Prof Wiku: Pengujian Vaksin Covid-19 Bertahap, Mengutamakan Keamanan dan Efektivitas

By Nana Triana, Senin, 16 November 2020 | 19:35 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito (Dok. Covid-19.go.id)

NOVA.id - Juru bicara satgas penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan, masyarakat harus selalu menerapkan protokol kesehatan sambil bersabar menunggu hadirnya vaksin Covid-19.

Pasalnya vaksin Covid-19 dibuat dengan berlandaskan pada prinsip utama yakni aman dan efektif. Sehingga membutuhkan waktu karena harus melewati beberapa tahapan mulai dari pengujian klinis hingga tahap persetujuan. Hal ini dilakukan demi memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat yang akan menerima vaksin.

Para ilmuwan juga menemukan strain virus yang baru dan belum diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, vaksin akan tergantung karakteristik virus.

"Prinsip utama produksi vaksin sesuai arahan Presiden Joko Widodo, di antaranya memastikan memastikan pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi betul-betul aman dan efektif melalui dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah berdasarkan data sains dan standar kesehatan," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, dikutip dari pemberitaan di laman Covid.go.id (12/11/2020). 

Baca Juga: Tips Menjalankan Isolasi Mandiri di Rumah dengan Ruang Terbatas

Wiku juga menambahkan, bahwa pengembangan vaksin harus melalui beberapa tahap.  Dimulai dari tahapan eksplorasi, tahapan pra klinis, pengembangan klinis fase 1 uji coba kepada sekelompok kecil orang.

Selanjutnya memasuki fase 2, vaksin akan diujicobakan pada karakteristik masyarakat tertentu misalnya dari segi umur dan kondisi kesehatan sesuai sasaran vaksin.

Pengembangan klinis fase 3 diujicobakan kepada orang dengan jumlah banyak demi menjamin efektivitas dan keamanan.

Setelah selesai uji klinis fase 3, tahapan selanjutnya yakni review dan proses persetujuan. Kemudian, tahapan dilanjutkan dengan manufaktur atau produksi secara massal. Terakhir, baru lah kontrol kualitas atau evaluasi.

Baca Juga: Mengenal Sosok Sri Rezeki Hadinegoro, Pejuang Vaksin di Tengah Pandemi Covid-19

Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) sebagai regulator obat nasional memiliki kewenangan yang akan mengawal produksi obat maupun vaksin baik di dalam negeri dan dari luar negeri.

"Di masa kedaruratan kesehatan masyarakat seperti saat ini, peran Badan POM sangat strategis untuk menjaga serta mengakselerasi proses pengembangan vaksin sampai pada tahap evaluasi, registrasi dan pengawasan dengan tetap mengawasi bermutu, aman dan efektif," jelas Wiku.

Menurut peraturan Badan POM No. 27 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, bahwa emergency use authentication (EUA) dapat diberikan untuk vaksin Covid-19 dengan syarat digunakan dan didistribusikan secara terbatas dengan peninjauan rutin terus menerus. 

Pemerintah siapkan dua skema vaksinasi

Wiku juga menjelaskan bahwa, pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi. Kedepannya pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi bersubsidi dan mandiri.  

Baca Juga: Uji Coba Masih Berlangsung, Vaksin Covid-19 di Indonesia akan Dibagi Berdasarkan Prioritas

“Pemerintah akan mempersiapkan dengan cermat aturan dan kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri, sehingga harga terjangkau dan dapat diakses masyarakat secara luas,” ujar Wiku.

Dia menambahkan, pemerintah akan menginformasikan secara komprehensif kepada publik, mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi untuk meminimalisir disinformasi dan penyebaran berita hoaks.

Dengan melibatkan kerjasama lintas sektor seperti organisasi keagamaan untuk mengawal produksi vaksin khususnya terkait isu kehalalan vaksin. 

“Pemerintah juga akan mempersiapkan lini masa pelaksanaan vaksinasi dengan memperhatikan infrastruktur pendukung, jalur distribusi dan interval pemberian vaksin yang akan digunakan per wilayah,” ungkap Wiku dalam keterangan pers.

Baca Juga: Overthinking Selama Pandemi Covid-19? Begini Cara Mengatasinya

Selanjutnya, pemerintah juga akan melakukan pelatihan dan simulasi kepada tenaga kesehatan, tenaga keamanan, dan relawan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi. 

"Kami himbau, di samping vaksin, adaptasi perilaku bersih dan sehat seperti menerapkan protokol kesehatan yang diikuti olahraga yang cukup, makan makanan bergizi secara seimbang, serta tidak lupa menjaga kesehatan mental dengan meminimalisir sumber stress dengan cara beribadah," pesan Wiku.