“Itu sebabnya jenis sakit kepala ini juga dikenal sebagai sakit kepala psikogenik. Stres dan beban pikiran yang melanda seseorang bisa menstimulasi saraf perifer (saraf tepi) pada otak, yang memicu kontraksi pada otot-otot di area kepala dan menimbulkan nyeri. Maka itu, pada pemeriksaan sering dijumpai ketegangan pada otot di sekitar kepala,” ujar dr. Sahat Aritonang, Sp. S, M.Si. Med., dokter spesialis saraf, Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya.
Masalahnya, jika tidak diatasi dengan baik, TTH bisa saja berkembang menjadi TTH episodik dan meningkat lagi menjadi TTH kronis yang lebih bahaya.
Menurut dr. Sahat, jika TTH sudah kronis, maka sangat bisa memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
Baca Juga: Jangan Lagi Sepelekan Sakit Kepala, Bisa Jadi Tanda Meningitis Seperti yang Diderita Glenn Fredly
Bahkan, bukan tak mungkin memicu munculnya keluhan nyeri pada titik-titik lain, seperti nyeri bahu dan punggung.
“Kalau sudah begini akan lebih sulit lagi mendeteksi asal muasal munculnya nyeri tersebut.
Serangan TTH kronik juga bisa membuat tubuh memproduksi hormon stres (hormon kortisol) secara terus-menerus.
Baca Juga: Jangan Lagi Sepelekan Sakit Kepala, Bisa Jadi Tanda Meningitis Seperti yang Diderita Glenn Fredly