NOVA.id - Arini sedang termenung di hadapan cermin sembari meraba payudaranya.
Namun, tangannya berhenti di sebuah benjolan kecil yang berada di dekat ketiak.
Ibu dua anak ini pun langsung panik, “Apa ini? Kok, ada benjolan tapi enggak sakit. Apa jangan-jangan aku kena kanker payudara, ya?” pikir Arini.
Baca Juga: Bisa Berdampak Buruk ke Kesehatan Tubuh, Ini Cara untuk Mengetahui Ukuran Bra yang Tepat
Nah, lho! Sebagian Sahabat NOVA mungkin ada yang pernah mengalami hal ini.
Apalagi bila kita rutin melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Ada sesuatu yang terasa menonjol sedikit saja, sudah membuat kita berpikir macam-macam.
Baca Juga: Nggak Perlu Operasi, 4 Makanan Ini Dipercaya Bisa Bikin Payudara Kencang dan Seksi
Kalau kata dr. Farida Briani Sobri, SpB(K) Onk, Spesialis Bedah Onkologi/Breast Surgeon di RS. Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, penyakit payudara itu bukan cuma kanker, ada juga penyakit-penyakit lainnya.
“Memang betul kasus kanker payudara ini masih tinggi di Indonesia. Tapi, sebenarnya penyakit di payudara itu beragam, ada kelainan anatomi atau hormonal. Jadi, benjolan itu enggak melulu langsung kanker payudara,” ujarnya.
Lalu, apa saja penyakit pada payudara ini?
Baca Juga: Mana yang Lebih Baik, Tidur Menggunakan Bra atau Tidak? Ini Penjelasannya
1. Nyeri
Ada kalanya kita merasakan nyeri di bagian payudara, yang datangnya bisa sesekali atau terus-menerus.
Namun, tidak semua nyeri itu berbahaya atau menandakan adanya penyakit serius.
Seperti yang dikatakan Farida, nyeri itu biasanya dikarenakan hormon esterogen.
Baca Juga: Belum Tentu Kanker Ganas, Ini 3 Penyebab Lain Benjolan pada Payudara
“Nyeri biasanya karena hormon tidak seimbang saja. Biasanya menjelang menstruasi itu akan sangat nyeri sekali. Itu enggak apa-apa, karena ini wajar terjadi,” jelas Farida.
Meski itu adalah sesuatu yang wajar, kita tetap perlu melakukan observasi rasa nyeri tersebut.
Menurut dr. Yeni Dhana Sari, SpOG, nyeri juga bisa terasa setelah menstruasi.
Baca Juga: Tidur Pakai Bra Menyebabkan Kanker, Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya
Oleh sebab itu, Yeni menyarankan kita untuk lihat dulu skala nyerinya dari 0 sampai 10.
Kalau intensitas rasa nyeri kurang lebih di atas empat, ini pertanda kita harus segera ke dokter.
“Tapi kalau nyerinya terusmenerus, setiap saat, di luar menjelang haid maupun sudah selesai, dan intensitas nyerinya lebih dari skala 3, itu sepertinya sudah perlu periksa ke dokter, entah itu perlu diberi obat atau mungkin perlu tindakan lebih lanjut,” ujar Yeni.
Baca Juga: Jauhi Operasi, Ini 10 Makanan yang Bisa Memperbesar Payudara secara Alami
2. Kista dan Tumor Jinak
Nah, bila kita merasakan adanya benjolan, sudah pasti kita perlu observasi.
Sebab, benjolan itu bisa mengindikasikan adanya kista, tumor jinak, atau kanker payudara.
Namun, Farida menjelaskan paling banyak benjolan yang dialami perempuan itu kista dan tumor jinak.
Baca Juga: Hati-Hati, Tindik Puting Susu Bisa Ganggu Kesehatan Payudara
“Definisi kista itu adalah rongga berisikan cairan. Kenapa berongga? Karena, ketika tubuh membentuk payudara itu enggak seutuhnya sempurna padat. Jadi, 80 persen pasien itu pasti punya kista. Besarnya kista dan cairan ini sering kali berhubungan dengan hormon esterogen,” jelas Farida.
Tak heran bila kista lebih terasa membesar menjelang masa menstruasi, karena produksi cairan dalam tubuh meningkat akibat hormon esterogen ini.
Tapi, berbahayakah kista ini?
Baca Juga: Yuk Pakai 4 Ramuan Sayur dan Buah Ini untuk Payudara, Bisa Bikin Kencang dan Sehat!
Tidak, sehingga tidak memerlukan adanya tindakan penyedotan cairan.
“Kista ini biasanya diiringi rasa nyeri. Kalau misalnya kistanya besar dan sudah nyeri sekali, itu kita lakukan tindakan penyedotan cairan untuk mengurangi cairan. Tapi, itu tidak berbahaya,” jelasnya.
Selain kista, benjolan juga bisa mengindikasikan adanya tumor jinak, Farida menjelaskan kalau tumor jinak ini terbentuk dari selsel abnormal tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya.
Baca Juga: Hanya dengan Es Batu, Payudara Bisa Kembali Kencang dan Indah, Begini Caranya
Oleh sebab itu, benjolan ini terasa tidak menyakitkan, terasa padat, dan mudah digerakkan.
Tumor jinak juga biasanya akan hilang sendiri, tapi, kenapa sih, kista dan tumor jinak ini bisa muncul?
“Mau itu kista atau tumor jinak biasanya disebabkan karena gaya hidup tidak sehat dan kurang olahraga. Makanya kita selalu menyarankan untuk olahraga minimal sekali seminggu,” jelas Farida.
Baca Juga: Ukuran Payudara Ternyata Tentukan Rasa Malas Berolahraga Menurut Studi
3. Kanker Payudara
Nah, ini yang sering ditakuti. Benjolan juga bisa mengindetifikasi adanya kanker payudara.
Itulah mengapa penting untuk rajin memeriksa payudara sendiri dan juga rutin memeriksakan ke dokter.
Tujuannya, agar bisa tertangani dengan cepat dan tepat apabila memang kita terkena kanker payudara.
Baca Juga: Payudara Jadi Kencang Hanya dengan Pijat Es Batu, Begini Caranya!
“Orang itu datang ke dokter saat kanker sudah stadium akhir. Kalau sudah kayak gitu ya, kan susah diobati. Alasannya, karena benjolan tidak sakit. Coba kalau pas nemu benjolan langsung ke dokter, lakukan screening, dan kita jadi bisa mengatasi kanker payudara secara dini,” jelas Farida.
Kanker payudara ini tumbuh dikarenakan adanya kelainan pada genetik yang menghasilkan selsel mematikan.
Sel kanker yang tadinya di payudara ini nantinya akan menyebar ke bagian tubuh lain seperti otak, hati, ginjal.
Baca Juga: 6 Tips Mencegah Payudara Kendur saat Menyusui, Salah Satunya Pijat dengan Air Panas dan Dingin
Inilah yang menjadi penyebab utama kematian.
Tapi, sebenarnya penyebab kematiannya sendiri menurut Farida hampir tidak pernah karena payudaranya.
“Penyebab kematian itu, karena adanya penyebaran sel dari kanker di payudara ke otak, jantung, hati, dan bagian lainnya. Karena itu, biasanya dilakukan pengangkatan kanker untuk menghindari adanya penyebaran sel kanker,” tambahnya.
Baca Juga: Payudara Indah dan Kencang dengan Masker Rumahan yang Dibuat Sendiri, Mau Coba?
Walaupun begitu berbahaya sampai bisa menyebabkan kematian, kanker payudara bisa dideteksi sejak awal dengan sering melakukan screening ke dokter.
Screening pun beragam, ada pemeriksaan fisik payudara, USG, dan mamografi, bergantung dengan usia.
Kata Farida, “Nah, kalau sudah melakukan screening, kita observasi, benjolan itu semakin membesar atau enggak. Kalau sudah 20 persen lebih besar, itu biasanya kita lakukan pengangkatan.”
Tapi tentu lebih baik kita sering-sering periksa sendiri dan rutin periksa ke dokter, ketimbang pengangkatan, kan?
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA. Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)