NOVA.id - Kehadiran psikolog memang begitu membantu kita dalam mengelola kesehatan mental.
Tapi, tunggu dulu, apakah kita yakin kalau psikolog yang kita pilih adalah psikolog profesional?
Nah, agar kita tidak terjebak dengan praktik psikolog bodong, Dra. Suhati Kurniawati, Psikolog dari HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) dan IPK (Ikatan Psikologi Klinis), menyarankan agar kita bisa meminta psikolog untuk menunjukkan surat izin praktiknya.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi Pilih Ahli, Ketahui Bedanya Psikolog dan Coach
“Buat menyakinkan diri, kita bisa meminta ke psikolog untuk menunjukkan izin praktik. Dan, dia harus memberi lihat izin tersebut. Atau, kita juga bisa minta sertifikat yang dia miliki untuk praktik,” jelasnya.
Iin—demikian Suhati disapa, mengatakan kalau seorang klien juga bisa melihat di papan nama.
Biasanya, kalau psikolog tersebut sudah mendapatkan izin praktik, dia biasa menaruh papan nama di tempat praktiknya, walau ada juga yang tidak memasang.
Tapi lihat juga siapa yang mengeluarkan sertifikat untuk praktiknya.
Sejauh ini, baru beberapa lembaga yang bisa mengeluarkan izin praktik, di antaranya HIMPSI, IPK, dan APIO (Asosiasi Psikolog Industri Organisasi).
Jika di luar dua lembaga tersebut maka Anda perlu berhati-hati untuk melanjutkan sesi konseling.
Baca Juga: Praktik Psikolog Bodong Menjamur, Ini Saatnya Memilih yang Asli
Selain menunjukkan izin praktik, seorang psikolog klinis profesional juga tidak membeda-bedakan kliennya.
Mereka telah disumpah untuk melihat klien sebagai manusia seutuhnya saat melakukan sesi terapi.
“Tidak memandang ras, agama, politik, atau label apa pun, ya terhadap klien. Karena niat kami memang membantu dengan tulus. Jadi, ya, mereka kami lihat sebagai manusia,” pungkasnya.
Sehingga jika kita menemukan psikolog yang keberatan untuk menangani kasus kita karena label tertentu yang kita pilih, maka kita patut mewaspadainya.
Misalnya, dia hanya pengin menangani agama tertentu atau politik tertentu.
“Tapi, kalau di Indonesia, biasanya klien yang minta tipe psikolog tertentu berdasarkan kepercayaan mereka masing-masing. Sebenarnya enggak masalah. Pada dasarnya, kami tetap melayani tanpa pandang bulu,” pungkasnya.
Jadi, ya, lebih baik kita betul-betul teliti mengenali ciri-ciri psikolog profesional.
Apalagi jika kita menemukan seorang psikolog melalui media sosial.
Tapi, kita tak perlu khawatir selama dia bisa menunjukkan profesionalitasnya, kita tidak perlu ragu lagi mengambil langkah untuk konseling, semakin cepat konseling, jiwa pun akan semakin sehat.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Usir Rasa Cemas dan Depresi Hanya dari Ujung Jari
Nah, selain dua hal itu, Iin juga memberikan saran lain yang bisa Sahabat NOVA perhatikan sebelum memilih psikolog.
Ada lima hal yang bisa jadi pertimbangan.
Apa saja?
1. Kenali Kebutuhan Anda
Sebelum memutuskan untuk pergi konseling, lebih baik kita kenali dahulu masalah kita.
Apakah kita memiliki masalah untuk diri sendiri, pernikahan, atau anak?
Sebab, keahlian psikolog berbeda-beda sesuai spesialis masingmasing, ada psikolog anak, dewasa, pernikahan, dan keluarga.
2.Mencari Referensi
Kita pasti bingung menentukan psikolog yang tepat untuk kita.
Nah, alangkah lebih baiknya, kita meminta rekomendasi dari teman, sahabat, atau keluarga yang sudah pernah melakukan sesi konseling.
Hal ini bisa dijadikan pertimbangan kita.
Baca Juga: Siapapun Bisa Alami Gangguan Kesehatan Mental, Mari Kenali Jenis-Jenis Depresi
3. Cari Tahu Tempat Praktik
Jika sudah menemukan masalah kita, sekarang kita lebih baik mencari tahu di mana tempat praktik psikolog yang kita butuhkan.
Sekarang layanan psikolog sudah bisa ditemukan dengan mudah.
Karena sudah ada di puskesmas, rumah sakit, dan lembaga di universitas.
Baca Juga: Bisa Cegah Kesehatan Mental, Kuliah Whatsapp Kini Jadi Primadona
4. Pilih Terapis yang Nyaman
Menemukan terapis yang nyaman memang tidak mudah.
Oleh karena itu, kita lebih baik melakukan uji coba terlebih dahulu saat melakukan sesi konseling.
Bila terapis dirasa nyaman baru kita bisa meneruskan, kalau tidak kita bisa mencari psikolog lain.
Baca Juga: Cegah Masalah Mental, Yuk Konsumsi 5 Makanan Ini untuk Tingkatkan Mood
5. Sesuaikan dengan Bujet
Bukan rahasia umum kalau konseling ke psikolog membutuhkan banyak biaya.
Oleh karena itu, kita harus menentukan bujet yang sesuai kemampuan.
Jika memang bujet yang dimiliki tidak banyak, kita bisa memaksimalkan layanan BPJS di puskesmas atau rumah sakit.(*)