2 Jenis Vaksin Ini Diklaim Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui

By Widyastuti, Senin, 5 April 2021 | 05:30 WIB
Ilustrasi - 2 Jenis Vaksin Ini Diklaim Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui (dok.iStock)

NOVA.id - Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memberikan vaksin untuk masyarakat Indonesia.

Demi meredam tingkat angka positif covid-19, vaksinasi mulai diberlakukan bagi sejumlah golongan penerima prioritas.

Namun, ada kabar gembira, kini ada dua vaksin yang diklaim aman untuk ibu hamil dan menyusui, apa ya?

Baca Juga: Jangan Pernah Langsung Tidur Saat Habis Berhubungan Intim, Masalah Ini Bisa Mengancam Kesehatan

Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna diklaim aman untuk ibu hamil dan menyusui. Temuan itu berdasarkan studi American Journal of Obstetrics and Gynecology, yang menemukan seorang ibu dapat menularkan antibodi ke bayinya.

Melansir CNN, peneliti di Massachusetts General Hospital, Brigham and Women's Hospital and the Ragon Institute of MGH, MIT dan Harvard telah melakukan penelitian terkait ini.

Mereka mengamati 131 perempuan yang menerima vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau Moderna.

 

Dari jumlah itu, sebanyak 84 orang adalah ibu hamil, 31 ibu menyusui dan 16 perempuan tidak hamil. Sampel dikumpulkan antara 17 Desember 2020 dan 2 Maret 2021.

Baca Juga: Usir Noda Hitam di Wajah dengan Bahan Alami yang Ada di Rumah yuk!

Hasilnya, tingkat antibodi yang diinduksi vaksin Covid-19 ini setara pada perempuan hamil dan menyusui, dibandingkan dengan perempuan tidak hamil.

Dengan kata lain, ibu hamil dan menyusui memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi, dibandingkan perempuan tidak hamil yang telah divaksin Pfizer maupun Moderna.

"Vaksin ini (Pfizer dan Moderna) tampaknya bekerja sangat efektif pada wanita-wanita ini," kata salah satu peneliti, Galit Alter yang juga profesor kedokteran di Ragon Institute.

Baca Juga: Demi Sambung Hidup, Pinkan Mambo Sampai Menjual Perabot Bekas yang Ada di Rumahnya

Tim peneliti juga menemukan, wanita hamil yang divaksin Covid-19 Pfizer Moderna, menurunkan antibodi pelindung ke bayi yang baru lahir.

Adapun antibodi dari vaksin yang berbasis mRNA itu diamati dan diukur dari ASI (air susu ibu) dan plasenta.

 

"Hampir semua ibu mendapatkan tingkat antibodi yang cukup untuk bayi mereka," kata Alter.

Guna melacak reaksi vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan pada peserta studi ini, peneliti memasang alat V-safe dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Alter mengatakan, tidak ditemukan bukti efek samping yang banyak atau efek samping yang intens yang dialami wanita hamil dan menyusui, dibandingkan pada populasi umum yang menerima vaksin yang sama.

Baca Juga: Puding Melon Buah, Sajian Ringan untuk Rekomendasi Takjil di Bulan Puasa

Dalam studi ini, Alter mengatakan, mereka menemukan tingkat antibodi IgA yang lebih tinggi pada ibu hamil yang menerima vaksin Moderna. Kemudian, jenis antibodi khusus ini dapat ditransfer lebih efisien ke bayi, untuk jangka waktu yang lebih lama.

"Ada beberapa alasan untuk berpikir bahwa memiliki tingkat kekebalan IgA yang lebih tinggi mungkin lebih melindungi," kata Alter.

Alter menegaskan, diperlukan penelitian tambahan dalam temuan ini dapat membantu menginformasikan kebijakan tentang vaksin Covid-19 untuk ibu hamil.

 

Penelitian terbaru sendiri telah menemukan vaksin mRNA memperoleh antibodi pada ibu hamil yang dapat ditransferkan ke bayinya. Hingga saat ini, penelitian ini adalah studi terbesar terkait vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil.

Baca Juga: Puding Melon Buah, Sajian Ringan untuk Rekomendasi Takjil di Bulan Puasa

Seperti diketahui, wanita hamil dan menyusui tidak dimasukkan dalam uji klinis awal vaksin. Oleh sebab itu, tidak ada cukup data yang dapat membantu menginformasikan keputusan vaksinasi Covid-19 terhadap ibu hamil.

Meski demikian, para peneliti, ibu baru, calon ibu, dan petugas kesehatan mulai melangkah mengisi kekosongan tersebut. "MGH dan Brigham mulai berbicara dengan petugas perawatan kesehatan yang memenuhi syarat untuk vaksinasi, yang juga hamil, dan mereka membuat studi untuk memberdayakan wanita hamil dengan kemampuan melacak respons mereka," tutur Alter.

Kelompok ini juga mengembangkan data yang pada dasarnya dapat membantu seluruh dunia melakukan vaksinasi pada kehamilan dengan cara kolektif ini. "Itu benar-benar hanya kekuatan yang harus diperhitungkan, baik dari perspektif OB-GYN / provider, tetapi juga dari komunitas. Itu sangat menginspirasi," papar Alter.

Baca Juga: Seolah Bantah Isu Cerai, Melaney Ricardo Pamer Kemesraan dengan Tyson Lynch

 

Menurut CDC, ibu hamil dengan Covid-19 berada pada tingkat risiko yang tinggi untuk mengalami sakit parah akibat infeksi virus corona.

Risiko tersebut dapat menyebabkan hal yang merugikan, seperti kelahiran prematur. CDC berharap untuk dapat mempelajari keamanan vaksin pada sekitar 13.000 orang hamil yang akan diujikan dengan tiga jenis vaksin Covid-19 resmi.

Nantinya, akan digunakan daftar kehamilan khusus V-safe, yang telah mendaftarkan sekitar 3.612 wanita hamil pada 22 Maret. "Ini kebutuhan mendesak, karena kami tidak hanya melindungi satu orang dalam upaya vaksinasi Covid-19 ini, kami melindungi dua orang pada saat yang sama (ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan," tukas Alter. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Pfizer dan Moderna Diklaim Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui"