“Tetapi kadar kortisol dalam kotoran telinga lebih stabil. Perangkat baru kami lebih mudah digunakan untuk mengambil sampel serta mengujinya dengan cepat, murah, dan efektif,” kata Herane-Vives.
Perangkat pengujian yang dikembangkan oleh timnya hampir mirip seperti kapas. Tapi kapas memiliki rem untuk mencegah kotoran masuk terlalu jauh ke telinga, dan bisa menyebabkan kerusakan.
Di bagian ujung, perangkat ini berisi bahan organik dilengkapi larutan yang telah teruji paling efektif dan andal untuk mengambil sampel.
Studi percontohan ini melibatkan tim peneliti dari Inggris, Chile, dan Jerman. Para peneliti merekrut 37 peserta untuk berpartisipasi.
Dalam studi tersebut, peneliti membandingkan hasil dari teknik pengambilan sampel kortisol yang berbeda.
Selain itu, peneliti juga menganalisis sampel rambut dan darah dari partisipan yang sama. Sampel kotoran telinga ditemukan menghasilkan lebih banyak kortisol daripada sampel rambut.
Baca Juga: Sebelum Tutup Usia, Agung Hercules Keluhkan Telinga Jedag-Jedug yang Ternyata Gejala Kanker Otak