NOVA.id – Sebelum krisis covid-19 melanda, ketidaksetaraan menghalangi perempuan dan anak perempuan dalam berbagai hal.
Sementara, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi dalam pendidikan anak perempuan guna mengatasi kesenjangan gender yang ada dalam ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Walaupun bidang-bidang tersebut semakin penting untuk pertumbuhan ekonomi maju, namun jumlah wanita yang bekerja di bidang riset kurang dari sepertiga secara global.
Di Asia Timur dan Pasifik, persentase peneliti wanita turun menjadi hanya 23,9 persen, bahkan lebih rendah lagi di Asia Selatan dan Barat, yaitu sebesar 18,5 persen.
Baca Juga: Sering Dipandang Sebelah Mata, Ini Tips untuk Perempuan agar Terus Bertahan di Bidang STEM
Rendahnya jumlah wanita dalam komunitas riset mencerminkan realitas ketidaksetaraan gender dalam pendidikan serta hambatan yang dihadapi oleh anak-anak perempuan dan wanita saat menempuh studi dan karier terkait STEM.
Kabar baiknya, Mastercard (NYSE: MA) mengumumkan bahwa program pendidikan STEM unggulan perusahaan, Girls4Tech™, telah mencapai tujuan awalnya, yaitu mendidik satu juta anak perempuan.
Untuk itu, Mastercard menetapkan tujuan baru untuk program Girls4Tech™, yaitu menjangkau lima juta anak perempuan di seluruh dunia pada tahun 2025.
Navin Jain, Country Manager of PT Mastercard Indonesia, mengatakan “Saat Indonesia bersiap untuk masa depan yang mengutamakan digital, sangat penting untuk mengatasi tantangan kesenjangan keterampilan pada tenaga kerja di tanah air.”
Baca Juga: Gelar Ajang Generation STEM, JIS Tampilkan 4 Perempuan Inspiratif yang Mengeluti Bidang STEM
Investasi pada peningkatan keterampilan wanita untuk berkarir di bidang STEM akan menjadi langkah awal penting dalam memastikan Indonesia memiliki tenaga kerja kelas dunia yang akan mendorong sebuah ekonomi digital yang inklusif.
Untuk mendukung hal tersebut, Mastercard bersama YCAB Foundation, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum lama ini mengumumkan akan memberi pendidikan pada 60.000 anak perempuan mengenai STEM dalam pelatihan selama 3 tahun melalui platform belajar digital Girls4Tech.
“Program-program seperti Girls4Tech dan Mastercard Academy 2.0 akan menjadi sangat penting dalam menciptakan generasi pemimpin wanita selanjutnya yang akan meningkatkan kemampuan STEM di negara ini,” jelasnya.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, pada tahun 2014, Mastercard meluncurkan program Girls4Tech™ untuk menawarkan aktivitas dan kurikulum yang dibuat berdasarkan standar ilmu sains dan matematika global, menggabungkan keahlian mendalam dari perusahaan dalam teknologi dan inovasi.
Tujuan program ini adalah memungkinkan anak-anak menemukan berbagai karir di bidang STEM, seperti pendeteksi penipuan, ilmuwan data, dan insinyur perangkat lunak.
Dimulai sebagai sesi tatap muka yang dijalankan oleh lebih dari 4.600 relawan karyawan Mastercard selama enam tahun, program ini telah berkembang dengan berbagai topik baru seperti kecerdasan buatan dan keamanan siber, serta meningkatkan akses ke kurikulum STEM melalui pengalaman belajar digital, Girls4Tech Connect, yang telah diterjemahkan ke dalam delapan Bahasa.
Baca Juga: TikTok Dukung Inovasi Musik Indonesia, Dipha Barus: Jadi Jembatan Bagi Kami Para Musisi
Julienne Loh, Executive Vice President, Enterprise Partnerships, Asia Pacific, Mastercard mengatakan, “Ketika ada kesetaraan gender dalam dunia kerja, perusahaan secara otomatis membuat produk, layanan, dan teknologi yang lebih baik.”
Halangan besar untuk mencapai keseimbangan ini adalah kesenjangan gender yang semakin besar dalam karier STEM.
Bekerja bersama berbagai mitra kami untuk menjalankan program Girls4Tech™ adalah salah satu cara Mastercard mengatasi masalah ini secara langsung, di seluruh dunia, guna menginspirasi lebih banyak anak-anak perempuan untuk mengejar karir STEM dan mengurangi kesenjangan gender di bidang ini.
“Mastercard percaya bahwa anak perempuan perlu memiliki eksposur terhadap berbagai karir STEM yang ada dan melihat panutan dalam pekerjaan yang bermanfaat ini. Semakin mereka bisa melihatnya, semakin besar kemungkinan mereka bisa."
Baca Juga: Rayakan Hari Jadi, IKEA Indonesia Donasi 11.250 Masker Kain Non-Medis
Untuk meningkatkan program secara global, Mastercard telah membuat kurikulum Girls4Tech™ dengan mitra seperti Be Better China, Network for Teaching Entrepreneurship (NFTE), American India Foundation (AIF), R&A dan YCAB di Indonesia, Arus di Malaysia, Scholastic, dan lainnya.
Sementara, pada akhir Maret 2020 UNESCO memperkirakan bahwa lebih dari 89 persen populasi siswa di dunia tidak dapat masuk sekolah atau universitas karena pandemi COVID-19 dan penutupan sekolah-sekolah terkait, termasuk hampir 743 juta anak perempuan.
Untuk mendukung orangtua, pengasuh, guru, dan anak-anak yang harus menyesuaikan diri untuk belajar dari rumah, Mastercard memperluas akses gratis ke kurikulum Girls4Tech™, melalui rangkaian sumber daya pendidikan kreatif online yang dirancang untuk melibatkan dan menginspirasi anak-anak berusia 8-12 tahun.
Baca Juga: Rayakan Hari Jadi, IKEA Indonesia Donasi 11.250 Masker Kain Non-Medis
Melalui situs Girls4Tech Connect, guru dan orang tua dapat mengunduh pelajaran untuk membantu siswa mempelajari topik STEM termasuk enkripsi, deteksi penipuan, analisis data, dan konvergensi digital, dari rumah mereka atau di mana pun di seluruh dunia.
Pelajaran saat ini tersedia dalam bahasa Inggris, Cina, Hindi, Melayu, Arab, Spanyol, Portugis, Prancis, dan Polandia.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)