Disekap Berjam-jam di Angkot Hingga Diancam akan Dibunuh, Bidan dan Perawat Ini Justru Temukan Kejanggalan Walau Jadi Korban

By Yunus, Jumat, 26 Juni 2020 | 12:44 WIB
Disekap Berjam-jam di Angkot Hingga Diancam akan Dibunuh, Bidan Ini Justru Temukan Kejanggalan Walau Jadi Korban ()

NOVA.id - Kejadian yang mencekam dialami oleh seorang bidan dan perawat saat mereka pulang bertugas.

keduanya disekap di angkot selama 4 jam, uang di ATM-nya pun dikuras.

Keduanya juga nyaris mengalami pelecehan hingga diancam dibunuh.

Baca Juga: Deretan Masakan Berkuah yang Lezat Disantap Saat Lembur di Rumah

Seperti dilansir dari Kompas.com, kejadian itu menimpa SR, bidan di salah satu rumah sakit di bilangan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Bersama RP, perawat di rumah sakit yang sama, SR jadi korban penyekapan selama 4 jam di angkot pada Minggu malam (21/06).

Keduanya disekap di dalam angkot selama perjalanan pulang dan beberapa barang berharganya dirampas.

Baca Juga: Pengalaman Hampir Dipoligami, Maia Estianty Tegaskan Pandangannya: Kalau Merasa Mampu ya Silakan

Mengalami kejadian yang membuatnya trauma itu, SR justru mengaku awalnya tak berniat melaporkan para pelaku ke polisi.

"Cuma dari pihak kakak saya tidak terima dan minta agar jangan membiarkan. Ternyata dari pihak rumah sakit juga support, sampai kemarin kami diantar pihak rumah sakit ke Polsek Cimanggis," kata SR, Selasa (22/06).

SR menceritakan mengapa ia ragu melaporkan kasus ini ke polisi. Pertama, ia merasa bersyukur karena dirinya tak dianiaya atau bahkan dibunuh seperti ancaman para perampok yang menyekapnya.

Baca Juga: Susul Laudya Cynthia Bella, Engku Emran Kini Unfollow Instagram Sang Istri dan Hapus Foto Mesra Mereka Berdua, Cerai?

Kedua, ia ragu melapor karena sedikit merasa iba terhadap para perampok itu. Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.

"Mereka itu penjahat, kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.

Penyekapan berlangsung selama kurang lebih 4 jam di dalam angkot yang mengarah dari Cimanggis menuju Citeureup.

Baca Juga: Habiskan 12 Hari Bersepeda Jakarta-Bali, Begini Cara Unik dan Romantis Nirina Zubir untuk Rayakan Anniversary Pernikahan ke-10

Selama tengah malam hingga dini hari, SR dan RP dipaksa tengkurap di lantai mobil, tubuh mereka diinjak serta ditutupi kain.

Setiap kali meronta, mereka dipukul dan diancam menggunakan gunting, bahkan sesekali mendapatkan pelecehan seksual.

Kedua perempuan itu akhirnya menyerah dan pilih mengikhlaskan barang-barang berharga mereka, mulai dari ponsel, perhiasan, hingga uang tunai dan saldo rekening di ATM kepada para perampok yang menggeledah isi tas mereka.

Baca Juga: Pamer Kemesraan dengan Atlet Jet Ski Dunia, Cinta Laura Blak-blakan Pernah Tidak Suka Pada Aero Aswar: Tadinya Aku Kira...

Kejanggalan terjadi setelah para perampok itu menggasak uang tunai Rp2,8 juta dari rekening RP.

"(Perampok) yang turun ke ATM dia ada kasih aba-aba, bisik-bisik dengan temannya, 'sampai' jam berapa?'. Itu terdengar sama saya. Salah satu yang menyekap kita bilang, 'sebentar lagi kalian akan turun'," jelas SR.

Saat itu, tubuh SR masih terimpit di antara kaki perampok yang mendarat di punggungnya serta sound system mobil dekat wajahnya.

Baca Juga: Pamer Kemesraan dengan Atlet Jet Ski Dunia, Cinta Laura Blak-blakan Pernah Tidak Suka Pada Aero Aswar: Tadinya Aku Kira...

Ia tahu tasnya dan RP digeledah. Barang-barangnya dikeluarkan dari tas. Anehnya, jelang janji mereka akan diturunkan, para perampok itu membereskan isi 2 tas yang sudah mereka hamburkan.

"Ini semua barang-barangnya sudah saya bereskan. Nanti kalau ada yang tertukar, tukar saja di rumah. Saya enggak tahu barang kalian yang mana saja intinya sudah saya masukkan dan rapikan," ujar salah satu perampok dalam ingatan SR.

"(Barang-barang di tas) tidak akan diambil, semuanya nanti saya balikin, kecuali uang dan barang-barang berharga itu," lanjut SR menirukan ungkapan perampok itu.

Baca Juga: Zumi Zola Digugat Cerai karena Cekcok dan Kurang Perhatian, Terungkap Sang Istri Sudah Ingin Pisah dari Lama

"Di dompet itu, semua uang diambil, tapi kartu-kartunya dibalikin, Mas. Bahkan kartu ATM yang sempat dia gesek punya RP juga dibalikin lagi," kata dia seperti tak percaya.

Para perampok masih menyuruh sopir angkot tersebut untuk mengemudi sesuai instruksi mereka.

Sesekali, para perampok meminta sopir berhenti. Salah satu dari mereka membeli makanan, satu lagi berjaga di jok samping sopir. Pintu angkot dikunci, namun tubuh SR dan RP tak lagi disekap.

Baca Juga: Tak Perlu Waktu Bertahun-tahun, Ternyata Manusia Hanya Butuh Waktu Segini untuk Jatuh Cinta

Setelah perampok kembali masuk ke kabin angkot dan duduk bersama SR dan RP, kalimat-kalimat yang meluncur dari mulut perampok tak lagi melulu soal ancaman.

"Saya yakin dia baik karena dari kata-katanya itu," ujar SR.

Mereka berdua ditanyakan status perkawinannya. Merasa ngeri dicabuli karena telah diancam demikian sebelumnya, SR dan RP menjawab sudah menikah, meskipun sebetulnya belum.

Baca Juga: Tebal dan Renyah, Begini Cara Membuat Telur Dadar ala Warung Nasi Padang

Mereka tak menyangka bahwa jawaban itu berbalas ancaman bernada "simpatik" dari si perampok.

"Kalian mau ketemu keluarga kalian atau tidak? Kalau mau ketemu, ya sudah, jangan mempersulit biar kita cepat selesai," ujar perampok.

"Pas saya bilang besok dinas pagi di rumah sakit, dia (perampok) malah bilang 'nanti kita antar sampai dekat rumah'," kata SR.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Cara Cuci Piring Seperti Ini Bisa Pengaruhi Nafsu Makan Lo!

SR bilang, "Jadi kayak masih ada negosiasi. Makanya kita mikir, ini tuh apa sih? Kami enggak ngerti."

Para perampok, di akhir episode penyekapan itu, juga sempat menceramahi para korban dengan nasihat berbau agama.

Sebelumnya, perampok itu juga menghardik SR ketika bidan tersebut menyerukan nama Tuhan.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Ruben Onsu dan Sarwendah Kaget Betrand Peto Ternyata Banyak Simpan Rahasia hingga Kejadian Jenazah Tertukar di Surabaya

"Saya kayak pingin tertawa saat bapaknya bilang, 'kalian itu makanya sholat, berdoa. Ini jadinya kalian yang kena'," kenang SR.

Pukul 02.00 WIB, para perampok mengarahkan sopir agar menepi dari Jalan Raya Bogor.

SR dan RP bisa bernapas lega meskipun didera trauma hebat. Setelah disekap 4 jam dan ponsel serta uang mereka dikuras habis, mereka tak tahu bagaimana pulang ke kediaman masing-masing pada dini hari begitu.

Baca Juga: Viral Jamur Enoki Sebabkan Wabah Listeria, Ini Cara Aman Penyajiannya dari Ahli Gizi

"Tapi ternyata habis sudah lama muter-muter, semua barang akhirnya dibereskan, dia (perampok) memberi ongkos. Saya bingung," ungkap SR.

Ongkos pulang itu sebesar Rp150.000 yang berasal dari duit rampasan para perampok yang disisakan untuk SR dan RP.

Para perampok menyuruh sopir mengarah masuk ke jalan kecil dekat Pasar Cibinong, Jalan Mayor Oking. Bersamaan dengan itu, SR dan RP disuruh duduk di jok secara perlahan agar tak menimbulkan kecurigaan orang di luar angkot.

Baca Juga: Berhasil Meloloskan Diri Dari Penculik, Siswa SMK Kaget Dengan Isi Mobil Si Penculik

Mereka merasa lemas karena 4 jam disekap tanpa minum dengan tubuh ditindih. Sekujur kepala mereka pusing.

"Kebetulan kaki saya kan ada di kolong bangkunya, terus saya mau bangun kan susah. Terus, perampoknya malah tanya, 'bisa enggak? Sandalnya mana?'" kisah SR.

Para perampok itu malah yang merunduk dan merangkak mencari sandal bidan dan perawat itu di kolong jok.

Baca Juga: Bak Pembunuh Berdarah Dingin, John Kei Pertama Kali Habisi Nyawa Orang di Usia 22 Tahun dan Ungkap Hal Ini Tanpa Penyesalan: Saya Merasa Jago Kalau Membunuh

"Ini, pakai, duduk yang rapi," ungkap SR menirukan adegan para perampok menyodorkan alas kaki kepada mereka yang kehabisan tenaga.

Angkot tiba di Jalan Mayor Oking. Perampok mengawasi sekeliling dan menutup nomor polisi angkot itu dengan stiker.

Setelah merasa keadaan kondusif, SR dan RP dilepaskan dan diberi ancaman terakhir.

Baca Juga: Bikin Merinding! Begini 5 Kisah Pembunuh Berantai Paling Sadis di Indonesia, Salah Satu Pelaku Lakukan Hal Tak Waras Nekat Simpan Potongan Tubuh Korban sebagai Kenang-kenangan!

"Kalian jangan sampai teriak. Kalau teriak, kalian akan tanggung akibatnya. Akan kita kejar lagi. Kita enggak akan segan-segan membunuh," ancam perampok itu sambil memelototi mereka yang masih dilanda kebingungan.

"Pas kita turun, dia langsung suruh kita jalan ke depan. Betul-betul disuruh jalan ke depan, karena di depan itu jalan raya," ujar SR.

Dilanda trauma hebat, mereka berjalan kaki cukup jauh hingga Jalan Raya Bogor.

Baca Juga: Pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata Paling Dicari Berhasil Ditangkap TNI-Polri, Salah Satu KKB yang Pernah Tembaki Jenderal Tito Karnavian hingga Tewaskan Para Polisi Polsek Pirime

 

 

Mereka bingung hendak pulang dengan cara apa karena trauma dan tak punya ponsel untuk memesan taksi online.

"Terus ada angkot nomor 41 lagi. Di dalamnya ada ibu-ibu juga, kami merasa mungkin akan aman," tutup SR soal angkutan yang akhirnya mereka tumpangi hingga ke kediaman masing-masing.

Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang Sekaligus Bantu Sesama dengan Investasi Ini

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di laman GridStar.id dengan judul Bidan dan Perawat Disekap di Angkot 4 Jam, Uang di ATM Dikuras Hingga Diancam Dibunuh, Tapi Merasa Masih Temukan Kejanggalan: Saya Kayak Pengin Tertawa