NOVA.id - Tepat tanggal 22 Desember 2018 silam, industri musik Tanah Air harus menerima kenyataan pahit jika salah satu grup band legendarisnya dipaksa berpisah karena keadaan.
Ya, pada tanggal tersebut tiga dari empat personel Seventeen, dinyatakan meninggal dalam musibah tsunami Banten.
Mereka adalah Bani Seventeen (Bass), Andi Seventeen (drummer), dan Herman Seventeen (gitar), yang turut menjadi korban bencana alam tersebut.
Baca Juga: Film Kemarin Siap Tayang di Bioskop Setelah Tertunda Pandemi Covid-19, Tangis Ifan Seventeen Pecah
Tak ada yang menyangka, hari itu adalah hari terakhir mereka manggung bersama ketika menggelar konser di tepi pantai Tanjung Lesung, Banten.
Bahkan, Ifan Seventeen, satu-satunya personel yang selamat dari musibah itu juga masih tak percaya.
Betapa tidak, bukan hanya para sahabatnya, di hari yang sama ia juga kehilangan istri tercinta, Dylan Sahara, yang juga meninggal saat tsunami menerjang.
Kalut, kelam, kusut, tak ada arah dan tujuan.
Semua itu tergambar jelas dalam film dokumenter bertajuk Kemarin yang rilis hari ini Kamis (03/12) di bioskop.
Dalam film berdurasi 1 jam 55 menit itu, vokalis Seventeen ini menjadi narator untuk menyampaikan kisah perjalanan mereka.
Bahkan, beberapa kali Ifan tak kuasa menahan tangisnya ketika berkisah mengenai sahabat-sahabatnya.
"Film Kemarin ini bukan hanya bercerita tentang musibah tsunami di Tanjung Lesung saja, tetapi juga persahabatan kami, keluarga, dan tentang kehilangan," jelas Ifan Seventeen beberapa waktu lalu.
Film garapan Upie Guava ini memang tak hanya menceritakan kisah duka, namun juga memperlihatkan bagaimana jatuh bangun Seventeen dalam meniti karier.
Memperlihatkan persahabatan yang saling menjaga dan membantu satu sama lain lewat potongan footage yang diambil dari 55 jam rekaman yang diabadikan Seventeen.
Hingga memperlihatkan bagaimana kuatnya mereka saat harus kehilangan.
Secara garis besar, ada 3 fase yang dipertontonkan dalam film ini, yakni awal pembentukan Seventeen 1999 silam, pergantian personel, hingga bagaimana Seventeen menghadapi ketenaran.
Lantas, penonton digiring untuk menyaksikan kembali musibah pilu detik-detik para personel disapu tsunami yang digambarkan ulang.
Ifan juga turut berlaga di dalamnya, sambil melawan rasa trauma, ia kembali memeragakan saat dirinya terapung di tengah lautan.
Saat menonton ulang adegan tersebut dengan awak media, Ifan terlihat beberapa kali menyeka ujung matanya.
Ia tak kuasa menahan segala rasa sedih dan rasa kehilangan yang masih terasa, walau sudah 2 tahun berlalu.
Baca Juga: Akui Rindu dan Masih Tidur Bareng Sang Istri, Ifan Seventeen: Sering Aku Ciumin
"Ini film penting buat saya, semoga menjadi berkah buat semua," jelasnya.
Tak hanya itu, berkaca pada kejadian lampau, Ifan juga mengingatkan kita untuk terus perhatian dan menyayangi orang yang kita sayang sebelum kehilangan.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)