NOVA.id - Tak banyak perempuan mau menjadi sopir ambulans, apalagi untuk ambulans pasien PDP (Pasien dalam Penanganan) Covid-19.
Mendengar nama virusnya saja, orang sebisa mungkin untuk menghindar.
Tapi, itu tidak berarti untuk perempuan bernama Ika Dewi Maharani, yang namanya belakangan ini banyak dibicarakan orang.
Sudah hampir sebulan sejak 04 April lalu, Ika- biasanya disapa, turun tangan menjadi relawan sopir ambulans di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Duh, banyak orang salut dengannya. Ika, mengatakan walaupun dia sudah jago nyetir mobil, tapi ini kali pertama, ia membawa mobil ambulans.
“Dengan keahlian yang saya miliki, saya bisa menyetir, saya basic perawat, jadi pas saya sesuai dengan panggilan hati, dengan kemampuan yang saya punya, saya harus melayani, katanya dilansir dari grid.id.
Meski pertama kali, tapi banyak pasien PDP berhasil ia antarkan ke rumah sakit dengan aman dan selamat, lho.
Walaupun, ia merasa menyetir mobil ambulans lumayan sulit, karena harus berpacu dengan waktu, apalagi menghadapi orang di jalan yang kurang peka dengan mobil ambulans ini.
Katanya, “Sudah bunyikan sirine, tapi kadang orang-orang di sekitar kita tidak peka untuk memberikan jalan buat kita karena kita mengangkut pasien, ya untung ada orang dengan kesadaran memberikan jalan, jadi kita tetap dengan cepat membawa pasien ke tempat yang dirujuk,”
Baca Juga: Mengenal Profil 3 Sosok Perempuan Milenial yang Jadi Staf Khusus Presiden Jokowi
Tapi, perempuan ini tidak pantang meyerah.
Dengan kesabaran, ia tetap bisa memenuhi tugas panggilan jiwanya menyetir mobil ambulans keliling Jabodetabek dengan.
Meski begitu, memang seperti apa ya, latar belakang Ika ini hingga ia sampai mau jadi supir ambulans?
Baca Juga: Fakta Hillary Brigitta Lasut, Perempuan Termuda yang Jadi Anggota DPR RI
Tidak Direstui Orangtua
Perempuan berparas cantik ini berasal dari Halmahera, Maluku Utara.
Saat ia tahu bahwa Jakarta membutuhkan relawan, ia rupanya sedang berada di Surabaya untuk menyelesaikan studinya sebagai perawat di STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Hang Tuah Surabaya.
Tapi, dikarenakan ia baru selesai sidang kuliah, dan kuliah diliburkan. Ia kemudian mandaftar menjadi relawan medis di Himpunan Perawat Kegawatdaruratan Bencana Indonesia (HIBGABI).
Baca Juga: Profil Pramono Edhie Wibowo, Sang Adik yang Donorkan Sumsum Tulang Belakang untuk Ani Yudhoyono
Namun, ia tidak mendapatkan restu dari orangtuanya.
Katanya, “Saya begini, pokoknya, kalau ini memang jalan Tuhan, pasti kita akan mendapatkan restu orang tua. Karena bagaimanapun kita sudah digariskan menjadi perawat,”
Oleh sebab itu, untuk menjaga perasaan orangtuanya, Ika selalu menelepon orangtua dan mengabari mereka tentang kondisinya saat tugas.
Ia juga menggambarkan sistem APD (Alat Pelindung Diri) yang selalu dipakainya saat bertugas.
Baca Juga: Zahrotur Riyad: Pengabdian Dokter Gigi di Pulau Terpencil
Selain APD, tapi Ika juga selalu diseterilkan usai mengantarkan pasien ke rumah sakit.
Tubuhnya diseterilkan selama satu jam usai mengantarjan pasien. “ Satu pasien sama dengan satu kali dekontaminasi.
Satu pasien dekontaminasi, baru jemput lagi. Kalau sehari dapat dua pasien, berarti kita dua kali dekontaminasi.
Termasuk mobil juga dilakukan dekontaminasim” pungkasnya.
Ia memang tidak takut tertular, karena buatnya mengantar pasien covid-19 sudah panggilan hati.
Katanya, “Kita sudah disumpah, kita harus melayani pasien sampai akhir,”
Keren ya!(*)
Sahabat NOVA punya usaha dan ingin tambah ilmu agar lebih sukses? Atau mungkin sedang butuh penghasilan tambahan dan mau mulai berwirausaha?
Salah satu cara terbaik adalah dengan ikut berbagai pelatihan online di bidang kewirausahaan, seperti program We Learn dari organisasi internasioanl, UN Women.
Program ini gratis, alias tidak dipungut biaya. Tinggal daftar di sini dan siap-siap makin sukses berwirausaha!
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.