Kemudian Qays bin Al-Mulawwah serta Leyla (atau lebih dikenal dengan Layla Majnun di abad ketujuh), Lalu Kuthayyir bin Abdurrahman dan Azza (abad kedelapan), serta Ibnu Zaydun dan Putri Wallada (abad sebelas).
Meski begitu, perkembangan syair atau puisi Arab banyak pula dipengaruhi oleh ragam bentuk dan tema dari kesusasteraan Barat karena merupakan bagian dari penjajahan kolonial dan globalisasi.
Kesan modernitas muncul kemudian setelah Perang Dunia II dan menimbulkan salah satu fenomena budaya yaitu hari Valentine, yang hadir di atmosfer kehidupan masyarakat Arab dan lebih dikenal sebagai Love Day (hari cinta).
Baca Juga: Bisa Dicoba Nih! Kejutan di Hari Valentine Tetap Romantis Meski Sedang LDR dengan Pasangan
Sebagai peristiwa komersil, hari Valentine masih menjadi momen pertumbuhan di kalangan masyarakat Arab namun popularitasnya kian melonjak.
Di hari ini, masyarakat Arab juga kerap mengutip puisi dari penyair Arab seperti Elia Abu Madi dari Libanon, Farouk Gouida dari Mesir dan Pangeran Saudi Badr bin Abdul Mohsin juga Nizar Qabbani, dari Suriah.(*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Publik Arab Saudi Bersiap Rayakan Valentine