Ini Faktor Risiko Serangan Jantung yang Diduga Menyebabkan Ashraf Sinclair Meninggal Dunia

By Presi, Selasa, 18 Februari 2020 | 19:12 WIB
Ilustrasi serangan jantung (Pixabay)

NOVA.id - Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair meninggal pada hari ini, Selasa (18/02) dini hari.

Ashraf Sinclair meninggal karena dugaan terkena serangan jantung, yang tergolong dalam penyakit kardiovaskular.

Melansir dari Kompas.com (18/02), serangan jantung bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah merokok aktif.

Baca Juga: Ungkap Kenangan Semasa Hidup, Restoran Ini Akui Kebaikan Hati Ashraf Sinclair

Jurnal penelitian yang diterbitkan National Cancer fot Biotechnology Infomation pada 2016 menunjukan bahwa laki-laki memiliki faktor risiko mencapai 64,9% terkena penyakit kardiovaskular.

Siska Suridana Danny SpJP(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indoensia (26/07/2018) mengatakan bahwa rokok menjadi faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular, terutama laki-laki.

Selain itu, serangan jantung bisa terjadi jika seseorang menderita obesitas.

Baca Juga: Ingat Mendiang Ani Yudhoyono, Ibas Takziah Bersama Istri: Ini Tidak Bisa Dipikirkan dalam Sehari

Obesitas bisa menyebabkan kerja jantung makin berat. Jika area perut dipenuhi lemak, maka akan melepaskan zat-zat kimia yang memicu terjadinya peradangan, sehingga memicu timbunan pak di sekitar arteri sehingga sirkulasi darah tersumbat, akibatnya adalah serangan jantung.

Faktor lainnya adalah adanya penyakit jantung bawaan.

Baca Juga: Ini Faktor Risiko Terkena Kanker Kelenjar Getah Bening dan 10 Makanan yang Harus Dihindari

Risiko penyakit jantung bawaan ditentukan dengan kondisi saudara laki-laki tingkat pertama seperti ayah, saudara laki-laki, di bawah usia 55 tahun dengan riwayat serangan jantung atau stroke.

Selain itu, ini juga berawal dari saudara perempuan tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan atau anak perempuan di bawah usia 65 tahun dengan serangan jantung atau riwayat stroke.

Seseorang juga bisa terkena serangan jantung karena mengalami stres.

Baca Juga: Wefitness, Solusi agar Kita Bisa Hilangkan Stress Setelah Bekerja

Menurut data penelitian, orang yang berusia 22-39 tahun merupakan kelompok orang yang memiliki tingkat stres yang paling tinggi.

Diketahui, stres dapat memperparah peradangan pada pembuluh darah koroner, yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah.

Penelitian di 52 negara menunjukan bahwa orang yang mengalami stres permanen, berisiko dua kali lipat terkena serangan jantung.

Baca Juga: Terapkan 5 Cara Ini agar Kita Terhindar dari Penyakit Jantung, Salah Satunya Jangan Begadang!

Faktor risiko lainnya, yaitu mengidap diabetis melitus tipe 2.

Seorang ahli jantung, Luke Laffin mengatakan (28/04/2019) bahwa salah satu faktor risiko besar serangan jantung di usia muda adalah karena meningkatnya penderita diabetes melitus tipe 2 di kalangan muda.

Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh konsumsi alkohol dan makanan olahan yang terlalu tinggi kolesterol, serta kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga.

Baca Juga: Berhasil Turunkan Berat Badan Lebih dari 100 Kg, Ade Rai Bagikan Kondisi Terbaru Arya Permana yang Dulu Viral karena Obesitas

 

 

Faktor risiko yang terakhir dalah tekanan darah tinggi (hipertensi).

Hipertensi yang terjadi yaitu darah memberi tekanan terlalu besar pada sistem kardiovaskular.

Lalu dinding pembuluh darah serta otot jantung bisa rusak dan menyebabkan serangan jantung termasuk komplikasi lainnya seperti gagal ginjal dan stroke.

Baca Juga: Hati- Hati Beri Nutrisi Si Kecil, Tiga Hal Ini Bisa Picu Obesitas Pada Anak-Anak

Hal tersebut akan berbahaya karena serangan jantung dan stroke kerap terjadi di rumah, bukan di rumah sakit atau klinik. Serangan tersebut juga tidak bisa diprediksi.

"Makanya banyak orang yang kena serangan jantung itu di pagi atau malam hari. Karena tekanan darah pada pagi dan malam itu kondisi lebih tinggi," ujar dr. Tunggul Situmorang, konsultan ginjal dan hipertensi RS Cipto Mangunkusumo. (*)