NOVA.id - Jumlah pasien positif virus corona (covid-19) di Indonesia semakin meningkat setiap harinya.
Hingga Senin (20/04) siang, sudah ada 6.575 kasus positif corona.
Dari angka itu, 686 orang dinyatakan sembuh dan 582 orang meninggal dunia.
Namun, baru-baru ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan data terbaru terkait jumah pasien yang meninggal akibat covid-19.
Data yang dikeluarkan IDI ini berbeda dengan data dari pemerintah.
Ketua umum IDI, Daeng M Faqih mengatakan bahwa jumlah kematian terkait virus corona di Indonesia mencapai 1.000 orang.
Bukan tanpa alasan angka itu disebutkan.
Daeng menjelaskan bahwa angka 1.000 itu merupakan gabungan antara data korban meninggal dari pasien yang sudah dinyatakan positif corona dan korban meninggal yang statusnya masih pasien dalam pengawasan (PDP).
Selain itu, Daeng mengatakan bahwa data tersebut ia dapatkan dari laporan langsung rumah sakit kepada Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca Juga: Kisah Pilu Korban PHK di Tengah Pandemi Covid-19, Tak Dapat Pesangon hingga Sulit Cari Kerjaan Baru
"Iya benar, kalau ditambahkan jumlah kematian yang positif covid-19 dan PDP, itu akan lebih dari 1.000," kata Daeng saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/04).
Daeng mengatakan bahwa pihak rumah sakit melaporkan PDP yang meninggal sebagai kematian perawatan covid-19.
Itu karena, status PDP saat berada di rumah sakit mendapatkan perawatan dengan prosedur covid-19, bahkan saat meninggal pun PDP dimakamkan dengan protokol covid-19.
Oleh karena itu, Daeng mengatakan angka kematian PDP tidak bisa diabaikan jumlahnya.
"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.
Banyaknya kasus PDP yang meninggal dan belum diketahui hasil tesnya, Daeng M Faqih menilai hal tersebut bisa menjadi masalah yang besar.
Hal itu yang menutnya perlu mendapatkan jawaban dan dicarikan akar permasalahannya.
Bukan hanya soal angka kematian, Daeng menyebut kasus positif corona di Indonesia masih berpotensi akan meningkat lebih besar.
Daeng bahkan menyebut bahwa data yang diupdate setiap harinya oleh pemerintah bisa jadi adalah data satu atau dua minggu yang lalu.
Itu karena antara waktu pengetesan, proses dan pengumuman hasilnya bisa memakan waktu satu minggu.
Sehingga jumlah pasien meninggal terkait corona yang mencapai 1.000 itu juga berkaitan dengan jumlah tes yang sedikit dan waktunya yang lama.
Oleh karena itu, Daeng mendorong agar tes covid-19 bisa dipercepat dan diperluas agar penemuan kasus semakin tepat. (*)
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.