Pebisnis Wajib Tahu, Ini 5 Perilaku Konsumen yang Berubah Akibat Pandemi Covid-19

By Presi, Minggu, 15 November 2020 | 21:30 WIB
(Ilustrasi Belanja Online) Pebisnis Wajib Tahu, Ini 5 Perilaku Konsumen yang Berubah Akibat Pandemi (istock)

NOVA.id - Selama masa pandemi covid-19, kita harus senantiasa melakukan 3M dan #ingatpesanibu untuk memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.

Disiplin 3M itu dilakukan agar kita tidak tertular covid-19.

Ya, pandemi covid-19 memang banyak mengubah kebiasaan-kebiasaan kita sehari-hari. Selain jadi terbiasa melakukan protokol kesehatan, pandemi covid-19 juga mempengaruhi tren perilaku masyarakat dalam berbelanja.

Baca Juga: Pentingnya 3 Teknologi Ini untuk Rintis Bisnis Online Shop UMKM

Survei yang dilakukan oleh DBS Group Research menunjukkan bahwa pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan tren perilaku konsumen di Indonesia serta bagaimana perusahaan-perusahaan di sektor konsumer beradaptasi akibat pandemi.

Survei perilaku konsumen ini bisa berguna bagi Sahabat NOVA yang memiliki usaha di tengah pandemi covid-19 ini.

Pasalnya, dengan melihat kecenderungan perilaku konsumen ini, Sahabat NOVA jadi bisa lebih spesifik dalam merencanakan atau mengembangkan bisnis yang hendak dijalani.

Baca Juga: Pebisnis Maya Miranda Ungkap 5 Kunci Rahasia Jadi Pengusaha Sukses

1. Kesehatan dan kebersihan adalah kekayaan

Ada kecenderungan besar terhadap persepsi konsumen tentang kesehatan dan kebersihan.

Sekitar 54 persen responden menunjukkan preferensi yang lebih tinggi untuk konsumsi vitamin dan suplemen pasca-covid-19, sementara hampir 9 dari 10 menunjukkan kebersihan pribadi mereka lebih tinggi karena adanya wabah COVID-19.

Produk-produk seperti itu laris manis, dan perilaku ini akan berlanjut paling tidak dalam waktu dekat.

Baca Juga: Ahli Mikrobiologi dan Imunologi Jelaskan 2 Fungsi Utama Masker saat Pandemi Covid-19

2. Makanan rumahan

Konsumsi makanan rumahan melonjak hingga 69 persen (vs. 42 persen sebelum COVID-19).

Hal itu terjadi karena masyarakat kini tinggal di rumah saja dan lebih peduli tentang makanan, terutama kebersihannya.

Pengiriman makanan online telah populer, terutama di kalangan generasi muda, didorong oleh popularitas aplikasi agregator makanan karena layanannya yang mudah dan cepat.

Baca Juga: Prof Wiku: PSBB Transisi, Protokol Kesehatan Tetap Wajib Diterapkan saat Beraktivitas

3. Rumah adalah tempat terbuka baru

Rumah sekarang menjadi tempat hiburan baru karena semakin banyak orang yang menikmati waktu dan ruang pribadi mereka di rumah.

Sekitar 84 persen responden ingin menghabiskan setidaknya setengah dari waktu kerja atau belajar mereka di rumah pasca-covid-19.

Sementara itu, 72 persen akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk keluar dan beraktivitas di luar rumah, dibandingkan sebelum pandemi.

Baca Juga: Rekomendasi Bisnis Kuliner yang Bikin Kita Produktif dan Untung Besar

4. Mempercepat adopsi e-commerce

Pergeseran belanja offline ke belanja online dipercepat karena cara ini memberi konsumen (yang tinggal di rumah) akses ke kebutuhan produk.

E-niaga sebagai cara yang disukai untuk berbelanja melonjak tajam menjadi 66 persen setelah adanya covid-19 (vs. 24 persen sebelumnya).

Sebaliknya, toko fisik (mal) cenderung menurun secara signifikan menjadi 24% pasca-covid-19 (vs. 73 persen sebelumnya).

Baca Juga: Trend Penjualannya Sedang Naik, Yuk Lihat Prospek Jual Sayur di Masa Pandemi

5. Grosir tradisional kehilangan pangsa pasar

Meningkatnya penggunaan aplikasi grosir online saat pandemi dipicu oleh terbatasnya akses ke produk segar di pasar basah selama PSBB dan kesadaran yang lebih tinggi tentang keamanan dan kebersihan.

Responden yang memilih aplikasi grosir online sebagai tempat pilihan mereka untuk berbelanja naik 7x menjadi 21% persen selama pandemi.

Hal itu menggantikan kunjungan ke pasar tradisional yang turun tajam menjadi 30 persen (vs. 52 persen sebelum pandemi).

Baca Juga: Hidup Tak Selalu Mulus Meski Berasal dari Keluarga Kaya Raya, Begini Cara Indra Priawan Bangkit dari Kegagalan Bisnis

Untuk diketahui, responden dalam survei yang dilakukan oleh DBS Group Research ini berasal dari seluruh wilayah di tanah air dengan kecenderungan yang besardi Jawa dan Jabodetabek, dan 13 persen berasal dari luar pulau Jawa.

Dalam hal profil usia, survei ini menjangkau berbagai kelompok usia yang terdiri dari 60 persen perempuan dan 40 persen laki-laki, di mana lebih dari 90 persennya merupakan usia bekerja.

Hasil survei yang dilakukan dari pertengahan Juni hingga awal Juli 2020 ini terangkum dalam akronim 3HATS, yaitu kesehatan, fokus pada rumah, masakan rumahan, percepatan e-commerce, dan berhenti membeli kebutuhan sehari-hari di toko tradisional.

Baca Juga: Disebut Belum Laku Terjual, Rumah Mewah Muzdalifah Justru Disulap Jadi Tempat Bisnis Ayam Geprek hingga Lele Goreng

 

 

Menjalankan bisnis di tengah pandemi tentu hal yang baik demi menyelamtakan keuangan keluarga.

Namun, kita juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, apalagi bila kita harus beraktivitas di luar rumah.

Kalau sampai abai, kita bisa membahayakan keluarga kita di rumah.

Baca Juga: Pentingnya Jaga Imunitas Tubuh selama Pandemi Covid-19 dengan Rajin Minum Air Putih

Jadi, #IngatPesanIbu dan terapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun, ya!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)