Ahli Ungkap Asupan Nutrisi dan Suplemen untuk Keluarga Harus Tetap Dijaga Selama Pandemi Corona

By Tentry Yudvi Dian Utami, Senin, 11 Mei 2020 | 22:00 WIB
Asupan Nutrisi dan Suplemen untuk Keluarga Harus Tetap Dijaga Selama Pandemi Corona (TasiPas)

NOVA.id – Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih diberlakukan untuk mengurangi penyebaran covid-19.

Sebab, menurut ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Doni Monardo menegaskan, selama vaksin belum ditemukan, maka kita  belum aman.  

Artinya, risiko terkena Covid 19 masih tinggi.

Baca Juga: Wow, Tidur Tanpa Gunakan Bantal Ternyata Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Sejauh ini para peneliti masih belum menemukan vaksin Covid 19.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa masyarakat harus tetap waspada pada  gelombang ke-2 Covid 19, yang datang dari para pekerja dari luar negeri dan pemudik.

Apalagi tren penambahan pasien positif Covid 19 di Indonesia  juga masih tetap naik, seperti dikemukakan dokter spesialis paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K).

Baca Juga: Kini Tak Perlu Takut Beli Makanan di Luar Rumah, BPOM Beri Tips agar Terhindar dari Corona di Warung Makan

"Kalau dilihat trennya tetap naik, namun penambahannya dari hari ke hari terlihat fluktuatif," kata Dr. Erlina," kata Dr. Erlina.

Ia menjelaskan,  penambahan pasien positif paling tinggi terlihat di tanggal 24 April.

Tapi, 25 April tetap ada, 26 April tetap ada juga.

Baca Juga: Jumlah Konsumsi Air Minum Selama Puasa, Ternyata Tubuh Kita Akan Beradaptasi hingga Siap untuk Puasa Berikutnya

Namun, naiknya tidak sebanyak pada tanggal 24 April.

Prediksinya  bulan Mei ini, masa peak Covid-19.

"Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain  masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," kata Dr. Erlina.

Baca Juga: Jangan Bingung Lagi, Segera Kenali Berbagai Jenis Tes Virus Corona Ini

Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada, terlebih pandemi ini berbarengan juga dengan masuknya bulan Ramadan, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa.

"Pada saat puasa di masa covid-19, orang tetap harus waspada terhadap penularan penyakit, sehingga dari segi ibadah, sekarang juga dibatasi. Jadi, kita memang harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh," kata Dr.  Erlina.

Walaupun ia juga menekankan bahwa puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena, orang tetap makan dan  minum.

Baca Juga: Tips Mudah Agar Tak Dehidrasi Selama Puasa di Bulan Suci Ramadan

Perbedaannya adalah pada waktu makan dan minumnya.

Dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur.

Oleh karena itu, upaya pencegahan pada masa covid-19 termasuk di bulan Ramadan ini sampai post pandemi tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan social distancing, phisical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat. Hidup sehat  artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok, dan lainnya.

virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun. 

Baca Juga: Puasa Bisa Tingkatkan Sistem Imun di Tubuh untuk Tangkal Virus, Begini Aturan Makanan yang Harus Dikonsumsi

Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan nutrisi.

"Kita  tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata Dr. Erlina.

Dr. Inggrid Tania, M.Si,  Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik.

Baca Juga: Tetap Sehat Selama Ramadhan dengan 4 Camilan Rendah Kalori Ini

Misal, tidur yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stress, air putih yang cukup. Itu sudah menjadi keharusan.

Ketika memang kebutuhannya mengharuskan kita perlu suplemen, maka lebih baik konsumsi suplemen itu sesuai dengan kebutuhan.

“Ketika kita harus konsumsi setiap hari, kita bisa mengonsumsinya setiap hari, tetapi tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," kata Dr. Inggrid.

Baca Juga: Jangan Bingung Lagi, Segera Kenali Berbagai Jenis Tes Virus Corona Ini

Ia memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak. 

Khasiatnya, yakni sebagai zat bioaktif  memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator.

Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis.

Termasuk saat pandemi ini.

Baca Juga: 5 Aktivitas agar Daya Tahan Tubuh Terjaga Selama Puasa di Tengah Pandemi Virus Corona

Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus.

Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa  diberikan pada anak-anak.

Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis.

Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh 5 Menit Setelah Buka Puasa dengan Air Mineral

Artinya, selain ada sifat immunomodulator, Curcumin memberikan  manfaat  lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga.

Hal penting lainnya adalah hampir tidak ada kontra indikasi konsumsi cucurmin, pada anak-anak. Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja.

"Kalau Covid-19 khan infeksi virus. Karena infeksi virus ini sifatnya self limiting deases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita," kata Dr. Inggrid.

Dokter ahli tumbuh kembang dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) mengatakan, pada anak, infeksi virus, baik virus Covid-19 maupun yang lain, berisiko terhadap tumbuh kembang anak.

Baca Juga: 6 Buah Rendah Gula Tapi Tetap Terasa Manis yang Baik untuk Buka Puasa

Dampak proses infeksi pada tumbuh kembang anak sifatnya jangka panjang.

Pada anak dibawah enam tahun,  dapat mengganggu tumbuh kembang dasar, yakni kemampuan motorik, kemampuan bicara bahasa, dan kemampuan personal kemandirian.

Sementara pada  anak usia di atas enam tahun, proses infeksi pada usia awal, dapat mengganggu tumbuh kembangnya dalam aspek perilaku dan kecerdasannya.

Khusus untuk Covid-19, karena ada sesuatu yang berbeda dengan infeksi virus yang lain terutama dengan masalah kecepatan penyebaran.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Ayo Belajar Digital Marketing Agar Sukses Berwirausaha

Dengan adanya pembatasan sosial dan anak-anak harus sekolah di rumah, maka akan berisiko mengganggu tumbuh kembangnya.

Termasuk, akan mengganggu pada pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tumbuh kembang, dan jadwal pemberian imunisasi.

Padahal, pemberian imunisasi dan lain-lainnya tetap harus diberikan, meski pada masa pandemi dan PSBB seperti ini.

"Pada anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh bukan hanya agar mencegah virus itu tidak masuk, tetapi daya tahan tubuh juga harus bisa digunakan untuk menimbulkan energi yang dipakai untuk perkembangan otaknya," kata dokter yang biasa disapa dr. Wawan ini.

Baca Juga: Tips Mudah Agar Tak Dehidrasi Selama Puasa di Bulan Suci Ramadan

Dengan demikian, mengamankan daya tahan tubuh selama masa physical distancing itu, mencakup tiga hal.

Pertama, mengatur pola aktivitas fisik tergantung usia.

Kedua, mengatur aktivitas tidur.

Ketiga, yang paling penting adalah mengatur pola pemberian nutrisi. Ini adalah upaya dasar yang harus dilakukan orangtua selama fase physical distancing atau mandiri di rumah.

Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Minum Air Putih Hangat saat Sahur, Ini 5 Manfaat Luar Biasa yang Tak Terduga Salah Satunya Mengeluarkan Racun

Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.

"Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR. Aswin.

Produk Unggulan SOHO yang berbasis temulawak adalah Curcuma FCT, Curcuma tablet dan dan Curcuma Plus.

Baca Juga: Puasa Bisa Tingkatkan Sistem Imun di Tubuh untuk Tangkal Virus, Begini Aturan Makanan yang Harus Dikonsumsi

Untuk  anak, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk  Vitamin sirup dan tablet dan juga Susu Pertumbuhan.  Untuk dewasa ada Curcuma FCT dalam bentuk tablet. (*)

Di masa pandemi ini, Sahabat NOVA mau tambah penghasilan dengan wirausaha? Atau punya usaha dan mau tambah ilmu agar jualan tetap lancar?

Di program WeLearn dari UN Women, ada kelas online “Digital Marketing" GRATIS! Tinggal daftar kelas di sini, pilih waktu dan metode yang diinginkan, lalu ikuti instruksi untuk terima materi pelajarannya. Tambah ilmu, tambah cuan!