Minta Pemerintah Gratiskan Swab Test, Dokter Handoko Gunawan yang Viral Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit dengan Taksi Usai Dinyatakan Negatif Virus Corona

By Ratih, Rabu, 25 Maret 2020 | 11:57 WIB
dokter Handoko Gunawan sudah sembuh dan pulang dari rumah sakit (kolase indoviral / Tribunnews)

NOVA.ID - Dokter Handoko Gunawan yang sempat viral di berbagai media sosial resmi dinyatakan negatif terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Tak cukup kabar ini yang melegakan hati warganet, foto dokter Gunawan kembali viral.

Ya, dokter Gunawan pulang dari rumah sakit tempatnya dirawat menggunakan sebuah taksi.

Baca Juga: Cek Suhu untuk Deteksi Virus? Dapatkan Termometer Terbaik di Tokopedia

Dokter Handoko Gunawan (80) merasa sangat senang karena sudah diperbolehkan pulang pada Selasa (24/3) sore.

Ia sebelumnya menjadi pasien suspek virus corona (Covid-19) dan menjalani masa isolasi selama 14 hari di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUP), Jakarta Timur.

Meski sempat mengalami demam tinggi dan sesak napas, hasil pemeriksaan dokter Handoko Gunawan setelah menjalani 14 hari isolasi dan perawatan intensif menyatakan negatif virus corona.

Dokter spesialis penyakit paru RS. Graha Kedoya berusia 80 tahun ini senang dengan hasil tersebut. Kesenangannya diluapkan dengan langsung pulang ke rumahnya di kawasan Jelambar, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat menaiki sebuah taksi.

Baca Juga: Ditelepon Ganjar Pranowo, Dokter Handoko Ungkap Kondisi Terkini hingga Akui Buruknya Situasi saat Ini terkait Virus Corona: Musti Ada Terobosan, Nggak Bisa Cara Begini

Kepada Tribun, dokter Handoko Gunawan menceritakan, dirinya memutuskan menaiki taksi karena tak sabar ingin tiba di rumah.

Jarak dari RSUP Jakarta Timur ke Jelambar jauh. Tak ingin menunggu orang datang menjemputnya. Akan memakan waktu lama katanya.

"Saya memutuskan naik taksi karena saking senangnya bisa pulang. Kebetulan saya tinggal di Jelambar, jadi makan waktu perjalanan lama kalau menunggu dijemput. Makanya saya pulang langsung saja naik taksi," ungkap dokter Handoko Gunawan kepada Tribun melalui saluran telepon, Selasa (24/3).

Berikut petikan wawancara lengkap Tribun Network dengan dokter Handoko Gunawan.

Di media sosial beredar foto dokter pulang naik taksi, apa benar?

Benar. Saya mutusin naik taksi karena saking senangnya bisa pulang. Kebetulan saya tinggal di Jelambar, jadi makan waktu perjalanan lama kalau menunggu dijemput. Makanya saya pulang langsung saja naik taksi.

Baca Juga: Salut! Sudah 80 Tahun Dokter Handoko Gunawan Masih Rawat Pasien Corona di Indonesia Sampai Jam 3 Subuh

Atas pertimbangan apa dokter boleh pulang?

Terus terang saya suspek covid. Hasil pemeriksaannya negatif setelah 14 hari menjalani isolasi dan diperiksa. Setelah diperiksa secara teliti hasilnya masih sama negatif. Namun sementara ini saya masih belum boleh ditemui atau menemui siapa pun.

Orang yang boleh ketemu saya sementara ini hanya mereka yang punya sertifikat bebas virus corona. Hahaha bercanda (Guyon). Saya mesti isolasi diri tidak boleh ketemu orang karena status saya masih PDP. Jadi sampai dua Minggu ke depan saya self isolation di rumah.

Kemarin ketika dirawat saya satu ruangan dengan orang positif covid selama dua Minggu. Jadi saya masih harus self isolation dua Minggu ke depan ini.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Kritik Tajam Krisdayanti yang Liburan ke Luar Negeri, Dokter Ini Langsung Bikin Surat Terbuka untuk Jokowi hingga Terwangan Wirang Birawa yang Mengatakan Wabah Virus Corona akan Berakhir di Pertengahan Tahun

Apa bisa diceritakan bagaimana kondisi dan suasana ketika dokter menjalani isolasi?

Ya enggak enak lah. Mungkin tahanan KPK lebih enak dari ini. Kita selama diisolasi. Terkurung, tidak enak. Saya di ruang isolasi hanya berdua dan tidak bisa keluar sama sekali.

Kalau boleh tahu, bagaimana penanganan untuk pasien yang diisolasi?

Sangat boring selama diisolasi. tidak ada TV, tidak ada koran. Tapi beruntung karena masih diijinkan main HP. Putus hubungan langsung dengan dunia luar.

Bisa dijelaskan maksudnya putus hubungan dengan dunia luar?

Yang penting kan bukan juga diputus hubungan. Takut juga. Lagi pula ini upaya melindungi keluarga. Apalagi dengar cerita dokter ini, bantu orang covid, pingsan, kemudian meninggal.

Baca Juga: Pergi Liburan ke Swiss Saat Wabah Virus Corona Meluas, Dokter Ini Tuliskan Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi dan Kritik Tajam Krisdayanti

Ada salah satu dokter, sampai dia pulang saja sebelum meninggal. Pulang ke rumah cuma lihat anak dan istrinya dari luar pagar. Kemudian dia lari lagi ke rumah sakit, bantu penanganan covid. sampai akhirnya dia pingsan.

Jadi, yang penting itu tenaga kesehatan harus diperhatikan. Perawat-perawat dengan gaji yang kecil, harus ditingkatkan. Dia kan risikonya tinggi kena covid. Kalau dia kena, gimana keluarganya di rumah? Belum kalau dia kerja kan tidak pakai APD. APD mahal. Tidak bisa semua rumah sakit pakai APD.

APD harganya Rp1 juta per unit. Sekali pakai langsung dibuang. Jadi mengimbau masyarakat untuk ingat bahwa dokter dan perawat ada di garis terdepan berhadapan dengan covid. Jangan sampai mereka mati sia-sia. Gizinya perbaiki. Kirim-kirim makanan, susu, telur, untuk tenaga medis kita.

Baca Juga: Raditya Dika Berduka, Dokter 34 Tahun yang Juga Teman SMAnya Meninggal Dunia Terkena Virus Corona Usai Tangani Pasien, Ingatkan untuk Tidak Timbun Masker

Sebenarnya tenaga medis Indonesia sendiri optimistis atau tidak bahwa kita bebas dari Corona?

Terus terang kita sangat pesimis. Kasusnya begitu banyak. Fasilitas pelindung kami pun minim.

Potensi pasien positif covid bisa disembuhkan sebenarnya berapa persen?

Angka kematian rata-rata 3-4 persen. di Indonesia saya dengar 8 persen. Tapi karena apa? itu yang meninggal banyak yang sebelumnya tidak terdeteksi covid. Yang terdeteksi paling hanya puncak gunung es.

Kalau kita lakukan swab massal, nanti baru ketahuan berapa banyak yang kena covid ini. karena itu swab harus gratis.

Baca Juga: Jadi Garda Terdepan Perangi Wabah Corona, Ikatan Dokter Indonesia Umumkan Ada 6 Dokter yang Gugur Usai Tangani Pasien di Rumah Sakit

Alasan lain tenaga medis Indonesia pesimistis berhadapan dengan covid apa dok?

Sampai sekarang belum ada obat yang pasti menyembuhkan pasien covid. Selain itu tenaga medis kita juga keteteran. Jumlah tenaga medis sedikit, kasus terlalu banyak. Coba lihat di RS Persahabatan, kasus yang datang berapa banyak? Sampai ratusan.

Tenaga medisnya sedikit. Jadi APD mesti disediakan. APD itu mutlak dibutuhkan, kalau tidak sia-sia mereka adu nyawa di garis terdepan. 

Pesan Anda untuk pasien positif covid?

Yang penting jangan putus asa. Lebih dari 90 persen bisa sembuh sendiri, itu dilandaskan pada keinginan mereka untuk sembuh. Karena itu jangan putus asa. Kemudian dengar anjuran dokter. Kalau dibilang disuruh self isolation, jangan nyolong-nyolong keluar.

Baca Juga: Sudah Dekorasi Mewah untuk Resepsi Sampai Persiapkan 4 Dokter, 4 Perawat, dan Ruang Perawatan, Begini Nasib Akhir Pernikahan Anak Wakil Wali Kota Samarinda di Tengah Wabah Virus Corona

Mereka yang sudah PDP terkena tapi belum ada gejala, kalau dia isolasi diri 14 hari, nanti akan ketahuan dia sakit atau tidak. Kalau dia panas baru kita pegang.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Negatif Corona, Dokter Handoko Gunawan Pulang ke Rumah Naik Taksi"

Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik https://www.gridstore.id/brand/detail/25/nova.