Viral Cerita Mengharukan dari Mommy ASF, Begini Harusnya Single Parent Hadapi Perubahan!

By Tentry Yudvi Dian Utami, Rabu, 27 November 2019 | 09:00 WIB
Menjadi Single Parent Tak Perlu Rapuh Seperti Layangan Putus, lho! (iStockphoto)

Hal ini juga diungkapkan oleh sekretaris Komunitas Single Moms Indonesia, Bresti Nuradita Ariane.

“Di kami, single mom paling banyak dari bercerai. Masalah utama mereka, ya, finansial. Karena, ada banyak yang tidak dinafkahi oleh mantan suami,” jelasnya.

Masalah ekonomi memang tidak mudah untuk dihadapi oleh single mom, walaupun menurut Bresti, rata-rata single mom di komunitasnya merupakan pekerja. Akan tetapi, tetap saja, membiayai anak bukan hal mudah untuk dilakukan.

Baca Juga: Jadi Single Parent dan Sibuk Kerja, Rossa: Anak Bukan Cuma Dibiayai, tapi Diperhatikan Juga!

Meskipun finansial jadi masalah utama single parent, bukan berarti urusan psikologis tak jadi penting.

Oriza Sativa, psikolog klinis mengungkapkan bahwa single parent memiliki luka pada masa lalu yang tidak mudah untuk disembuhkan begitu saja.

“Ibu tunggal juga banyak menerima bully dari lingkungan yang membuat dia mudah depresi,” jelasnya. Stigma negatif pada ibu tunggal memang lebih lekat dibandingkan bapak tunggal.

Begitu banyak masalah yang dipikul seorang ibu tunggal yang menurut Oriza itu bukan pekerjaan mudah, terlebih ibu merupakan manager rumah tangga.

Baca Juga: Ceritakan Pandangan Masyarakat Korea Soal Keluarga, 2 K-Drama Ini Angkat Kisah Single Parent

Menjadi Single Parent Tak Perlu Rapuh Seperti Layangan Putus, lho! (Ilustrator: Irfan Maki)