Minat Investasi Masyarakat Tinggi Tapi Tak Dibarengi Literasi yang Cukup? Apa yang Terjadi?

By Dinni Kamilani, Senin, 17 Mei 2021 | 14:03 WIB
Ilustrasi (Istock )

 

Lebih lanjut, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto dalam sebuah forum “9 Tahun Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Menjaga Inklusi Keuangan Indonesia” akhir 2020 lalu menyampaikan bahwa persentase literasi keuangan masih dipimpin oleh perbankan sebesar 36,12%, dilanjutkan oleh asuransi 19,40%, dana pensiun 14,13%, dan pasar modal 4,92%.

Tingkat literasi keuangan faktanya sangat memengaruhi keinginan dan kesiapan seseorang dalam berinvestasi.

Sebuah lembaga riset pemasaran Inside ID pada tahun 2018 menemukan bahwa emas masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat karena belum terlalu paham instrumen investasi lainnya.

Baca Juga: Mau Investasi Emas Online? Kenali Keuntungan dan Kerugiannya di Sini

Kepemilikan produk investasi disusul oleh deposito (37%), properti (30%), reksa dana (22%), dan saham (17%).

Di sisi lain, riset tahunan Bank DBS Indonesia di tahun 2020 menemukan beberapa parameter utama yang dibutuhkan oleh nasabah prioritas guna membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

Termasuk kebutuhan mendapatkan wawasan yang lebih baik, memberikan solusi digital inovatif serta layanan yang proaktif dan personal.

investasi

Baca Juga: Begini Cara Investasi Emas Online di Tokopedia, Simak Langkahnya