NOVA.id – Masih terus berkembang, social network marketing atau direct selling terbukti dalam berbagai riset dianggap ramah bagi kalangan perempuan.
Hal serupa juga bisa dilihat lewat kiprah High Desert International (HDI) di Indonesia.
Perusahaan social network marketing penyedia produk-produk kesehatan berbasis hasil perlebahan dan madu yang efektif bagi kehidupan modern yang dinamis ini telah eksis selama 30 tahun di Indonesia dan mencatat partisipasi perempuan hingga 73,39% sebagai enterpriser(sebutan untuk member HDI).
Baca Juga: Biodata Jakob Oetama, Wartawan Senior Sekaligus Pendiri Kompas Gramedia Group
Posisi manajemen diisi 37,2% SDM perempuan yang menduduki posisi-posisi pimpinan paling strategis, mulai dari Key Leader Regional Marketing, Key Leader Regional Coordinator, Key Leader Operations, Key Leader Sales dan Marketing, dan jajaran Management lainnya.
Lewat keterangan tertulis, Key Leader Sales dan Marketing HDI Ellen Suwardimengakui filosofi inti yang menggerakan perusahaan penjualan langsung memang dinilai praktis bagi kaum perempuan dalam hal struktur, maupun kemandirian di dunia kerja, bahkan dianggap sektor yang progresif.
“Tanpa investasi besar di awal untuk prasarana atau tenaga kerja, serta jam kerja yang fleksibel, penjualan langsung di HDI menjadikan kewirausahaan menjadi lebih menarik bagi perempuan yang ingin menjadi pengusaha paruh-waktu, atau bahkan purnawaktu,” jelas Ellen.
Dirinya melanjutkan, “Bisnis ini tidak hanya menarik bagi millennial moms yang masih muda, melainkan juga generasi yang lebih tua, karena memberikan kesetaraan kesempatan”.
Baca Juga: Mengenal Diniyah Nurmala Ayu tentang Perjuangan di Balik Keahliannya Merias Wajah
Sejumlah penelitian melaporkan data dari seluruh dunia, bahwa mayoritas SDM di profesi penjualan langsung atau social network marketing dipegang kaum perempuan.
Menurut laporan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA), 80% dari sekitar 90 juta orang yang berbisnis penjualan langsung (direct selling) di seluruh dunia adalah kaum hawa.
Mereka menemukan sektor penjualan langsung sebagai jawaban untuk meraih kontrol atas waktunya sendiri, seringkali dilakukan sambil menjalankan karir lain secara purnawaktu atau paruh waktu, serta sambil menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang mengelola rumah tangga.
Salah satu pemimpin perempuan di jajaran manajemen HDI adalah Su-Mae Chia,Key Leader Regional Marketing HDI andBSKIN's Brand Ambassador.
Su-Mae Chia memiliki pemahaman kunci bagaimana bisnis HDI tumbuh sukses seperti saat ini.
Telah menjadi bagian integral HDI selama 5 tahun, sebelumnya Su-Mae Chia mantap berkarier sebagai Corporate Lawyer di beberapa firma hukum terbesar di Singapura dan perusahaan perbankan.
Pengalaman personalnya memberi peluang untuk jadi panutan bagi enterpriser perempuan lain, mendorong mereka untuk memanfaatkan perspektif unik sebagai perempuan dalam menjalankan bisnis dan menjadi profil yang mewakili HDI di berbagai tempat, sembari mengembangkan bisnisnya dari hari ke hari.
Su-Mae Chia menyebut para enterpriser perempuan adalah aset terpenting HDI.
“Mereka menjadi inti dari apapun yang kami lakukan dan pastinya menjadi pertimbangan dalam keputusan korporat yang diambil manajemen. Cara terbaik mendukung mereka adalah mendengarkan apa yang ada di hati dan benak mereka, aspirasi dan kegalauan yang mempengaruhi bisnis mereka. Sehingga kami bisa mengambil keputusan-keputusan tepat, tidak berdasarkan asumsi semata,” ungkap Su-Mae Chia.
Tidak cuma sebagai program rekrutmen, HDI mengakui peran perempuan sebagai jantung hati bisnis HDI dalam hal pengembangan produk.
Su-Mae Chia adalah saksi utama bagaimana HDI berusaha menyerap kegelisahan dan aspirasi kaum perempuan, sebelum akhirnya meluncurkan lini bisnis BSKIN yang menempatkan perempuan sebagai fokus bisnis.
Sebagai Key Leader Regional Marketing HDI, pekerjaan ini mengharuskannya terbang ke berbagai negara rata-rata 8 hingga 10 kali setiap minggu.
Baca Juga: Andalkan Resep Sendiri, Shmily Cupcakes Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah
Perubahan iklim dan udara di dalam pesawat yang kering adalah sesuatu yang mempengaruhi kulitnya. BSKIN membantunya merawat kulit agar selalu seimbang, lembap, dan terawat.
Pengalamannya menjadikan Su-Mae Chia menjadi brand ambassador resmi dan wajah internasional dari merek BSKIN.
"Saya menyukai bagaimana BSKIN menargetkan konsumen cerdas dan memberikan hasil. Saya memiliki kulit berjerawat sejak muda, dan kulit saya sangat buruk. Ketika bekerja berjam-jam sebagai pengacara, saya cenderung terburu-buru membeli produk-produk terbaru yang saya baca secara daring atau di majalah, ternyata sebagian besar tidak cocok atau tidak memberi hasil yang dijanjikan," papar Su-Mae Chia.
Dengan BSKIN, kaum perempuan memegang kendali atas tujuan mereka menjadi cantik dan mengucapkan selamat tinggal kepada janji-janji palsu.
BSKIN berkomitmen menciptakan produk perawatan kulit yang memberi hasil positif dan percaya bahwa setiap perempuan harus menjadi Smart Consumer, mengetahui bagaimana cara kerja BSKIN, mengapa BSKIN berhasil, dan apakah BSKIN membantu mereka mendapat hasil yang pantas mereka dapatkan.
Setelah diluncurkan pada 2016 sebagai lini produk dan bisnis penjualan langsung, BSKIN langsung menarik perhatian perempuan, terutama para milenial yang menyukai pekerjaan yang fleksibel.
Perjalanan inspiratif ini salah satunya dialami Elizabeth Caroline, yang kini berprofesi sebagai BSKIN Smart Skin Advisor di HDI.
Baca Juga: Kisah Juri Oscar asal Indonesia, Amelia Hapsari Perjuangkan Film Dokumenter di Asia Tenggara
Motivasi awal Caroline bergabung dengan HDI sebenarnya sederhana saja yaitu untuk memenuhi kebutuhan produk-produk kesehatan bermutu bagi keluarganya, khususnya anak-anak.
Setelah bergabung, ternyata Caroline mendapat lebih dari sekadar produk kesehatan untuk keluarganya.
"Awalnya memang tertarik karena produknya memang berkualitas dan dibutuhkan masyarakat, serta didukung tenaga ahli yang menunjang. Namun, semakin jauh berinteraksi dengan HDI, saya menemukan banyak sekali kisah inpiratif ketika menjalankan bisnis. Saya juga melihat orang-orang bisa mencapai kesuksesan dan mimpi-mimpinya di bisnis ini, terlepas dari apapun latar belakangnya, asalkan mau bersungguh-sungguh berusaha. Sebagai ibu rumah tangga, saya jadi termotivasi untuk menggapai mimpi saya sendiri," ungkap Caroline.
Kini setelah 9 tahun bergabung, Caroline telah mencapai peringkat Executive Crown dan berprofesi sebagai Smart Skin Advisor Advance, profesi yang memungkinkannya untuk pegang kendali sepenuhnya.
Pencapaiannya di HDI saat ini bahkan melebihi ekspektasinya saat awal bergabung.
Mulai dari kesempatan mengembangkan kapasitas dirinya terus menerus melalui Support System Billionaires, penghargaan, hingga royalti, bahkan kesempatan menikmati perjalanan ke dalam dan luar negeri setiap tahun.
Meskipun demikian, yang paling berharga adalah kesempatan membagi pengetahuan dan perjalanannya untuk menumbuhkan kapasitas kaum perempuan lain, sehingga lebih banyak kaum perempuan yang independen secara finansial.
"Di HDI, saya mendapat keluarga baru yang saling menginspirasi. Saya berharap bisa mengajak makin banyak perempuan bisa menggapai mimpi dan juga kesuksesannya. Saya juga berharap makin banyak keluarga yang bisa sehat secara jasmani, rohani dan finansial," paparnya.
Lini bisnis BSKIN yang kini digeluti secara khusus oleh Caroline juga memberi begitu banyak inspirasi bagi pengembangan diri dan usahanya.
BSKIN adalah brand perawatan kulit untuk konsumen cerdas yang bertumpu pada 6 Pillars of BSKIN, yaitu Smart Consumers (Konsumen Cerdas), Smart Skin Care (Perawatan Kulit Cerdas), Smart Skin Technology (Teknologi Perawatan Kulit Cerdas), Smart Packaging (Kemasan Cerdas), Smart Skin Advisors (Pengarah Kecantikan yang Cerdas) dan Smart Business (Usaha yang Cerdas).
Bisnis HDI telah membantu begitu banyak perempuan dalam proses mereka menjadi wirausaha.
Begitu wirausahawan pemula ini menemukan pijakannya, mereka didorong menggunakan kemampuan mereka untuk membantu orang lain yang membutuhkan, memberikan kembali apa yang mereka peroleh kepada masyarakat di sekitar.
Dengan kata lain, kesuksesan bisnis dan pemberdayaan diri bukanlah menjadi tujuan mereka sendiri, melainkan langkah menuju membuat perbedaan yang lebih luas, untuk membuat dunia menjadi lebih baik.
“Ada banyak sebab mengapa orang banyak memilih profesi penjualan langsung bersama HDI, di antaranya karena dapat dikerjakan dari rumah, fleksibilitas, pemasukan tambahan, serta peluang mengembangkan karir sesuai keinginan. Bagi para perempuan, memiliki kemampuan untuk bisa memilih adalah bentuk pemberdayaan juga,” papar Ellen Suwardi lebih jauh.
Bagi perempuan yang memilih profesi penjualan langsung, sensasi pemberdayaan tidak terjadi dalam semalam.
Baca Juga: Inspiratif! Kyoto Shimada, Desainer Mobil Perempuan Pertama di Jepang
Mirip sebuah perjalanan, seorang perempuan bergerak mulai dari sekadar konsumen, kemudian melakukan promosi, dan pada akhirnya, menjadi pemilik bisnis dan seorang pemimpin di dunia usaha.
“Perjalanan ini adalah sebuah proses transformatif yang mampu memberdayakan kaum perempuan dalam begitu banyak cara, sehingga memungkinkan mereka menjadi agen-agen perubahan," ungkap Su-Mae Chia menambahkan penjelasannya.
Sebagai perusahaan yang didirikan atas nilai-nilai kepercayaan, kejujuran, integritas dan respek, tidaklah mengherankan bahwa HDI akan merayakan 30 tahun eksistensinya di Indonesia tahun ini.
Baca Juga: Jessica Putri Sibrani, Makeup Artist yang Doyan Main Papan Seluncur Panjang
Dengan operasi di 6 wilayah besar di Asia, yaitu Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Hong Kong, dan Macau, serta eksis di 30 provinsi di Indonesia, sejak 2018, HDI mencatat pertumbuhan jumlah enterpriser di atas 40% per tahun.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)