NOVA.id - Selama ini, kita disarankan untuk diet dengan defisit karbo untuk memangkas berat badan.
Itu artinya, kita mengurangi konsumsi karbohidrat sampai berada di bawah rata-rata konsumsi per harinya.
Metode ini terbukti bisa menurunkan berat badan namun tidak membuat kita lemas dan tersiksa.
Baca Juga: Ingin Miliki Tubuh Sehat dan Langsing? Terapkan 5 Hal Mudah Ini di Kehidupan Sehari-hari
Namun metode diet ini harus diimbangi dengan olahraga yang cukup.
Kendati demikian, bukan berarti jenis diet ini bebas risiko.
Melansir Kompas.com, setidaknya ada 3 risiko dari metode diet rendah karbohidrat.
Baca Juga: Ingin Punya Perut Langsing Tanpa Olahraga? Coba 5 Minuman Ini!
1. Membahayakan jantung
Melansir Health Line, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan karbohidrat dalam makanan dapat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
Sebuah studi pada bulan Maret 2019 yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, menemukan bahwa asupan karbohidrat yang rendah hingga sedang di antaranya dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi (AF), gangguan irama jantung.
AF bermanifestasi sebagai kelelahan, pusing dan jantung berdebar dan dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
2. Membahayakan ginjal
Apabila diet rendah karbo diiringi dengan konsumsi protein dan latihan yang tinggi lama kelamaan bisa merugikan ginjal.
Jika ingin melakukan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein, kita harus mengecek kondisi ginjal terlebih dahulu.
3. Menyebabkan sembelit
Diet rendah karbohidrat yang dilakukan dengan membatasi konsumsi buah, sebagian besar sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh, serat yang didapat bisa sangat rendah.
Padahal serat penting untuk pencernaan karena membantu menjaga keteraturan usus.
Oleh karena itu, diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan sembelit dan ketidaknyamanan pencernaan.
Baca Juga: Tanpa Obat, Pengidap Hipertensi Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi dengan DASH Diet, Apa Itu?
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.