Dengan kemajuan teknologi informasi, pasien masih bisa berkomunikasi langsung dengan Dokternya, serta mendapatkan arahan tata laksana sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
"Namun bila terdapat gejala yang berat maka tentu pasien diwajibkan segera mendapat pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19,” jelasnya.
Adanya pandemi juga telah menciptakan ‘infodemik’, di mana informasi yang beredar seringkali terlalu banyak dan membingungkan, sehingga bisa menimbulkan menimbulkan stigma, misinformasi dan bahaya kesehatan fisik serta mental.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 3 Bahaya Tidur Tengkurap untuk Kesehatan
Untuk itu, Pfizer berkolaborasi dengan American College of Cardiology (ACC) menghadirkan NCD Academy sebagai platform digital gratis yang dirancang untuk menyediakan informasi-informasi terbaru terkait PTM dan mengoptimalkan kemampuan para tenaga kesehatan profesional dalam melakukan pelayanan pengobatan PTM.
"Division, semua yang kami lakukan senantiasa memprioritaskan para pasien dan kebutuhan mereka untuk menjaga kesehatannya yang terus berubah. Inisiatif Upjohn Division, berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program NCD Academy, merupakan suatu solusi untuk para pasien, terutama pasien PTM,” jelas Satria Surjati, General Manager Upjohn Division, Pfizer Indonesia.
NCD Academy adalah sebuah platform berbasis web interaktif dan user-friendly (mudah digunakan) yang dirancang untuk menyediakan edukasi bagi para profesional di bidang kesehatan.
“NCD Academy juga memastikan bahwa platform online ini dilengkapi dengan edukasi yang memadai untuk para tenaga kesehatan profesional,” imbuhnya lagi.
Baca Juga: Ini 8 Mitos Soal Nutrisi yang Sering Dipercaya Masyarakat Asia Pasifik
NCD Academy yang dibentuk di atas Global Prevention Programs serta diluncurkan oleh Pfizer dan American College of Cardiology (ACC) bersama NCD Alliance pada tahun 2016, hingga kini telah menyelenggarakan 44 seminar daring (6 diantaranya sudah dilakukan di Indonesia).
Sekaligus menyediakan sains, teknologi, sumber daya, dan materi edukasi atau modul kepada lebih dari 70.000 dokter di 9 negara untuk mengatasi penyakit kardiovaskular dan memperkuat praktik terbaik dalam merawat pasien.
Program ini telah menjangkau 230 juta pasien di Cina, Rusia, Argentina, Meksiko, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam.
Baca Juga: Selain Susu dan Keju, 5 Makanan Ini Juga Tinggi Kalsium lo! Apa Saja?