Cotton Day 2020 Diadakan di Indonesia, Dorong Transformasi Industri Tekstil

By Dionysia Mayang Rintani, Kamis, 24 September 2020 | 18:32 WIB
Cotton Day 2020 Diadakan di Indonesia, Dorong Transformasi Industri Tekstil (Cotton USA)

 

NOVA.id – Agenda tahunan yang mempertemukan para pelaku industri tekstil dan fashion yang digelar oleh Cotton Council International melalui merk dagang Cotton USA kembali digelar.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara yang diadakan pada Rabu, (23/09) ini berkonsep virtual, yang tak hanya melibatkan pelaku industri di skala nasional melainkan juga skala global.

Menurut Dr. Andy Do, representatif CCI di Indonesia, COTTON DAY 2020 - Indonesia membahas berbagai inovasi yang dirancang untuk mendorong bisnis perusahaan di era transformasi, termasuk paska pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia.

Baca Juga: Aqua Reflections dan Starbucks Persembahkan Air Mineral Berkualitas Tinggi Berbalut Desain dari Purana

“COTTON DAY 2020 - Indonesia ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi para pelaku industri tekstil, karena dapat berinteraksi langsung dengan pelaku industri global,” jelasnya.

Andy melanjutkan, “Tidak hanya memberikan hal baru, melainkan para pelaku industri tekstil di Indonesia juga bisa memperluas jaringan pasar mereka ke pelaku industri global secara langsung.”

“Ini merupakan bentuk komitmen CCI melalui merek dagang COTTON USA dalam membantu mitra kami di industri tekstil di Indonesia untuk dapat terus tumbuh walau dalam kondisi yang sulit seperti saat ini,” tambahnya.

Menurut Andy, COTTON DAY 2020 - Indonesia tidak hanya diadakan dalam bentuk seminar B2B yang mempertemukan para pelaku industri tekstil, melainkan terdapat berbagai inovasi baru seperti virtual fashion show dan virtual exhibition.

Baca Juga: Konsisten Bantu Penanganan Covid-19, Wings Group Sumbang Ribuan APD

“Cotton Day kali ini tetap memberikan pengalaman baru bagi para peserta, karena kami melengkapi agenda seminar B2B dengan fashion show dan booth virtual agar dapat mengenalkan produk dan inovasi baru yang dibuat oleh pelaku industri tekstil di Indonesia kepada dunia,” terangnya.

Senada dengan Andy, Chairman Cotton Council International, Hank Reichle menyampaikan bahwa terdapat optimisme di kalangan pelaku industri garmen global paska ditetapkannya Covid -19 sebagai pandemi.

Optimisme tersebut didasari oleh adanya perubahan perilaku konsumen terkait permintaan produk garmen yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Reichle menyampaikan bahwa dari data survey global U.S. Cotton Trust Protocol terkini, 54% pemimpin perusahaan brand garmen dan tekstil mengatakan bahwa mereka telah melihat tuntutan konsumennya akan praktik dan produk yang ramah lingkungan meningkat sejak awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Berubah Drastis, Tampilan Baru Muzdalifah Bikin Fadel Islami Berdetak Kagum: Kamu Makin Fashionable Sayang

Berdasarkan data yang sama, 59 persen responden  percaya bahwa konsumen akan tetap memprioritaskan harga saat melakukan pembelanjaan.

“Dengan data tersebut, untuk memperkuat optimisme industri tekstil paska pandemi, tentu para pelaku industri tekstil perlu melakukan transformasi industri dengan mengadaptasi tuntutan konsumen terkait produk tekstil yang lebih ramah lingkungan. Hal ini bertujuan untuk terus bisa terus tumbuh, bahkan dapat meningkatkan ekspansi bisnis di level yang lebih luas,” jelas Hank Reichle, Chairman Cotton Council International.

Reichle menambahkan bahwa saat ini, berbagai perusahaan di seluruh dunia mencari cara untuk meneruskan program keberlanjutan mereka selama pandemi.

Hal ini berfokus untuk terus berusaha bertahan dengan peningkatan bantuan dari kemitraan luar (62%) sampai mereka mampu berinvestasi kembali dalam inovasi baru yang besar.

Baca Juga: Bantah Pernah Pacaran, Rizky Nazar Buka Suara tentang Kabar Kedekatan Cut Syifa dan Rangga Azof

“Lebih dari 62% responden survey yang disampaikan para pemimpin perusahaan garmen global menyampaikan bahwa program keberlanjutan produk menjadi fokus utama saat ini,” tuturnya.

Selain itu, 59% responden juga menyampaikan bahwa mereka melakukan transparansi dalam produksi produk yang ramah lingkungan.

“Cotton Council International saat ini pun fokus memberikan pendampingan kepada pelaku industri garmen global, termasuk di Indonesia untuk dapat bertransformasi dalam memenuhi perubahan perilaku konsumen paska pandemi ini,” tambahnya.

Sementara itu, NCC President, Gary Adams mengatakan, pihaknya saat ini terus mendukung pertumbuhan bisnis garmen, baik secara global maupun di Indonesia.

Baca Juga: 7 Tips Berpakaian untuk Perempuan Bertubuh Gemuk, Ampuh Sembunyikan Lemak di Perut

Adams menjelaskan, pihaknya memiliki program berupa U.S. Cotton Trust Protocol sebagai wujud dukungan bagi para pelaku industri garmen tersebut.

Menurutnya, Protokol Kepercayaan merupakan pelengkap program keberlanjutan yang ada yang dirancang dari bawah ke atas agar kompatibel dengan lingkungan pertanian massal kapas AS.

Gary Juga mengatakan bahwa melalui program U.S. Cotton Trust Protocol, merek dan retailer di industri garmen akan mendapatkan akses kapas AS dengan kredensial yang terbukti melalui Field to Market, diukur dengan Fieldprint Calculator, dan diverifikasi dengan Control Union Certifications yang dilengkapi dengan yang terbaik. teknologi.

Direktur Eksekutif CCI, Bruce Atherley mengatakan saat ini CCI memberikan solusi bagi pabrik dan pabrik.

Baca Juga: Geger Hujan Es di Bogor, BMKG Minta Warga Waspada Potensi Bencana selama Pancaroba

Program ini merupakan ide inovatif yang menawarkan kepada pabrik pemintalan pandangan mendalam tentang bagaimana rekan praktisi industri melakukan bisnis dan meningkatkan produktivitas.

Pelaku industri garmen di Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Turki dapat mengikuti program pertukaran pengetahuan ini.

"Kami memiliki pepatah di CCI, bahwa memintal kapas bukanlah tentang membuat benang. Memintal kapas adalah tentang menghasilkan uang," jelas Bruce Atherley.

Bruce juga mengatakan bahwa CCI memiliki lima penawaran untuk COTTON USA Solutions™.

Baca Juga: Gampang Banget, Begini Cara Membuat Kerupuk Melempem Jadi Renyah

Lima solusi tersebut adalah Mill Studies, Technical Seminar, Mills Exchange Program, One-on-One Mills Consults, dan Mill Mastery Course.

Bruce juga mengatakan bahwa saat ini, CCI telah melakukan konsultasi pabrik di beberapa negara selama beberapa tahun terakhir.

Dengan pembatasan perjalanan, CCI membuat Virtual Mill Doctor menggunakan teknologi bantuan jarak jauh Microsoft dan HoloLens.

Lima solusi dari CCI sedang diuji coba pada bulan September, siap untuk diterapkan pada bulan Oktober.

Baca Juga: Yuki Kato Buka Suara soal Isu Kedekatannya dengan Pimpinan DPRD Malang

 

 

Kelima penawaran ini gratis untuk pemegang lisensi COTTON USA.

COTTON DAY yang telah berlangsung selama lima tahun di Indonesia merupakan bentuk komitmen bagi para pelaku industri garmen, khususnya di tanah air agar dapat terus berkembang, baik di dalam negeri maupun di tingkat global.

Andy Do, CCI Representative di Indonesia menyampaikan bahwa saat ini, berbagai produk kapas COTTON USA telah dipercaya pabrikan dan perusahaan tekstil di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Menurut Andy, kepercayaan industri terhadap merek dagang CCI dikarenakan beberapa hal.

Pertama, berkualitas tinggi. Kapas AS 100% dipetik menggunakan mesin sehingga bebas kontaminasi.

Baca Juga: Sudah Bergelimang Harta, Momo Geisha Tetap Bekerja karena Alasan Ini

Kedua, konsistensi tinggi. Kapas AS menawarkan kualitas dari serat yang konsisten, memungkinkan produktivitas yang maksimum pada proses pemintaian.

Ketiga, ketahanan. Produksi kapas AS harus mengikuti sistem komprehensif untuk memonitor dan mengukur semua ukuran keberhasilan dalam hal ketahanan.

Sistem ini merupakan peraturan wajib dari pemerintah Amerika Serikat.

Keempat, transparansi. Kapas AS merupakan produk yang 100% bisa ditelusuri lagi tempat produksinya jika dibutuhkan.

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Sudah Mulai Disalurkan, Ini Rinciannya

Kelima, sumber bantuan. Acara networking, inovasi dan edukasi yang diadakan COTTON USA membawa rantai persediaan kepada industri tenun Indonesia.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)