Kondisi ini terjadi karena pada masa pandemi Covid-19 layanan untuk alat kontrasepsi di sejumlah klinik dan bidan tidak berjalan seperti biasanya.
Sementara para ibu pengguna alat kontrasepsi juga banyak yang tidak datang ke klinik karena khawatir tertular virus korona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendapat laporan, jumlah pengguna alat kontrasepsi menurun sekitar 40 persen.
”Kenapa menurun hampir 40 persen? Karena banyak klinik tidak melayani, ada yang mau datang suntik KB ke bidan, tetapi karena petugasnya sudah agak tua, terus jadi takut. Bidan yang biasa periksa pasien 40 orang jadi turun jumlah yang diperiksa. Begitu juga pasien atau akseptor juga merasa tidak penting-penting amat, tidak datang periksakan diri,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa (05/05).
Laporan tentang menurunnya jumlah pengguna alat kontrasepsi diterima Hasto sejak awal April 2020 lalu.
Menurut dia, jika dibiarkan, kondisi tersebut akan membuat angka kehamilan melonjak.