“Ada perasaaan lebih dari sekadar uang, rasa puas yang tak terhingga. Jadi uang tidak lagi menjadi tujuan akhir, tapi sebagai alat agar dapat menciptakan dampak sosial yang lebih besar,” ujarnya.
Secara teori, Peter sudah membuktikan rekomendasi sebuah riset, bahwa bisnis yang memiliki tujuan baik akan lebih mudah mendapatkan customer.
Termasuk hasil riset lain yang menyatakan bahwa karyawan pada perusahaan yang memliki dampak social baik, akan lebih bersemangat dan memiliki motivasi lebih tinggi dalam berkarya.
Karena itu, perusahaan berkarakter sociopreneurship biasanya lebih mudah mendapatkan karyawan terbaik.
Baca Juga: UMKM Kuliner Banyak Alami Kenaikan Omzet Setelah Menggunakan Jasa Ojol
Dengan dukungan customer serta karyawan secara internal, biasanya perusahaan dengan karakter tersebut bisa berputar lebih cepat dibanding kompetitornya.
“Karena itu, kalau mau bisnis, buatlah bisnis yang bertujuan untuk memberikan dampak positif kepada banyak orang,” tegasnya diamini Nadia.
Menceritakan pilihannya untuk membantu keberadaan warung-warung makan tradisional yang begitu akrab dengan keseharian masyarakat kebanyakan, Peter berpendapat warteg dan sejenisnya, harus diakui, punya peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia di sektor mikro.
Dengan prinsip teknologi hadir untuk membantu memudahkan dan mengefisieankan pekerjaan manusia, Wahyoo saat ini terbukti berhasil merangkul lebih dari 16 ribu warung makan di kawasan Jabodetabek.
Baca Juga: Tips agar Sociopreneurship Semakin Berkembang dengan Mengelola Relawan