NOVA.id - Selama pandemi, kita jadi banyak mengandalkan toko online untuk belanja.
Dengan kemudahan akses dan pembayaran lewat uang digital, kita tak perlu repot keluar rumah.
Apalagi, ada banyak diskon dan promo di berbagai marketplace dengan pembayaran menggunakan uang digital.
Seperti Ovo, Dana, Gopay, atau akun uang digital bawaan dari marketplace.
Siapa yang tak senang dengan segala kepraktisannya ini?
Tapi, bagaimana dengan keamanannya, apa kita sudah perhatikan dengan jeli?
Baca Juga: Pintar Atur Uang, Ternyata Ini Perbedaan Hemat dan Pelit, Simak 4 Contoh Ini Beserta Penjelasannya!
Ya, belum lama ini, kan, Tokopedia mengalami kebocoran data 91 juta penggunanya di media sosial dan tujuh juta data merchant dijual di situs gelap (dark web).
Dengan begitu, informasi pribadi kita bisa saja disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab untuk tindak kejahatan.
Salah satunya, bisa saja digunakan untuk menguras uang kita yang ada di dalam akun tersebut.
Baca Juga: Terhimpit Jadi Generasi Sandwich, Pintar Atur Uang dengan Strategi Ini
Masalah seperti kasus di atas memang sudah skala besar dan terjadinya di tingkat perusahaan penyedia jasa.
Tapi, kita juga perlu hati-hati dan waspada, karena tak jarang penipuan bisa juga terjadi karena kecerobohan kita sendiri.
Ya, tak jarang kebobolan terjadi karena kita sendiri terjebak memberikan kode OTP (One-Time Password) atau password email kepada orang tak dikenal.
Baca Juga: Makin Pintar Atur Uang Belanja Online dengan Cara Bayar di Sini
Atau bisa jadi kita tak disiplin menggunakan langkah-langkah pengamanan terhadap akun-akun kita, baik di toko online, uang digital, maupun akun email.
Lantas, bagaimana kita mesti menjaga uang digital tetap aman?
Berikut saran dari Tejasari, CFP., konsultan finansial, untuk Sahabat NOVA.
Baca Juga: Rahasia Pintar Atur Uang ala Generasi Sandwich agar Tak Terhimpit
1. Jangan Berlebihan
Hal pertama adalah hindari menaruh uang terlalu banyak di masing-masing akun marketplace atau aplikasi uang digital.
Meski kita sudah menganggarkan dana tertentu untuk dimasukkan di akun kita, misalnya Rp2 juta untuk belanja dan transportasi.
Memang jadi lebih praktis, namun di satu sisi kita juga perlu tahu, seberapa besar, sih, risiko yang berani kita ambil untuk kemungkinan kehilangan.
“Saya menyarankan untuk jangan terlalu banyak menempatkan uang di akun uang digital Anda. Risikonya ada dua. Satu, risiko kerugian karena terkena penipuan atau tindak kejahatan lain yang mengincar uang kita. Kedua, uang yang ada juga jadi sering kepakai, karena kita melihat saldo masih ada terus,” ujar Tejasari.
Maka, bisa dipikirkan untuk membaginya menjadi beberapa tahap transfer ke akun uang digital kita, sehingga nominal menjadi lebih kecil.
Dan kalau ada masalah, risiko kerugian pun kecil.
Baca Juga: Agar Tak Rugi, Ini Tips Pintar Atur Uang dalam Mulai Bisnis Bersama Pasangan
2. OTP Itu Rahasia
One-Time Password (OTP) adalah senjata dan kunci keamanan uang digital yang kita miliki.
Kode ini akan dikirimkan dan perlu kita masukkan sebagai tahap konfirmasi sebuah transaksi keuangan.
Biasanya, OTP dikirim ke nomor handphone atau email kita yang sudah terdaftar.
Baca Juga: Ini Dia Tiga Hasil Financial Check Up, di Mana Posisi Keuangan Kita?
Perlu diingat, kode ini hanya dikirimkan ke kita dan untuk kita.
Jadi, apa pun alasannya, tidak boleh diberikan kepada orang lain, termasuk petugas/karyawan si penyedia jasa.
Peringatan ini pun sering disampaikan setiap transaksi yang memerlukan OTP.
Baca Juga: Pintar Atur Uang agar Gaji Tak Terasa Kurang Terus, Lakukan Ini
Belakangan, banyak modus penipuan yang mengatakan bahwa kita sudah melakukan sebuah transaksi.
Untuk membatalkannya, kita perlu memberikan kode OTP atau nomor kartu kredit.
Padahal, saat kita memberikan data itulah, si penipu mendapat akses ke akun kita, jadi kembali lagi, kita harus sangat hati-hati dan jangan mudah terjebak.
Baca Juga: Pintar Atur Uang: 6 Kunci agar Masalah Keuangan Tak Picu Keretakan Rumah Tangga
3. Pilih Metode Pengaman Transaksi
Selain kode OTP, segala aktivitas transaksi keuangan kita denganuang digital akan dikirimkan ke email atau nomor handphone.
Pilih salah satu yang lebih aman, dalam artian bisa dengan mudah kita akses dan kontrol setiap saat untuk arus transaksi uang digital kita.
Email: Masukkan email aktif dan password yang sesuai akun kita.
Lalu, sering-seringlah mengecek isi email dari akun uang digital kitauntuk mengontrol aktivitas transaksi dan langkah antisipasi.
Tak perlu banyak akun email, cukup satu akun pribadi yang di-maintain dengan baik dan jangan lupa juga untuk mengganti password email paling tidak tiga bulan sekali.
Nomor Handphone: Masukkan nomor handphone aktif kita.
Jangan abaikan pesan pemberitahuan soal transaksi keuangan.
Jika handphone atau nomor handphone sedang ada perbaikan atau perubahan, maka harus segera ubah setelan ke alamat email untuk formasi keamanannya.
4. Cari Tahu Prosedur dan Fitur
Menurut Tejasari, mengetahu fitur dan prosedur keamanan untuk mencegah terjadinya penipuan penting dilakukan saat kita menggunakan aplikasi uang digital.
Apalagi kalau kita menempatkan uang dalam jumlah besar di satu akun kita.
Berarti kita harus lebih hati-hati dan cari tahu prosedur keamananya.
“Kalau ada apa-apa mesti teleponnya ke mana, mesti complain-nya gimana biar cepat diselesaikan. Setiap marketplace dan aplikasi uang digital itu beda-beda prosedurnya. Jadi, kita harus paham alur dan tahu level keamanannya kalau kita mau taruh uang yang besar di akun uang digital kita,” ujar Tejasari.(*)
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.