NOVA.id – Seorang ibu pemilik rumah boleh dibilang mengambil keputusan nekat.
Dia menolak digusur, dan pilih tinggal meski posisinya di tengah jalan layang.
Ibu tersebut mengaku merasa nyaman tinggal di rumah itu, dan menolah kompensasi yang ditawarkan saat rumahnya akan digusur.
Seperti dilansir dari Kompas.com, rumah yang kini viral itu berada di China.
Rumah tersebut viral karena posisinya diapit jalan layang atau flyover.
Sang pemilik rumah sebelumnya diketahui menolak menjualnya ke pemerintah selama 10 tahun.
Bangunan itu adalah salah satu dari banyak contoh "rumah paku" di China atau "dingzihu" dalam bahasa Mandarin, di mana pemilik rumah menolak kompensasi dari developer atas pembongkarannya.
Video yang dirilis media lokal menunjukkan rumah itu diapit dua jalur jalan layang Haizhuyong Bridge, yang baru dibuka di kota metropolitan Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Rumah satu lantai itu seluas 40 meter persegi dan terletak tepat di tengah jalan layang yang terdiri dari empat lajur, demikian laporan stasiun TV Guangdong.
Baca Juga: Ilmuwan China Nekat Bongkar Jasad Pasien Covid-19, Ditemukan Bagian Tubuh Ini Rusak Parah!
Pemilik rumah yang dikenal dengan nama belakang Liang mengatakan, dia tidak mau pindah karena rumah pengganti yang ditawarkan pemerintah lokasinya tidak ideal.
Dia menambahkan, dirinya santai saja dengan konsekuensi yang dihadapinya kini dan tidak memikirkan dengan anggapan orang lain.
"Anda pikir lingkungan ini buruk, tetapi saya merasa tenang, membebaskan, menyenangkan, dan nyaman," katanya dikutip dari Daily Mail.
Orang dalam mengatakan pada stasiun TV, bahwa Nyonya Liang meminta empat apartemen dari pemerintah, tetapi dia hanya dijanjikan dua.
Kemudian dalam wawancara lain yang direkam oleh Pear Video, Nyonya Liang mengklaim pemerintah menawarinya tempat tinggal pengganti di sebelah kamar mayat, dan itulah alasannya dia tak mau pindah.
Rumah di tengah jalan layang ini langsung viral di media sosial China, Weibo. Foto-foto dan videonya banyak beredar di sana.
Pada Kamis (6/8) pemerintah distrik Haizhu mengatakan, para pejabat menetapkan lahan di Jalan Huandao untuk dihancurkan pada 2010, guna membangun jalan layang Haizhuyong Bridge, menurut laporan dari Guangzhou Daily.
Nyonya Liang adalah satu-satunya orang yang masih tinggal di sana.
Dulu, total ada 47 rumah tangga dan 7 perusahaan di area itu. Semuanya sudah pindah pada September 2019 kecuali rumah Nyonya Liang, kata para pihak berwenang.
Pihak berwenang juga mengklaim telah menawari Nyonya Liang banyak pilihan apartemen serta skema kompensasi tunai, tetapi dia menolak semuanya.
Mereka menambahkan, para insinyur sudah menghitung faktor keselamatan sebelum membangun jalan layang itu.
Sementara itu pemerintah berjanji untuk terus berkomunikasi dengan Nyonya Liang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Rumah di Tengah Jalan Layang, Pemilik "Ngeyel" Tak Mau Digusur