Konsultasi Psikologi: Saya Cantik, Pintar, tapi Lajang dan Kesepian

By Made Mardiani Kardha, Kamis, 11 Juni 2020 | 20:55 WIB
Konsultasi Psikologi: Saya Cantik, Pintar, tapi Lajang dan Kesepian (iStock)

Tolong Anda analisa ini sendiri, ada benarnya atau tidak, apa yang saya utarakan. Kalau iya, it’s time to think over, do I need to change or not? Sudah boleh deh mulai berpikir, saya perlu mengubah ini atau tidak.

Sebenarnya, akan sangat membantu bila Anda mulai bisa menjalin hubungan lebih mendalam dengan sejawat di pekerjaan, yang bisa bicara dari hati ke hati. Buka diri dengan cara berani mengungkapkan siapa Anda sesungguhnya.

Boleh, kok, bercerita tentang bagaimana Anda dibesarkan orangtua, saat di mana Anda bahagia—yang positif-positif dululah, sembari jangan lupa, belajar mendengarkan teman. Artinya, Anda juga mau tahu tentang dirinya, walau ternyata ceritanya biasa-biasa saja dibanding diri Anda.

Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Prilly Latuconsina Mengaku Sering Merasa Kesepian dan Sedih Sampai Datangi Psikolog hingga Asmara Abigail yang Masih Terisolasi di Italia karena Virus Corona

Perhatian terhadap orang penting sekali kita jadikan kebiasaan karena tak ada orang yang tak senang bila merasa ada yang peduli dan perhatian pada dirinya.

Tampaknya sederhana, tetapi yang namanya memulai hal baru dan menjadikannya kebiasaan, bukanlah perkara mudah. Yang harus diingat: “tidak mudah” itu tidak identik dengan “tidak bisa”.

Apalagi seperti Anda katakan, Anda introver dan tak punya banyak sahabat. Sebenarnya, tak apa-apa kalau kita punya kecenderungan introver.  Obama adalah seorang introver. Demikian pula Michael Jackson, Mother Teresa. Artis Michelle Pfeiffer dan sutradara terkenal Steven Spielberg, juga introver.

Baca Juga: Aplikasi Kencan Online Facebook Dating, Amankah untuk Perempuan?