Endometriosis Ternyata Dapat Ganggu Kesuburan, Bisakah Disembuhkan?

By Alsabrina, Minggu, 2 Mei 2021 | 15:04 WIB
(Ilustrasi) Cara penanganan endometriosis (iStockphoto)

NOVA.id - Perempuan seringkali merasa nyeri saat periode menstruasi datang.

Tentu, hal ini membuat kita tak nyaman. Namun, lebih dari itu, ada sebagian perempuan yang merasakan nyeri yang sangat menyiksa.

Sebenarnya, nyeri haid merupakan hal normal ketika kita sudah memasuki periode menstruasi.

Baca Juga: Nyeri Haid Bisa Disebabkan Endometriosis, Ini Gejala dan Tahapannya

Nyeri haid adalah nyeri atau kram di area perut yang dialami pada saat menjelang atau selama haid.

Sebagian besar nyeri haid disebabkan oleh otot-otot rahim yang berkontraksi.

Nyeri haid dikatakan tidak normal apabila nyeri haid bertambah berat kemudian menyebabkan seorang perempuan tidak dapat beraktivitas normal, atau nyeri tidak membaik bahkan setelah seorang perempuan mengonsumsi obat nyeri.

Baca Juga: Imel Putri Cahyati Sakit Endometriosis, Kenali Gejala dan Ciri-Cirinya

Nyeri haid yang tidak normal ini sering disebabkan oleh endometriosis.

Endometriosis adalah jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim juga tumbuh di luar rahim.

Kondisi ini dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, dan dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul.

Baca Juga: 3 Penyakit yang Paling Sering Menyerang Miss V, Bisa Ganggu Kesuburan!

Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup.

Endometriosis dapat menjadi penyebab gangguan kesuburan. Kelainan anatomi dan perlekatan yang disebabkan karena endometriosis (terutama pada kasus sedang hingga berat) mengurangi peluang terjadinya kehamilan alami.

Hal ini disebabkan karena ada lebih banyak perlekatan pada ovarium yang dapat mengganggu pelepasan sel telur, sehingga sel telur tidak dapat mencapai saluran telur (tuba).

Baca Juga: 5 Hal Ini Membuat Menstruasi Kita Menjadi Semakin Buruk, Mulai dari Kopi hingga Kondisi Tubuh

Sedangkan bagi perempuan dengan endometriosis minimal, peluang terjadinya kehamilan secara alami masih cukup tinggi, apalagi jika didukung kondisi sperma suami yang sehat dan normal.

Endometriosis memang tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh, hanya dapat ditangani sesuai dengan tahapannya.

Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, penyesuaian gaya hidup, ataupun tindakan pembedahan pada kasus yang sudah berat.

Baca Juga: Cara Mengatasi Nyeri Haid agar Tetap Bisa Aktivitas Seperti Biasa

Penyesuain gaya hidup dapat dimulai dari pemilihan asupan makanan yang tepat.

Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis, seperti: makanan olahan, produk olahan dari sapi (dairy product), makanan yang mengandung gluten dan kedelai.

Penderita endometriosis juga disarankan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta mengurangi asupan kafein.

Baca Juga: 4 Ciri Haid Tidak Normal yang Wajib Kita Cermati, Coba Cek Sekarang!

Perempuan dengan endometriosis disarankan memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, konsumsi makanan yang kaya omega 3 seperti ikan kembung, ikan salmon, dan makanan yang mengandung magnesium yang tinggi, seperti alpukat, pisang, dan sayuran hijau.

Penanganan dengan tindakan bedah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

Baca Juga: Nyeri Haid Ganggu Aktivitas? Redakan dengan Minuman Hangat Ini yuk!

a. Bedah ablasi, ‘membakar’ permukaan endometriosis menggunakan laser panas.

Namun, karena hanya di permukaan dan meninggalkan akarnya, maka jaringan endometrium sangat mungkin dapat muncul kembali, selain itu memiliki risiko lebih tinggi untuk merusak jaringan yang dibakar.

Meski demikian tindakan ini membutuhkan waktu pemulihan yang cukup singkat, banyak dokter yang dapat melakukan tindakan ini.

Baca Juga: Awas! Minum Kopi Saat Menstruasi Bisa Sebabkan Efek Samping Ini

b. Bedah eksisi, ‘menyekop’ jaringan endometrium sampai ke akarnya.

Tindakan bedah ini dilakukan dengan alat bedah seperti laser dengan metode laparoskopi.

Jaringan endometrium yang diangkat dapat diperiksa patologisnya di laboratorium. Namun demikian tindakan ini membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dan tidak semua dokter dapat melakukan tindakan ini.

Baca Juga: Waspada jika Alami 5 Hal Ini Pertanda Kamu Alergi Pembalut!

Dari kedua teknik tindakan bedah tersebut, teknik eksisi dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki angka kekambuhan yang lebih rendah.

Walaupun demikian, meskipun sudah dilakukan pembedahan, endometriosis masih dapat kambuh kembali. Maka itu, perempuan dengan endometriosis harus rutin berkonsultasi ke dokter.

Pemberian terapi pengobatan hormonal jangka panjang dapat mengurangi kekambuhan setelah tindakan pembedahan.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Lancar? Yuk Coba Atasi dengan Bahan-Bahan Alami Ini

 

 

Di sisi lain, tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis harus dihindari, karena setiap kali operasi endometriosis (terutama untuk kasus kista) menimbulkan penurunan cadangan ovarium.

Karenanya, keputusan untuk melakukan operasi pada endometriosis harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat dilakukan operasi.

Penanganan endometriosis membutuhkan perencanaan jangka panjang, yang mempertimbangkan fungsi reproduksi (rencana hamil).

Baca Juga: Cara Mudah Hilangkan Noda Darah Haid di Seprai, Gunakan 4 Bahan Ini

Endometriosis memang tidak dapat disembuhkan, karena selalu ada risiko terjadinya kekambuhan.

Namun, deteksi dan diagnosis secara dini sangat penting, untuk memudahkan penanganan dan mencegah endometriosis berkembang ke organ lain di dalam tubuh.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)