4 Taktik Membatasi Anak Memakan Makanan yang Mengandung Pewarna Buatan

By Alsabrina, Minggu, 23 Februari 2020 | 08:00 WIB
4 Taktik Membatasi Anak Memakan Makanan yang Mengandung Pewarna Buatan (iStockphoto)

NOVA.id - Apakah kita memerhatikan anak kita menjadi hiperaktif setelah makan kue dengan pewarna makanan hijau cerah dan taburan cokelat warna pelangi?

Wajar untuk berasumsi bahwa gula adalah biang keladinya, namun penelitian menunjukkan sejumlah masalah dipicu dari pewarna makanan buatan.

Julia Zumpano, RD, ahli diet terdaftar, menyoroti kemungkinan risiko terkait pewarna makanan dan cara meminimalkannya.

Baca Juga: Sering Dilakukan, Ini 7 Kalimat yang Tidak Boleh Kita Ucapkan Kepada Anak!

Mengapa kita perlu mengkhawatirkan pewarna makanan? Penelitian telah menghubungkan pewarna makanan buatan dengan:

a. Hiperaktif, termasuk ADHDb. Perubahan perilaku seperti cepat marah dan depresic. Gatal-gatal dan asmad. Pertumbuhan tumor (tiga pewarna makanan utama mengandung benzena, zat yang dikenal sebagai penyebab kanker).

Baca Juga: Jangan Pernah Menghukum Anak dengan Memukul, Akibatnya Bisa Fatal, Ini Penjelasannya!

Hasilnya beragam. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara pewarna makanan dan peningkatan hiperaktif pada anak-anak.

Sebuah penelitian di Australia menemukan, 75 persen orangtua memerhatikan peningkatan perilaku dan perhatian setelah menghilangkan pewarna buatan.

Para peneliti juga menemukan pertumbuhan tumor pada hewan yang mengonsumsi pewarna makanan dosis tinggi, meski sulit menerjemahkan artinya bagi anak-anak.

Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang untuk Beli Makanan Bernutrisi agar Buah Hati Terhindar dari Stunting

Beberapa penelitian mengungkap, sejumlah kecil benzena dalam pewarna tidak dapat menimbulkan risiko tinggi.

Saat ini, AS tidak melarang pewarna makanan buatan. Namun beberapa negara menyebut, ada cukup bukti untuk membenarkan pelarangan mereka terhadap pewarna makanan.

Pewarna makanan ada di mana saja. Mulai dari frosting penghias cake, mac and cheese, minuman energi, hingga sereal. Bahkan, sejumlah jenis roti memiliki pewarna makanan.

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Pemenuhan Gizi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

Sebaiknya meminimalkan pewarna makanan dalam makanan anak-anak. Jika ada risiko kanker dalam keluarga, harap lebih waspada untuk menghindari pewarna buatan.

Keempat strategi ini dapat membantu kita membatasi jumlah pewarna makanan buatan yang dikonsumsi anak:

Baca Juga: Sering Dilakukan Ibu, Ternyata Maksa Anak Makan Tidak Diperbolehkan oleh Dokter Gizi! Kenapa?

1. Membaca label makanan

Cari makanan yang menggunakan pewarna makanan alami dari ekstrak buah atau sayuran.

Bit, jus blueberry atau beta karoten adalah alternatif yang baik.

Obat anak-anak, seperti sirup batuk cair atau tablet, juga bisa mengandung pewarna makanan, jadi carilah obat yang bebas pewarna.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Popok Bayi Antibocor yang Tetap Membuat Si Kecil Nyaman

2. Membuat bekal rumahan

Kita punya kendali penuh saat membuatkan bekal bagi anak.

Jika anak ingin membawa makanan penutup ke sekolah, pertimbangkan kue cokelat atau kue gula yang tidak harus dibekukan.

Atau memilih pewarna dari toko makanan alami.

Baca Juga: Hati-Hati, 5 Kesalahan Ini Sering Dilakukan Orangtua Pasca Bercerai yang Bisa Bikin Kehidupan Anak Hancur

3. Batasi makanan olahan

Makanan yang datang dalam satu paket, diproses dan hampir semuanya mengandung pewarna makanan.

Batasi makanan olahan jika memungkinkan.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Diperhatikan Orang Tua Saat Ingin Membeli Popok Bayi

 

 

4. Terapkan hidup sehat

Hindari memberi anak-anak makanan olahan sebisa mungkin.

Begitu anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan olahan, akan sulit untuk menyingkirkan makanan tersebut.

Saat kita menemukan makanan dengan pewarna, bicarakan dengan anak, bahwa makanan makanan berwarna bukan pilihan yang baik bagi tubuh mereka.

Baca Juga: Si Kecil Sering Terkena Ruam Popok? Ini 6 Rekomendasi Popok Bayi untuk Tipe Kulit Sensitif

Jika anak-anak kita pergi ke pesta, sarankan mereka untuk memilih jus apel daripada minuman berenergi atau soda.

Juga, selalu berikan contoh yang baik ketika kita berada di sekitar anak-anak. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Amankah Pewarna Makanan Buatan untuk Anak?