Perokok Disebut Berisiko Tinggi Paparan Covid-19, Begini Penjelasannya

By Content Marketing, Rabu, 11 November 2020 | 23:42 WIB
Dr Vito Anggarino Damay, Junior Doctor Network bersama dr Reisa Broto Asmoro, Juru bicara Covid 19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru memberikan pemaparan mengenai awasi penyakit tidak menular untuk tetap produktif dana aman Covid 19. (Dok. Gugus Tugas Penanganan Covid-19)

NOVA.id - Setiap orang memiliki risiko kesehatan yang sama di tengah pandemi Covid-19. Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ada kelompok-kelompok yang memiliki risiko terpapar Covid-19 lebih tinggi. 

Kelompok-kelompok tersebut adalah anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia (lansia), terutama yang memiliki penyakit penunjang atau komorbid. Adapun komorbid beberapa di antaranya adalah hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Selain itu, WHO juga menyebut perokok yang memiliki gaya hidup sedentari (kurang aktif bergerak) memiliki risiko lebih besar tertular penyakit tersebut. 

Dokter Spesialis Jantung Vito Anggarino Damay memaparkan alasannya dalam Agenda Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, yang diselenggakan oleh Komite Nasional Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (9/11/2020). 

"Orang yang masih merokok dan kurang aktivitas fisik, harus mengubah gaya hidup mereka agar lebih sehat. Jadi di masa depan, kalau kita memperhatikan Covid-19 saja, tanpa memperhatikan penyakit lainnya, bisa saja menjadi pandemi yang baru," ujar dr Vito, seperti dikutip dari laman Covid.go.id. 

Salah satu alasan di balik keharusan berhenti merokok di antaranya disebabkan oleh aktivitas merokok yang kerap dilakukan beramai-ramai. Protokol social distancing serta menggunakan masker rentan terlupakan. 

Risiko masuknya virus dari jari yang memegang rokok pun bukan tak mungkin terjadi. 

Pada kesempatan tersebut dr Vito mengungkap jika perokok aktif merupakan salah satu golongan yang memiliki risiko keparahan penyakit paling tinggi ketika terserang Covid-19.

"Pada asapnya itu ada sel-sel radang yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Sehingga saat terinfeksi virus dan penyakit-penyakit lain, lebih gampang terserang”, tambah dr Vito.

Menerapkan pola hidup sehat

Oleh sebab itu, meminimalisasi kebiasaan merokok dapat menjadi cara untuk hidup lebih sehat di masa pandemi. Selain itu, imbangi dengan pola hidup sehat. 

Melalui pola hidup ini, risiko terkena serangan jantung maupun penyakit jantung koroner, dapat dihindari hingga 80 persen. Kunci utamanya yakni dengan banyak bergerak.