menjadi konsen pada desainer Indonesia untuk kurangi limbah tersebut.
Nah, salah satunya caranya yakni dengan menghadirkan material-material ramah lingkugan yang baik untuk bumi.
Itu juga yang menjadi fokus Shafira dalam meluncurkan koleksi busana terbarunya di Sharia Economic Festival (ISEF) 2019.
Baca Juga: Mengenal Slow Fashion, Cara Kekinian untuk Kurangi Limbah Fashion
Dalam kesempatan ini, Shafira meluncurkan material yang berasal dari serat alam, seperti sutera organik, dan Tencel.
Tencel merupakan material ini merupakan serat alami yang terbuat dari kayu bersertifikat khusus dan ramah lingkungan.
Kainnya memiliki tekstur kain yang lembut, ringan, dan breathable sehingga cocok dengan iklim tropis Indonesia.
Baca Juga: Limbah Fashion Mengancam, Teknik Upcycling Jadi Solusi Andalan
Daya serapnya yang tinggi juga membuat pengguna tetap nyaman dan mencegah munculnya bakteri.
Karena berasal dari bahan alami pula, pakaian yang menggunakan 100% serat tencel memiliki sifat biodegradable sehingga dapat sepenuhnya kembali ke alam.
“Melalui kemitraan dengan Shafira, kami harap para pecinta busana muslim bisa mendapatkan produk mode yang berkualitas tinggi. Tencel berkomitmen untuk terus mendukung industri mode muslim yang lebih sustainable,” ujar Winston A. Mulyadi, Commercial Head, Lenzing SEA.
Diluncurkan di ISEF 2019, koleksi spesial yang bertajuk Raison d’Etre ini merefleksikan eksistensi dan kontribusi Shafira untuk sekitarnya.
Hal ini ditranslasikan dalam rangkaian koleksi dengan palet warna bernuansa cream, tan, beige, hijau hingga biru yang terinspirasi dari komposisi warna tanah dan juga bumi sebagai representasi unsur alam.
Dituangkan dalam berbagai material berserat natural, polesan warna-warna cantik ini juga ditampilkan dalam motif yang indah yang dibuat melalui teknik printing untuk menyajikan sebuah suguhan koleksi busana pret-a-porter yang berasal dari material organik baik dari penggunaan bahan maupun pada proses produksinya.
Baca Juga: Jual Beli Barang Preloved Fashion Bisa Selamatkan Bumi dan Kantong! Coba Lewat Platform Ini yuk!
Puas dimanjakan dengan 4 tampilan manis bernuansa alam, audiens akan digiring untuk melihat sajian koleksi yang unik yang merefleksikan kuat sebuah fesyen yang berkelanjutan (sustainable) melalui metode upcycling.
Dalam rangkaian koleksi ini Shafira menyulap material sisa produksi menjadi suguhan karya fesyen dengan patch work sebagai aksen yang menambah point of interest yang menyiratkan perjalanan menuju industri yang less-waste.
Selaras dengan koleksinya yang beralih untuk menggunakan material yang compostable, Shafira pun secara maksimal mendukung gerakan pengurangan sampah pada proses operasionalnya.
Baca Juga: Kembali Diadakan, Cotton Day Indonesia 2019 Pertemukan Pelaku Industri Fashion Tanah Air
Salah satunya, Shafira kini secara keseluruhan, baik dalam kegiatan transaksi maupun dalam kegiatan manajemen dan sistematika kerja yang telah terintegrasi secara digital sehingga hampir 100% paperless.
Dari mulai proses pembuatan desain hingga komunikasi produk.
Pada operasional di seluruh store, Shafira tak lagi menggunakan receipt fisik melainkan seluruh bukti transaksi dikirim secara digital melalui surat elektronik (e-mail) untuk mengurangi penggunaan kertas.
Baca Juga: Kembali Diadakan, Cotton Day Indonesia 2019 Pertemukan Pelaku Industri Fashion Tanah Air
Selain itu, kini dalam aktivitas transaksinya Shafira secara bertahap telah beralih menggunakan tas kain sebagai pengganti tas berbahan plastik untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang tentunya akan membahayakan lingkungan di masa depan.
Diungkapkan Feny Mustafa, selaku founder dari Shafira Corporation, hal ini secara serempak dan maksimal akan dilakukan demi kebaikan alam.