Rencana Penutupan Arus Masuk dan Keluar Jakarta Sedang Dipersiapkan Polisi, Benarkah Ibukota akan Lakukan Lockdown?

By Alsabrina, Minggu, 29 Maret 2020 | 18:51 WIB
(Ilustrasi) Jakarta siap di-lockdown (iStockphoto)

NOVA.id - Beredar sebuah surat telegram nomor STR/414/III/OPS.2./2020 yang memerintahkan Kapolres di wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk membuat rekayasa penutupan arus lalu lintas dari dan menuju Jakarta selama masa karantina wilayah atau lockdown.

Dalam surat telegram itu juga dituliskan pengamanan terkait penutupan akses masuk ke wilayah Jakarta akan dilakukan oleh Polri bersama TNI.

Baca Juga: Ramalannya Sering Terbukti Jitu, Mbak You Kembali Terawang Soal Virus Corona dari Lebaran Tahun Ini yang Berbeda Hingga Sebut Soal Kehidupan Selanjutnya

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, isi surat telegram itu merupakan skema penutupan ruas jalan di Jakarta jika pemerintah mengimbau untuk lockdown.

Yusri menegaskan, saat ini Pemprov DKI belum memerintahkan untuk lockdown wilayah. Pemerintah hanya mengimbau masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah dan menerapkan physical distancing atau saling menjaga jarak.

Baca Juga: Gara-Gara Virus Corona yang Kian Mewabah, Yuni Shara Akui Tak Punya Penghasilan Lagi: Mau Nggak Mau, Nggak Ada Pilihan!

"Sekarang situasi Jakarta masih social distancing, physical distancing, tidak ada karantina wilayah atau lockdown. Tapi, kita harus tetap latihan. Apapun yang terjadi kita sudah latihan," kata Yusri saat dikonfirmasi, Minggu (29/3/2020).

Sementara itu, perintah rekayasa arus lalu lintas bertujuan untuk mengetahui situasi keramaian lalu lintas di masing-masing wilayah hukum Polda Metro Jaya sehingga memudahkan untuk mengerahkan personel pengamanan.

Baca Juga: Jatuh ke Tangan Denny Cagur, Hasil Penjualan Mobil Klasik Raffi Ahmad akan Disumbangkan untuk Melawan Covid-19

"Mau latihan, jadi minta data dulu. Belum ada perintah namanya penutupan. Kita mau tahu jalur-jalur mana dari masing-masing Polres," ungkap Yusri. Rencananya, rencana rekayasa lalu lintas ini akan dipaparkan dalam rapat koordinasi pada Senin (30/3/2020) pagi.

Sementara itu, beberapa daerah di Indonesia telah memberlakukan lockdown lokal. Salah satunya adalah Kota Tasikmalaya dan Kota Tegal.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya hingga Kota Tegal akan menerapkan isolasi wilayah atau local lockdown.

Baca Juga: Sang Istri Diisolasi karena Positif Covid-19, Ganindra Bimo Rayakan Ulang Tahun Tanpa Kehadiran Andrea Dian: Hadiah Terindah Hari Ini Adalah Kamu

Kebijakan itu diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, pihaknya secara tegas mengambil langkah local lockdown setelah ada lima orang warganya positif Covid-19.

Melansir Kompas.com, pemberlakuan local lockdown akan dimulai sejak Selasa 31 Maret 2020.

Baca Juga: Beri Penerawangan Soal Covid-19, Mbah Mijan Justru Sebut Virus Corona adalah Propaganda Manusia dan Bukan Semata-mata Wabah Biasa

"Setelah terdapat lima orang positif corona di Kota Tasikmalaya."

"Kami bersama tim gugus tugas akan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown lokal."

"Dimulai pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2020 besok," jelas Budi setelah rapat darurat corona di Hotel Santika Tasikmalaya melalui WhatsApp, Sabtu (28/3/2020) siang.

Baca Juga: Berhasil Turunkan Jumlah Kasus Positif Corona Tanpa Lockdown, Korea Selatan Punya Strategi Khusus yang Berbeda dari China dan Italia

Budi menjelaskan, local lockdown di wilayahnya akan melarang semua sarana transportasi yang masuk ke Kota Tasikmalaya.

Sejak ditetapkan status local lockdown mulai dari angkutan darat, kereta api, hingga transportasi udara akan dilarang masuk.

"Karantina wilayah ini akan melarang berbagai jenis angkutan umum mulai darat, laut, udara, sampai kereta api juga sama dilarang menurunkan penumpang masuk ke Kota Tasikmalaya," paparnya.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Gangguan Kulit, Dokter Ini Tidak Anjurkan Cuci Tangan dengan Sabun Antiseptik untuk Lawan Corona

Sementara itu, Pemkot Tegal juga menerapkan kebijakan local lockdown demi melindungi warga Tegal dari penyebaran virus corona.

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sekitar 500 unit beton movable concrete barrier (MCB).

Sedangkan, Aparat Sipil Negara (ASN) juga turut menyumbang gajinya untuk kesiapan Kota Tegal jelang isolasi wilayah.

Baca Juga: Kasus Corona di Indonesia Semakin Mengkhawatirkan, Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Desak Presiden Jokowi Lakukan Lockdown Lewat Surat Terbuka

Adapun ratusan beton itu digunakan untuk pembatas jalan yang bertujuan mengisolasi wilayah Tegal.

Local lockdown itu akan mulai diterapkan selama empat bulan mulai Senin 30 Maret 2020 hingga 30 Juli 2020.

Dedy menuturkan, nantinya ada 49 titik di Kota Tegal yang ditutup akses keluar dan masuk wilayah.

Baca Juga: Stok Kantong Darah Menipis di Beberapa Rumah Sakit, Amankah Lakukan Donor Darah di Tengah Wabah Virus Corona?

"Kita sudah menyiapkan."

"Sudah dihitung kebutuhannya sedikitnya mencapai 500 beton MCB untuk menutup 49 sampai 50 titik di Kota Tegal," ujar Dedy Yon di Balai Kota Tegal, Jumat (27/3/2020) malam, dikutip Kompas.com.

Menurutnya, isolasi wilayah sebagai salah satu langkah efektif untuk memutus rantai penyebaran virus corona di Kota Tegal.

Baca Juga: Senada dengan Wirang Birawa, Peneliti ITB Juga Sebut Virus Corona akan Berakhir di Bulan April Jika Warga Indonesia Bisa Terapkan 1 Syarat Ini

Dedy menambahkan, hal ini dilakukan agar mendorong masyarakat untuk menerapkan social distancing yang diimbau pemerintah.

"Jalur nasional dan provinsi tetap buka, namun hanya melintas, tak boleh masuk."

"Karantina hanya untuk dalam Kota Tegal, agar masyarakat didorong sadar untuk tidak bisa keluar masuk seenaknya. Ini untuk mengamankan warga Kota Tegal," kata Dedy.

Baca Juga: Setelah Dinyatakan Positif Virus Corona, Pangeran Charles Akhirnya Buka Suara untuk Pertama Kalinya: Merasa Tersentuh dengan Doa-Doa dan Ucapan

Pemkot Tegal juga telah menyiapkan anggaran kebencanaan sebesar Rp 2 miliar.

Selain itu juga akan menerima dana sukarela dari seluruh ASN dan anggota DPRD Kota Tegal.

Dedy menambahkan, ASN akan menyumbang gajinya untuk membantu masyarakat dalam penerapan local lockdown.

Baca Juga: Berhasil Sembuh, Pria Asal Cina Ini Bagikan Rahasia Sangat Sederhana yang Bantu Dirinya Kalahkan Virus Corona

 

 

"Pas gajian ASN dengan sukarela tanpa paksaan bersama DPRD menghimpun dana gotong royong untuk membantu masyarakat," kata Dedy, dikutip Kompas.com.

Menurutnya, bantuan tersebut untuk warga yang terdampak isolasi wilayah sebagai upaya pencegahan wabah Covid-19.

Baca Juga: Terenyuh Melihat Kerja Keras Tenaga Medis Tangani Pasien Corona, Nikita Mirzani Beli Alat Kesehatan untuk Disumbang ke Rumah Sakit

Dedy berujar, dirinya sudah meminta Dinas Sosial untuk membantu warganya yang membutuhkan.

"Saya sudah instruksikan Dinas Sosial harus segera untuk membantu masyarakat miskin, tidak mampu, atau yang membutuhkan dalam kondisi ini," ungkap Dedy.

Dedy memaparkan, Pemkot Tegal sudah mulai mempersiapkan kesediaan logistik.

Baca Juga: Bupati Karawang Positif Corona, Annisa Pohan dan AHY Kini Jadi Sorotan Usai Datangi Acara yang Sama dan Berfoto Bersama

Dirinya berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Logistik kita sudah koordinasi dengan Bulog untuk pangan tiga sampai 4 bulan," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Siapkan Rencana Penutupan Arus Masuk dan Keluar Jakarta Jika Pemerintah Putuskan Lockdown

 

Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.