Tips Memilih Sekolah Virtual yang Tepat untuk Anak di Masa New Normal

By Dionysia Mayang Rintani, Senin, 13 Juli 2020 | 15:15 WIB
Tips Memilih Sekolah Virtual yang Tepat untuk Anak di Masa New Normal (istock)

NOVA.id – Menghadapi pandemi covid-19, ada banyak penyesuaian dan kebijakan yang perlu kita patuhi.

Termasuk kebijakan sekolah secara virtual terutama untuk yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim.

Kebijakan bahwa sistem sekolah secara virtual hybrid juga disebut akan diterapkan secara permanen di Indonesia, dan Nadiem pun telah meminta guru dan orangtua untuk beradaptasi.

Baca Juga: Bukan Saat SD, Inilah Waktu yang Tepat untuk Menyunat Anak Kita

Kita sebagai orangtua pastinya menginginkan hal yang terbaik bagi buah hati.

Saat ini, dengan tersedianya banyak pilihan, mungkin kita masih mengalami kesulitan dalam memilih sekolah yang bisa membantu dan mempersiapkan anak menghadapi tantangan ini.

Yang perlu kita ingat, adalah memadukan keterampilan masa kini yang berperan dalam pembelajaran yang dipersonalisasi.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Ikut Mola Kids Kitchen Science Challenge dan Dapatkan Hadiah Rp50 Juta, Begini Caranya!

Hal ini penting untuk persiapan karier dan masa depan buah kita.

Di masa seperti sekarang, telah muncul berbagai jenis pekerjaan yang tak pernah ada sebelumnya, dan akan terus bertambah banyak.

Dengan masa depan yang serba tidak terduga, bagaimana kita mempersiapkan anak untuk hal tersebut?

Baca Juga: Masuki Era New Normal, Ini Tantangan yang akan Dihadapi Orang Tua terhadap Anak, Berikut Solusinya!

“Kita perlu memahami pentingnya memposisikan pendidikan sebagai sebuah perjalanan, bukan tujuan, dan inilah alasan mengapa Sampoerna Academy menerapkan metode STEAM serta mengasah keterampilan 5C para siswa,” ujar Dr. Mustafa Guvercin, Sampoerna Academy School Director.

Keterampilan 5C sangat penting bagi siswa untuk mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi pada kehidupan di abad-21 yang membawa tantangan yang berbeda dari yang kita hadapi sekarang.

“Keterampilan ini perlu diterapkan melalui proses pendidikan, oleh sebab itu guru perlu berlatih keterampilan 5C untuk agar mampu mengajar dan memodelkan kepada siswanya,” jelas Itje Chodidjah, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M).

Baca Juga: Meski Bisa Sembuh Sendiri, Para Orang Tua Harus Memperhatikan Beberapa Hal Ini saat Anak Mengalami Diare

Dr. Mustafa Guvercin menambahkan, “Virtual schooling kami yang sudah ditingkatkan mutunya, terus mengikuti visi kami dalam memajukan siswa yang kreatif, passionate, tidak pernah berhenti belajar, yang mampu menghadapi tantangan di dunia yang berubah dengan cepat.”

Siswa berpartisipasi dalam pembelajaran live synchronous via Google Meet bersama para wali kelas dan guru lainnya.

“Kami percaya bahwa peluang berharga untuk pembelajaran bisa didapat setiap harinya. Hal ini tercermin dalam nilai-nilai dan kegiatan untuk pembelajaran berkualitas tinggi,” ujar Dr. Mustafa.

Baca Juga: Sederet Aktivitas Seru yang Bikin Anak Betah Habiskan Liburan di Rumah

Virtual Schooling di Sampoerna Academy mengajak para siswa untuk belajar secara aktif  dengan pembelajaran materi  yang melibatkan diskusi, pemecahan masalah, menganalisa studi kasus, dan materi lainnya yang dirancang dengan paparan terbatas oleh guru, untuk siswa dari semua tingkatan.

Hal ini memberikan tambahan waktu untuk kegiatan lainnya, termasuk kelas seni dan musik secara virtual.

Selama 4 bulan implementasi virtual schooling, Sampoerna Academy telah berhasil mencapai target akademik semester lalu dengan 5.163 sesi sekolah virtual, 92% penyelesaian tugas, dan 10.298 makalah dan proyek.

Baca Juga: Beri Perlindungan dari Luar dan Dalam Tubuh, Sakatonik ABC Ajak Anak Lakukan #GerakanTanganABC

Sementara, 97% dari orangtua menyatakan puas dan persentase kehadiran siswa mencapai angka 96%.

Apa saja keterampilan 5C yang diasah oleh Sampoerna Academy melalui virtual schooling?

  1. Critical Thinking

Proses memilah, menganalisis, dan mempertanyakan informasi/konten yang ditemukan di berbagai media, dan kemudian mensintesiskannya ke dalam bentuk yang bernilai bagi setiap individu.

Ini memungkinkan siswa untuk memahami konten yang disajikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga: Alih-Alih Bikin Si Kecil Sehat, Memaksa Anak untuk Makan Ternyata Timbulkan Efek Negatif!

  1. Communication

Komunikasi adalah keterampilan memberikan informasi dengan jelas, singkat dan bermakna.

Ini juga melibatkan pendengaran yang cermat dan mengartikulasikan pemikiran.

Komunikasi memiliki berbagai tujuan memberi informasi, menginstruksikan, memotivasi, dan membujuk.

Baca Juga: Nggak Perlu Bingung, 4 Tayangan Keluarga Terbaru dari Netflix Ini Bikin Waktu dengan Anak Makin Seru, Apa Saja?

  1. Collaboration

Kolaborasi adalah keterampilan dalam memanfaatkan berbagai kepribadian, bakat, dan pengetahuan dengan cara menciptakan hasil yang maksimal.

Menciptakan hasil yang bisa memberikan manfaat bagi seluruh komunitas atau kelompok.

Karena bekerja secara sinergi, dapat menciptakan hasil nilai yang lebih besar daripada hasil nilai dari seorang individu.

Baca Juga: Cara Tepat Kelola Emosi Anak agar Tak Bosan Belajar dari Rumah

  1. Creativity

Pada abad ke-21, seorang individu harus mampu menciptakan sesuatu yang baru atau menciptakan sesuatu dengan cara yang baru, dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh.

Tidak hanya berupa seni, tetapi juga beruba berbagai solusi untuk permasalahan dalam situasi di kehidupan nyata.

Baca Juga: Lindungi Tumbuh Kembang Buah Hati di Usia Toddler dan Prasekolah dengan Cara Ini

  1. Character

Menurut Miller, memahami pentingnya konektivitas manusia di dunia yang dipenuhi dengan teknologi adalah keterampilan yang diperlukan untuk diajarkan kepada anak.

Menyoroti pendidikan karakter sebagai C terakhir.

Ini mencakup komitmen sekolah untuk membantu anak muda menjadi warga negara yang bertanggung jawab, peduli, dan berkontribusi.

Baca Juga: Ahli Ungkap Anak Bisa Terkena Alergi Susu Sapi, Seperti Apa Gejalanya?

Bagaimana kita dapat membantu mengasah keterampilan 5C selama virtual schooling?

Menurut psikolog, Jovita Maria Ferliana, M.Psi, "Mengasah keterampilan 5C siswa bukan merupakan tanggung jawab lembaga pendidikan saja, namun orang tua juga sebaiknya turut berperan dalam pendidikan anak mereka, terutama selama virtual schooling."

Berikut adalah beberapa tip untuk para orang tua dalam mengasah keterampilan 5C pada anak selama virtual schooling.

Baca Juga: Jangan Lakukan Lagi! Ternyata Posisi Tidur pada Bayi Ini Bisa Berakibat Fatal hingga Sebabkan Kematian Mendadak, Begini yang Seharusnya

Pertama, jangan lupa memberikan waktu istirahat dan mengajak anak meregangkan tubuh agar tetap bugar.

Kemudian, ajak anak untuk mengutarakan pendapat dan berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan memberikan pendapatnya, termasuk menceritakan tantangan yang dihadapi selama virtual schooling.

Sekali-sekali, ajak anak untuk memilih permainan baru atau mengubah aturan permainan untuk mengasah kreativitasnya.

Baca Juga: Diperpanjang, Begini Cerita Orang Tua Tentang Temani Anak Belajar dari Rumah

Lalu, sejak usia dini, ajari anak 3 kata emas, yaitu: tolong, maaf, dan terima kasih.

Juga jelaskan kepada anak kapan dan mengapa menggunakan ungkapan-ungkapan itu.

Kelima, luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak tentang topik hangat atau tren terkini.

Baca Juga: Meski Bisa Sembuh Sendiri, Para Orang Tua Harus Memperhatikan Beberapa Hal Ini saat Anak Mengalami Diare

Diskusikan setiap hari selama 30-60 menit bersama anak mengajaknya untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan untuk mengetahui tentang apa yang terjadi di sekitar.

Keenam, berikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan teman sekolah di luar jam virtual schooling, misalnya dengan TikTok Sharing, Video Chat, Instagram Live, dan lainnya.

Ketujuh, pastikan anak berpakaian rapi saat berinteraksi menggunakan video.

Baca Juga: Ada Wacana Sekolah Kembali Dibuka, Yuk Mulai Rancang Menu Bekal Anak

Berikutnya, kita bisa menceritakan pengalaman yang dilalui hari ini dan tanyakan pendapat anak.

Kesembilan, tunjukkan pada anak tentang kebaikan, apa artinya dan mengapa kita perlu melakukannya.

Selama masa karantina ini, perlihatkan juga kepadanya bahwa kebaikan dapat diberikan/diterima bahkan tanpa pertemuan tatap muka, seperti berbagi kata-kata yang mendorong dan positif kepada teman-teman, membeli makanan tambahan untuk petugas pengiriman makanan, membuat kampanye via media sosial dengan teman sekelas, dan lainnya.

Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Jadi Pintar Bersama Tanpa Tersiksa

 

 

Terakhir, jangan memanjakan anak dengan kehidupan yang terlalu mudah.

Tunjukkan kepada anak bahwa ketika dia membutuhkan sesuatu, dia perlu berusaha untuk mendapatkannya.

Misalnya, ketika ingin meminjam sepak bola saudara laki-lakinya, maka ia harus tahu cara bertanya atau bahkan bernegosiasi dengan saudaranya, atau bagaimana membuat teman sekelas setuju untuk bekerja sama dalam proyek sekolah.

Baca Juga: Penggunaan Obat untuk Kurangi Berat Badan bagi Anak yang Obesitas, Bolehkah?

“Sampai saat ini, tidak ada data spesifik yang tersedia tentang seberapa siap sekolah dan guru dalam menerapkan sekolah virtual. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh selama periode karantina masih tergantung pada kreativitas dan keterampilan guru,” kata Itje Chodidjah.

“Ketika virtual schooling mulai diterapkan pada masa karantina, tidak sulit bagi Sampoerna Academy untuk beradaptasi karena kami sudah terbiasa dan siap,” jelas Dr. Mustafa Guvercin.

Ia melanjutkan, “Untuk itu, kami menerima peringkat yang sangat baik untuk penerapan virtual schooling selama tahun ajaran sebelumnya, dengan tingkat kepuasan yang tinggi dari orangtua. Hasil sukses ini membuat kami lebih yakin akan dapat memberikan yang lebih baik lagi.

Baca Juga: 6 Tips ala Najelaa Shihab untuk Orangtua saat Hadapi Anak yang Sedang Belajar dari Rumah, Patut Dicontoh!

Sampoerna Academy sebagai sekolah internasional dengan kurikulum yang dirancang terbaik (IEYC, Cambridge, IBDP) dan pelopor metode pembelajaran STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika) di Indonesia, berusaha untuk mempertajam kemampuan siswa yang terdiri dari keterampilan 5C ( Komunikasi, Kolaborasi, Berpikir Kritis, Kreativitas, dan Karakter) sehingga siswa diharapkan lebih peka terhadap diri mereka sendiri, masyarakat, dan lingkungan.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)